Kyra
Esok harinya, pada hari rabu siang, aku memberitahu Jungkook tentang apa yang terjadi pada Hero, dan ia menjadi sangat, sangat, teramat marah. Murka. Meletus seperti gunung berapi aktif yang memuntahkan abu vulkanik dan lava hingga radius ratusan kilometer.
Dan itu merupakan kali pertama—selama aku mengenal dirinya—aku baru melihat Jungkook semarah itu.
Terutama pada Jun.
Sepulangnya Jun dari mengunjungi Jungkook untuk meminta maaf atas kelalaiannya, Jun pulang dalam keadaan mata yang bengkak karena Jungkook memukulnya sebagai hukuman atas kelalaiannya. Sejujurnya aku merasa simpati pada Jun, sebab apa yang terjadi pada Hero bisa dibilang diluar kendali siapapun. Jika ingin menyalahkan seseorang, maka aku, sebagai ibunya-lah yang patut disalahkan, karena membiarkan anakku sendirian di tempat yang asing.
Dan tentu saja aku tidak luput dari kemarahan Jungkook. Tetapi bukan kemarahan yang meluap-luap, tidak, dia tidak membentakku ataupun menyalahkanku, dia hanya mengucapkan beberapa kalimat saja, meski begitu, apa yang dikatakannya cukup mengirim rasa dingin ke tulang belakangku.
Jungkook bilang, dengan suaranya yang pelan namun mengecam, “Kyra, jika anak-anakku terluka sedikit saja, bahkan jika itu hanya goresan sepanjang kuku, tidak peduli siapa yang melukainya, aku akan keluar dari sini dengan cara apapun, untuk mencari orang itu dengan membawa neraka kehadapannya. Dengan cara yang brutal dan tidak manusiawi. Jadi, jaga anak-anak kita agar aku tidak membakar penjara dan seisinya untuk melindungi mereka.”
Lalu dia memperlakukanku dengan ‘silent treatment’, dia tidak berbicara padaku kecuali tentang Hero dan Hope. Mungkin dia membutuhkan waktu sendirian untuk meredakan amarahnya.
Dan setelah kejadian naas itu, malam itu Tuan Kim membatalkan acara makan malam. Karena dia menemaniku pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi Hero pasca insiden mengerikan itu, dan untungnya tidak ada kondisi fisiknya yang membahayakan, namun sayangnya hal itu memberi guncangan yang besar terhadap mentalnya—juga bagiku.
Dan bagian terburuk dari traumanya, tidak hanya Hero sering bangun tengah malam akibat mimpi buruk, dia jadi tidak mau lepas dariku dan lebih mudah menangis dari sebelumnya. Sepanjang hari, selama beberapa hari ini, aku Hope dan Hero hanya menghabiskan waktu kami di kamar. Hero juga tidak mau mandi karena dia trauma melihat air. Aku hanya membasuhnya dengan handuk basah untuk membersihkan dirinya. Hero jadi sama sekali tidak mau menyentuh air. Menapakkan kakinya di kamar mandi pun dia tidak berani. Peristiwa itu membuat Hero menjadi traumatis terhadap air. Bahkan melihat air di dalam gelas sudah bisa membuat Hero takut. Aku sampai harus mengakalinya dengan mengubah warna minuman setiap kali dia mau minum. Terkadang aku memberinya hanya susu ataupun jus.
Seharusnya, hari rabu kemarin, aku dan anak-anak berencana mengunjungi Jungkook, tetapi karena banyak hal, aku dan Jungkook memutuskan untuk menundanya dulu sampai Hero merasa lebih baik.
Untuk Jun sendiri, sejak peristiwa itu, dia tak henti-hentinya meminta maaf padaku. Meskipun kukatakan berkali-kali bahwa semua itu bukan sepenuhnya kesalahannya, Jun terus saja memohon maaf padaku dan Hero. Dia bahkan sempat berlutut dengan segala rasa bersalah yang ia tunjukkan padaku.
Rupanya, saat Hero pergi ke pinggir kolam, Jun tengah menerima telpon sebentar dari keluarganya. Dia bilang itu adalah panggilan yang cukup penting, sehingga dia tidak bisa mengabaikannya. Ketika Jun mengangkat panggilan, dia memang tengah menggandeng Hero, tapi entah bagaimana, Hero bisa lepas dan yang dia gandeng justru Aeri. Pikirnya, yang sedang ia pegang adalah tangan Hero, bukan Aeri. Jun baru sadar ketika aku berteriak memanggil Hero.
Well, semua orang tidak luput dari berbuat kesalahan. Kejadian kemarin merupakan pukulan yang telak bagiku dan Jun. Yang bisa dilakukan sekarang adalah untuk lebih waspada agar kejadian semacam ini tidak terulang lagi di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENGEANCE : After (S2)
FanfictionBook II (Sebelum baca ini, baca dulu Vengeance S1) Tiga tahun setelah kejadian 'malam itu' baik Kyra, Jungkook maupun Taehyung, mereka sama-sama masih belum bisa terlepas oleh jerat 'rasa bersalah'. Mereka masih mencari cara untuk menembus kesalaha...