Chptr 17

4.1K 101 4
                                    

Rumah sakit.



Saat ini Rion dan Freya sedang berada di rumah sakit, tempat dimana Silla dirawat. Hanya mereka berdua karena ibunya Rion masih dalam perjalanan, sedangkan orang tua Silla berada di luar negeri.

"Kamu ngantuk?" Tanya Rion saat Freya menyandarkan kepalanya di pundak kirinya.

"Dikit." Jawab Freya dengan menguap, dengan refleks Rion pun menutup mulut mungil yang sedang terbuka lebar itu, dengan tangannya.

"Mau pulang aja?" Tanya Rion, sedari tadi Freya terlihat tidak nyaman saat tiba di rumah sakit.

"Kasihan si tepos gak ada yang jagain." Mendengar jawaban dari Freya sontak membuat Rion tertawa pelan.

"Bentar lagi ma-"


Drett



Drettt.



"Siapa?" Tanya Freya saat ponsel Rion bergetar.

"Mama." Jawab Rion sambil mengangkat panggilan dari ibunya.

"Hallo ma." Sapa Rion saat panggilannya terhubung.

"Rion, kayanya mama gak bisa ke sana, soalnya papa kamu mendadak ada kerjaan di luar kota, tadi kita udah menuju ke sana, tapi putar balik lagi."  Sahut Asya dari sana.

"Ouh yaudah ma, gakpapa ko." Balas Rion.

"Silla gak terluka parah kan nak?" Tanya Asya, bagaimanapun juga Silla adalah menantunya, ya meskipun dia tidak menyukai perempuan itu.

"Dokter bilang tangan kanan sama kaki kiri dia ada keretakan, dan beberapa luka lainnya, lumayan parah sih ma." Jawab Rion santai, dengan tangan kiri yang mengelus rambut Freya.

"Ya Allah, gimana bisa dia sampe kecelakaan gitu sih? Kamu udah hubungin mertua kamu?" Tanya Asya kembali dengan nada yang sedikit khawatir.

"Belum ma, mama tau sendiri kan kalo mami sama papinya Silla susah buat di hubungin? Paling mentok nanti kalo Rion hubungin mereka, mereka bakal transfer uang doang." Balas Rion, ya orang tua Silla sangat gila kerja. Jika anak mereka kenapa-napa, tanpa basa-basi mereka akan mentransfer uang saja, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Orang tua yang aneh kan?

"Iya juga sih, yaudah kamu jagain aja dulu Silla nya, kalo nggak kamu suruh pelayan kamu buat nginep di rumah sakit." Perintah Asya.

"Iya ma." Jawab Rion, merekapun kembali melanjutkan obrolannya. Sampai papa Rion memanggil Asya untuk segera bersiap karena mereka akan pergi ke luar kota.


•••

Kediaman Rion.

"Mas, ayo bangun." Ucap Freya dengan menggoyangkan tangan Rion.

Ya, setelah Asya memutuskan telponnya, Rion pulang bersama Freya. Bahkan Freya sampai tertidur di mobil, tenang saja Rion sudah menyuruh 5 pelayan dan 4 bodyguard sekaligus untuk menjaga Silla di rumah sakit.

"Eugh... Sepuluh menit lagi." Guma Rion dengan memunggungi Freya.

"Ishh... Ayo bangun, tadi dokter bilang Silla udah sadar, dan dia nanyain kamu." Kata Freya dengan terus menggoyangkan tangan Rion.

"Iya iya, sepuluh menit lagi, mas masih ngantuk." Ucap Rion dengan mengambil ponselnya guna melihat jam.

"Baru jam tujuh sepuluh menit, Jam delapan kita ke sana." Lanjut Rion, sementara Freya hanya menghela nafas kasar, lalu dengan langkah yang lebar dia berjalan ke arah pintu kamar dan...

Bruk!!

Bunyi pintu yang di tutup itu terdengar amat nyaring, sehingga membuat Rion terkejut.

"Astaghfirullah, untung sabar." Guma Rion dengan mengelus dadanya pelan.

•••

"Nyebelin banget sih, gue kan pengen liat keadaannya si tepos, penasaran aja gitu gimana sama kondisi dia." Gerutu Freya dengan menuruni anak tangga.

"Mbak, mbak Laras!!!" Panggil Freya kepada salah satu art di rumah Rion.

"Iya non? Non butuh sesuatu?" Tanya Laras dengan menunduk hormat.

"Saya minta tolong, tolong buatin teh anget buat mas Rion, taruh aja di meja makan, kalo mas Rion nanyain saya, bilang aja lagi di kolam ikan." Ucap Freya dan diangguki oleh Laras.

" Baik non, ada lagi non?" Tanya Laras kembali.

"Emm... Gak ada, nanti kalo ada saya panggil lagi." Kata Freya dengan tersenyum, lalu pamit untuk pergi.

••••

"Mbak, Freya kemana?" Tanya Rion saat tiba di dapur.

"Non Freya katanya lagi dikolam ikan tuan." Jawab Laras dengan sopan.

Menganggukkan kepalanya pelan, Rion meminum teh yang sudah disiapkan untuknya, setelah itu dia pergi ke taman belakang tempat dimana kolam itu berada.

Sebenarnya kolam ikan itu baru saja di buat beberapa Minggu yang lalu, alasan Rion membuat kolam itu karena Freya sangat menyukai ikan, jadi sebab itulah Rion membuat kolam ikan itu, khusus untuk Freya.

"Sayang." Panggil Rion.

Tidak ada jawaban dari Freya, gadis itu sibuk dengan ikannya.

"Freya." Panggil Rion kembali dengan nada yang sedikit di tekan.

"Hm." Dehem Freya tanpa menoleh ke belakang.

"Freya, mas gak suka di cuekin." Ucapan Rion pun sontak membuat Freya membalikan badannya, dengan tersenyum paksa Freya berjalan menghampiri Rion.

"Ada apa mas Rion calon suami Freya yang tampan." Ucap Freya dengan menahan tawanya.

Mendengar itupun Rion terkekeh pelan, dia senang dan geli secara bersamaan.

"Kata kamu Silla udah sadar, kamu mau ikut gak kerumah sakitnya?" Tanya Rion dengan menyelipkan anak rambut Freya yang menutupi mata Freya.

"Mau, tapi aku ganti baju dulu." Jawab Freya.

"Sekalian mandi lagi." Sahut Rion lalu menggendong Freya.

"Aku udah mandi." Berontak Freya.

"Mandi lagi, kamu bau ikan, nanti mas yang mandiin kamu." Ucap Rion.

Dengan pasrah Freya pun akhirnya menyerah, dan mandi bersama dengan Rion, dan kalian tau, Rion memandikan Freya layaknya seorang ayah yang memandikan anak nya, Namum bedanya Rion sedikit bermain-main dengan mainan yang dia punya di tubuh freya.
















HAI

KARENA PART YANG KEMARIN KATANYA TERLALU SINGKAT, JADI ANGGAP AJA INI BONUS, HAMPIR MAU 1000 KATA. MAAF YA BUAT JUDUL PART NYA RAIN NAMAIN "Chptr 17" KARENA JUJURLY RAIN BINGUNG MAU DIKASIH NAMA APA🙂


JUJUR CAPE NGETIK, BUT...

PLIS TINGGALIN JEJAK DENGAN CARA DI VOTE CERITANYA:)

DI VOTE OKEY??


20 vote??


BTW NEXT LAGI GAK??


JANGAN LUPA TANDAI TYPO.


JANGAN LUPA JUGA FOLLOW AKUN RAIN, WAJIB!!!!!



SEE YOU GUYS.

Istri Kedua CEO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang