Setelah selesai mengganti pakaian, Rion menggendong Freya untuk di baringkan di ranjang mereka.
Tok
Tok.
Bunyi ketukan itu mengalihkan padangan mereka, Rion pun dengan segera berjalan untuk membuka pintu kamar mereka. Saat pintu terbuka, di sana Rion melihat ibunya, Silla dan dokter Vina.
"Ayo, masuk." Ucap Rion mempersilahkan Meraka ber tiga untuk masuk.
Setalah itu, ke tiga perempuan itu pun masuk ke dalam kamar Rion, hal yang pertama mereka lihat adalah Freya yang tengah berbaring dengan pandangan kosong, seolah terdapat kehampaan dari tatapan nya.
"Freya." Panggil asya dengan mendudukkan dirinya di sebelah kiri Freya.
"Hm." Guma Freya dengan mengalihkan pandangannya ke arah asya.
"Jangan ngelamun." Ingat asya dengan mengelus Surai panjang Freya.
"Ini madu kamu?" Tanya Vina dengan berbisik kepada Silla.
"Iya tan." Jawab Silla dengan berbisik.
"Cih, jalang." Guma Vina dengan menatap sinis ke arah Freya.
*Jika kalian ingin tahu, Vina adalah Tante dari Silla. Silla lebih dekat dengan Vina dibandingkan dengan ibunya, setiap ada masalah, Silla selalu menceritakan nya kepada Vina, seperti saat awal pertama Rion membawa Freya ke rumah, dan berakhir dirinya dimadu.
"Vina, tolong kamu periksa Freya. Saya takut dia kenapa-napa." Perintah asya kepada Vina, dan dengan ogah-ogahan pun Vina menganggukkan kepalanya dan mulai memeriksa Freya.
"Awssss..." Ringis Freya saat Vina menyentuh kakinya yang mulai sedikit membengkak.
"Hati-hati." Sahut Rion dengan khawatir.
"Ck... Saya bahkan baru menyentuh kaki kamu, bukan memotongnya, masa sakit sih." Ucap Vina dengan sinis keada Freya.
"Tap-"
"Jaga omongan anda, tolong bersikap sopan kepada istri saya." Belum sempat Freya berbicara, Rion terlebih dulu membalas ucapan yang kurang mengenakkan itu.
"Lalu dia? Dia juga istri kamu Rion." Ucap Vina kembali dengan menunjuk Silla.
"Dasar perempuan murahan, perebut suami orang."
Krek..
"AKKKKHHHH..!!" Teriak Freya saat Vina memutar pergelangan kakinya.
"VINA!!!" Sentak Rion.
"Vina, apa-apaan kamu hah?!" Bentak asya, apa yang perempuan itu lakukan kepada menantunya.
"Akkhhhh.. sakit mas, kaki aku sakit." Ucap Freya dengan menangis, sungguh kakinya sangat sakit.
Plak!
Bunyi tamparan itu terdengar nyaring, hingga membuat Silla dan asya menutup mulut mereka karena terkejut. Bagaimana tidak, Rion menampar wajah Vina tepat di depan mereka, bahkan Freya yang tadinya menangis pun terdiam, karena syok.
"Kalo sampai kaki istri saya kenapa-napa, saya gak segan-segan buat mutilasi tubuh kamu." Ucap Rion dengan penuh amarah.
"Rion, papa gak ngajarin kamu buat kasar sama perempuan." Perkataan itu mengalihkan pandangan semua orang ke arah pintu kamar.
"Silla, bawa Vina ke kamar kamu, obati dia." Perintah Raffa kepada menantu pertamanya, dan di turuti oleh Silla.
"I-iya pa." Sahut Silla dengan patuh.
Setelah itu, Silla membawa Vina ke luar dari kamar itu. Pandangan Raffa beralih ke arah seorang wanita yang bersama dengan istrinya, dia masih tidak menyangka, jika Rion menikah lagi tanpa sepengetahuannya.
"Rion, papa mau bicara empat mata sama kamu." Ucap Raffa.
"Pa.."
"Ini penting, dan asya telpon Bram untuk kesini, bilang padanya untuk mengobati menantuku dengan sebaik mungkin." Setelah mengucapkan itu pun Raffa pergi dari sana.
Berbalik untuk menatap istrinya, Rion pun melihat ibunya untuk menitip Freya, dan seolah mengerti asya menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum lembut. Setalah itu Rion pergi, untuk menemui papa nya di ruang kerja.
•••
"Kenapa?" Saat memasuki ruang kerja, Rion di suguhkan dengan pertanyaan itu dari papanya, Rion tahu pasti Raffa kecewa padanya, karena belum bisa menerima kehadiran Silla di kehidupannya
"Rion minta maaf, Rion gak bisa merima Silla pa." Ucap Rion dengan menatap lantai.
"Hem, papa tau. Tapi setidaknya kamu memberitahukan papa, jika kamu menikah lagi." Kata Raffa.
"Rion minta maaf lagi, Rion takut papa gak ngerestuin Rion sama Freya, makanya Rion cuma ngasih tau mama." Ucap Rion.
"Papa kalah sama kamu, papa masih punya satu istri, sedangkan kamu sudah punya dua istri, gimana kalo papa nikah lagi?" Gurau Raffa kepada Rion.
"Big no! Kalo papa menikah lagi, Rion bakal pukul papa, Rion gak mau mama sakit hati." Tolak Rion tegas dengan mengerutkan keningnya.
"Papa becanda." Sahut Raffa dengan terkekeh geli mendengar respon anaknya.
"Jadi? Kenapa papa mau bicara empat mata sama Rion?" Tanya Rion to the point.
"Dia koma." Jawab Raffa dengan serius.
"..."
"Dan kemungkinan kecil untuk dia sadar." Lanjut Raffa, dengan menatap wajah anaknya yang terlihat agak syok.
•••
HAII!!!
KALIAN APA KABAR???
MAAF YA RAIN BARU UP, SOALNYA RAIN BANYAK TUGAS BANGET. JADI GAK SEMPET BUAT UP HHEE...
(Buat yang waktu part 'curhat' itu lupain aja, waktu itu rain lagi alay-alay nya hhee..)BTW MAKASIH YA BUAT YANG SPAM VOTE, AND YANG UDAH BACA CERITA RAIN.
GAK NYANGKA UDAH 17K AJA NIH YANG BACANYA, KALI INI TARGET RAIN YANG VOTE NYA 1K, BUT GAK MUNGKIN DEH KAYANYA. TAPI SEMOGA AJA TERCAPAI.BUAT CERITA INI 600 KATA LEBIH, RAIN AMBIL BUAT SAPAAN NYA 200 KATA DOANG.
TANDAI TYPO YA, MAAF KALO GAK NYAMBUNG HHEE..
ADA YANG MAU DI SAMPAIKAN TENTANG PART INI OR PART SEBELUMNYA?
KOMEN DI SINI →→
KALO GAK ADA GAK PAPA.
JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN YA KALIAN
SEE YOU!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua CEO (End)
RandomHanya untuk melunasi hutang kedua orang tuanya, Freya rela untuk menjadi simpanan dari seorang CEO, dan berakhir dirinya menjadi istri kedua. ••• "nak, kamu dapat uang sebanyak ini dari mana?" "Ayah gak perlu tau, yang terpenting sekarang hutang ib...