Jungkook.
Sudah tiga hari aku tidak bisa tidur karena perasaan yang tidak bisa kujelaskan.
Aku merasa senang karena Kyra ternyata masih mencintaiku. Aku merasa senang karena dia dan kedua anakku dalam keadaan sehat selama ini. Sungguh, aku merasa tidak sabar untuk bertemu Kyra.
Namun disisi lain, aku merasa sedih karena kemungkinan besar aku tidak dapat bisa bertemu dengan si kembar dalam waktu dekat ini. Itu dikarenakan aku tidak mau mereka datang berkunjung ke sini.
Aku tidak mau membuat mereka syok dengan tempat ini.
Memang, mereka masih kecil dan mungkin tidak akan mengerti apa itu penjara, seperti halnya Yuri, tetapi ini adalah pertemuan pertamaku dengan si kembar setelah sekian tahun.
Mereka tidak pernah bertemu denganku, hanya tahu bahwa aku sedang bekerja. Jika mereka tiba-tiba datang ke tempat ini dan melihat keadaanku dengan tangan dirantai, mereka pasti akan bertanya-tanya. Lambat laun, mereka akan tahu siapa aku sebenarnya. Aku tahu itu hal yang harus kuhadapi cepat atau lambat, tetapi tidak sekarang ini.
Aku masih mau mendengar Hope berbicara padaku, karena mungkin setelah dia tahu bahwa ayahnya adalah kriminal, dia mungkin tidak akan mau bicara padaku lagi.
Terutama Hero, sekarang saja dia tidak mau berbicara padaku meskipun Kyra sudah membujuknya.
Kyra bilang Hero memang pendiam dan cenderung pemalu jika bertemu atau berkenalan dengan asing, tapi aku bukan orang asing, aku adalah ayahnya. Aku juga ingin memiliki hubungan yang baik dengannya.
Kurasa akan memerlukan waktu lebih lama agar Hero mau berbicara padaku.
Aku bisa memaklumi sikapnya yang seperti itu. Ini semua karena aku tidak pernah hadir untuknya sejak mereka lahir.
Sekarang aku hanya bisa berbaring di atas ranjang sempitku sambil menatap lembaran-lembaran foto Kyra dan ketiga anak-anakku yang diselipkan diantara rangka besi kasur di atasku. Berkat kedatangan Jimin kemarin, aku bisa mendapatkan cetakan foto terbaru Hero, Hope dan Kyra.
Mereka sudah sampai di kota ini sejak tiga hari yang lalu, tetapi Kyra sampai hari ini masih belum datang mengunjungiku. Kami hanya berbicara lewat telepon saja, dikarenakan si Kembar jatuh sakit, sehingga dia harus mengurusnya.
Kyra bilang, beberapa jam setelah sampai di Rio, Hero mengalami demam. Selang berapa jam kemudian, Hope ikut mengalami demam. Rupanya memang setiap kali sakit, mereka berdua akan sakit secara bersamaannya. Bahkan kata Kyra, jika yang satu merasa sedih, yang satu akan menjadi gelisah. Begitu juga sebaliknya. Mungkin itu ikatan spesial dari anak kembar.
Menurut diagnosa dokter, si kembar mengalami kelelahan. Mungkin itu disebabkan oleh perjalanan yang panjang. Penerbangannya saja memakan waktu lebih dari empat belas jam. Terlebih lagi Kyra bilang jika kepergian ini adalah penerbangan pertama si Kembar. Dua aspek itu bisa menyebabkan kelelahan mereka.
Aku harap mereka cepat sembuh.
Dan tidak hanya Kyra, Jun serta Yoongi pun belum ada yang mengunjungiku sejak mereka sampai. Di telepon pun mereka cuma berbicara seperlunya saja. Hanya Jimin saja yang datang menemuiku kemarin. Padahal aku butuh laporan bagaimana mereka di Rio. Sebab sejak mereka tiba di sana, mereka tidak memberi penjelasan yang jelas padaku. Hanya simpang siur saja, seolah mereka sedang menyembunyikan sesuatu. Dan absennya mereka selama beberapa hari ini semakin membuatku curiga.
Bertanya pada Jimin pun, dia tidak bisa menjawabnya. Hanya bisa mengangkat bahunya dengan wajah tidak berdosa.
“Lusa Yoongi akan menemuimu kok. Dia sedang sibuk mengurus pekerjaan di kantor. Kau tahukan aku tidak bisa menggantikannya memegang urusan kantor selama dia tidak ada.” Ucapan Jimin kemarin memang cukup masuk akal, karena Jimin kurang kompeten dan terlalu malas untuk mengurus semua pekerjaan di perusahaan kami. Ibarat kata, selama ini dia hanya menjadi pemanis sebagai pemegang saham. Jadi aku memilih mempercayainya. Toh, esok Yoongi akan datang berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENGEANCE : After (S2)
FanfictionBook II (Sebelum baca ini, baca dulu Vengeance S1) Tiga tahun setelah kejadian 'malam itu' baik Kyra, Jungkook maupun Taehyung, mereka sama-sama masih belum bisa terlepas oleh jerat 'rasa bersalah'. Mereka masih mencari cara untuk menembus kesalaha...