Seperti yang Rion katakan, saat ini Freya sudah memulai home schooling nya, dengan seorang guru laki-laki bernama pak Riky, yang berumur 39 tahun.
"Silahkan kamu kerjakan soal ini, jika sudah saya akan memeriksanya." Ucap pak Riky dengan menyerahkan buku paket kepada Freya.
"Baik pak." Sahut Freya dengan mengambil buku tersebut, lalu mulai mengisi jawaban setelah membaca soal nya.
Beberapa menit kemudian, Freya sudah menyelesaikan 5 soal di buku paket tersebut. Namun tiba-tiba, dia merasakan sesuatu di kakinya, seperti ada yang mengelus-elus punggung kakinya. Mencoba untuk menjauhkan kakinya, kini Freya di buat terkejut. Saat guru nya itu menumpukan tangannya di meja, dan menatap Freya dengan intensis. Freya hanya tersenyum canggung, dan mencoba untuk memundurkan wajahnya.
"Apaan sih pak Riky, bikin jantungan aja." Guma Freya dalam hati, mencoba untuk fokus kembali, dia pun melanjutkan menulis jawabannya.
"Boleh saya meminjam toilet??" Tanya pak Riky tiba-tiba, dengan menjauhkan wajahnya.
"Boleh pak, bapak tinggal lurus aja dari sini, terus belok kiri. Nanti ada mbak Laras, bapak minta dia buat nunjukin toiletnya." Jawab Freya dengan sesopan mungkin.
"Baik, saya permisi." Balas pak Riky dengan tersenyum aneh, dan pergi dari sana.
Dengan secepat kilat, Freya mengambil ponsel nya. Dan mengirim pesan kepada Rion untuk segera pulang, agak ngeri jika dia harus berduaan dengan pak Riky tanpa sang suami, apalagi Silla juga tidak ada di rumah. Karena dia menginap di rumah ibu mertua mereka, untuk mengurusi sesuatu yang tidak Freya ketahui.
Drettttt
Dretttt...
'Mas Rion 💗, is calling.'
"Hallo mas." Sapa Freya setengah berbisik.
"Hallo, kenapa sayang? Ko kamu nyuruh mas pulang? Emang ada apa?" Tanya Rion dari sebrang sana, tidak biasanya Freya menyuruh nya pulang cepat.
"Mas, ko yang ngajarin aku guru cwo sih? Kan aku udah bilang, aku maunya guru cwe, tapi yang umurnya lebih tua dari kamu." Sahut Freya dengan nada yang masih sama.
"Loh? Mas emang minta buat guru perempuan, untuk ngajar kamu. Emang yang datang guru laki-laki?" Tanya Rion heran, bukannya dia bilang kepada sekretarisnya untuk mendatangkan guru perempuan.
"Iya mas, yang datang guru laki-laki, namanya pak Riky." Ucap Freya dengan melihat ke arah pintu, memastikan jika pak Riky belum kembali.
"Mas aku gak mau tau, pokonya kamu pulang." Tegas Freya.
"..." Tidak ada jawaban sama sekali dari Rion.
"Mas!! Hallo!!" Ucap Freya kembali.
"Kamu cepet lari dari rumah." Perintah Rion.
"Hah?" Beo Freya tidak mengerti, lari dari rumah? Emang ada apa?
"Freya, mas bilang cepet lari dari rumah." Tegas Rion balik.
"Iya, tapi ad- ehh..." Ucapan Freya terpotong saat seseorang mengambil ponsel nya.
"Sudah menelponnya?" Tanya orang itu dengan menyeringai.
"Kembaliin ponsel saya." Pinta Freya dengan mencoba mengambil ponselnya.
"Freya cepet lari." Perintah Rion dari sebrang sana, setelah melihat seringai yang di berikan Riky, dengan cepat Freya berbalik arah untuk lari, tapi sayang, dengan gesit nya pak Riky menahan Freya, dengan menarik tangan kanan wanita itu.
"Ingin lari kemana sayang?" Tanya pak Riky Dengan menarik Freya kedalam pelukannya.
"Lepasin." Ucap Freya dengan memberontak.
"Tidak semudah itu." Sahut Riky.
"Bapak- ahh.."
LANJUT PART 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua CEO (End)
CasualeHanya untuk melunasi hutang kedua orang tuanya, Freya rela untuk menjadi simpanan dari seorang CEO, dan berakhir dirinya menjadi istri kedua. ••• "nak, kamu dapat uang sebanyak ini dari mana?" "Ayah gak perlu tau, yang terpenting sekarang hutang ib...