Chapter 16

1.5K 140 62
                                    

Kyra.



Hingga hari kamis tiba, aku belum bisa mengunjungi Jungkook lagi karena kendala kondisi yang tak memungkinkan untuk kami bertemu.

Sepulang dari menemui Jungkook pada hari senin lalu, aku langsung membawa Hope ke rumah sakit karena dia mengalami gatal-gatal hingga menimbulkan ruam di sekujur tubuhnya, seperti sedang mengalami reaksi alergi. Dan ketika dokter memeriksanya, Hope memang didiagnosa mengalami alergi. Diketahui bahwa ternyata kulit Hope alergi terhadap pakaian yang terbuat dari bahan tertentu, seperti bahan onesie yang dia gunakan kemarin, yang terdapat karet di pergelangan tangan, kerah, dan pinggang. Dan setelah melalui beberapa pemeriksaan, ternyata Hope juga alergi terhadap pakaian yang mengandung formaldehida dan beberapa pigmen warna yang terkandung dalam pakaian.

Dokter menyarankan agar Hope memakai pakaian dari bahan tertentu dan hanya bisa menggunakan pakaian berwarna putih dan gelap saja.

Pantas saja Hope selalu mengalami gatal-gatal ketika aku memakaikannya baju yang berwarna cerah. Kupikir, gatalnya muncul karena keringat dan udara panas selama tinggal di Rio. Hope yang malang. Karena keterbatasan biaya, aku jadi tidak pernah membawanya ke rumah sakit untuk memeriksanya. Dan malah membiarkannya menderita selama ini.

Untunglah pada hari Rabu, alergi Hope sudah membaik. Gatalnya dan ruam nya sudah hilang.

Selama Hope sakit, aku tidak bisa mengunjungi Jungkook. Kami hanya berhubungan via telepon saja. Saat Jungkook tahu kalau Hope sedang sakit, Jungkook paniknya bukan main. Meski kukatakan Hope baik-baik saja, Jungkook tetap sangat khawatir, bahkan bisa dibilang sudah sampai tahap berlebihan. Dia bilang, dia sampai tidak bisa tidur karena memikirkan Hope. Mendengar hal itu, perasaanku antara sedih dan senang. Sedih karena aku memahami posisi Jungkook, dia merasa khawatir tapi tidak bisa berada di samping anaknya, dan senang karena Jungkook sepeduli itu dengan anaknya.

Ketika aku memberitahu Jungkook kalau Hope sudah membaik, barulah dia sedikit lebih tenang.

Lalu hari ini—hari kamis—setelah Hope membaik dan bisa kutinggal, aku mengabari Jungkook kalau aku akan mengunjunginya di sore hari, tetapi Jungkook melarangku datang dan memintaku untuk fokus untuk merawat Hope terlebih dulu.

"Aku tidak akan kemana-mana, kau bisa datang kapan saja. Tidak harus setiap hari," kata Jungkook ketika kami berbicara di telepon kemarin.

Aku mengerti maksudnya, tetapi aku sangat ingin bertemu dengannya. Waktu sejam yang kuhabiskan ketika bertemu dengannya di hari senin lalu terasa sangat kurang. Bahkan jika aku menemuinya di penjara selama setiap hari pun rasanya akan tetap kurang. Rinduku akan tetap ada. Hanya ada satu cara untuk menghilangkan rasa rindu yang menggebu-gebu ini, yaitu dengan tinggal bersama Jungkook. Dan pada akhirnya, aku harus cepat-cepat memikirkan cara untuk mengeluarkan Jungkook dari penjara.

"Mommy..." Suara rengekan Hero membuyarkan lamunanku.

Aku yang sedang duduk di sofa ruang tengah langsung menatapnya. "Ya, Munchkin?"

Kulihat bibir Hero maju ke depan. Dia tampak sedih, matanya pun berkaca-kaca. Seperti sedang menahan tangisannya. "Aku juga mau naik mobil-mobilannya," lirihnya.

Oh, ya ampun ...

Kemarin malam, Yoongi pulang ke rumah setelah empat hari pergi entah kemana. Dia pulang dengan membawa banyak mainan; satu mobil-mobilan, beberapa action figure Bucky, dua boneka besar berbentuk unicorn dan beruang, satu set mainan barbie, sebuah doll house, beberapa puzzle dan buku anak-anak. Sudah jelas sekali mana mainan yang akan diberikan untuk Hero, dan mana mainan yang akan diberikan pada Hope. Maka, ketika si kembar bangun jam delapan tadi, aku langsung memberikan hadiah yang dibawa oleh Yoongi pada mereka. Namun Hope tidak ingin boneka ataupun rumah-rumahannya, dia justru menginginkan mainan mobil jeepnya. Dan masalahnya, Hero juga sangat menginginkan mainan itu.

VENGEANCE : After (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang