Taehyung.Aku mendongak dengan mata tertutup.
Kran shower di atas kepalaku menghujani tubuhku dengan air dingin pagi ini. Hanya ini satu-satunya caraku untuk menenangkan pikiranku.
Kemarin malam Jungkook sudah memberitahuku tentang apa yang terjadi di Rio, dan juga apa yang Yoongi, Kyra serta yang lain perbuat di sana.
Sungguh, aku dibuat terkejut dengan informasi yang Jungkook sampaikan. Tidak habis pikir bahwa Yoongi dan Kyra bisa bekerja sama untuk menghancurkan tempat penting milik Tuan Kim. Aku senang kami sudah berhasil melumpuhkan satu kakinya, tetapi disisi lain aku merasa bersalah pada Yoongi dan Kyra karena mereka harus turun tangan untuk melakukan itu.
Terlebih lagi Kyra, kudengar dia sampai terluka akibat diserang oleh anak buah Tuan Kim. Mendengarnya terluka tentu sangat membuatku cemas. Kyra memiliki dua orang anak. Dia tidak seharusnya turun ke lapangan dan melakukan tindakan yang memiliki potensi bahaya yang tinggi.
Itu seharusnya tugasku atau Jungkook.
Penjara sialan! Seandainya ada cara mudah untuk kami keluar dari sini.
Aku mematikan kran. Lalu mengusap wajahku, dan dinding berbata biru segera menyambutku sesaat aku membuka mata.
Penglihatan mata kiriku semakin hari semakin memburuk. Sekarang aku hampir tidak bisa melihat dengan mata kiriku. Noda putih yang berada di retina mata kiriku semakin melebar dan menutupi penglihatanku. Terlebih lagi setelah perkelahianku dengan anak buah Dante dua minggu yang lalu, luka yang disebabkan oleh pukulan anak buah Dante semakin memperparah mata kiriku. Sekarang aku benar-benar hanya mengandalkan mata kananku untuk melihat.
Dr. Ji-yeon meresepekanku obat untuk mata kiriku, tetapi obat itu hanya menunda kerusakannya, bukan memperbaikinya. Hanya tinggal menunggu waktu sampai mata kiriku benar-benar tidak bisa digunakan.
Aku lantas meraih handuk yang menggantung di dinding bilik. Mengeringkan tubuhku sejemang. Kemudian aku mengenakan handuk di pinggang. Setelahnya aku meraih peralatan mandiku dan akhirnya melangkah keluar bilik.
Tidak ada tahanan lain selain aku. Hanya ada seorang petugas yang menjaga handuk di belakang jeruji.
Itu dikarenakan aku dan Jungkook melarang tahanan untuk berada di area shower ketika kami menggunakannya. Aku merasa risih dan jijik bila melihat tahanan lain yang bertelanjang bulat berjalan mondar-mandir di depanku. Melihat mereka dalam berpakaian lengkap saja sudah membuatku muak.
Aku pergi ke ruang loker, yang berada tepat di sebelah area shower.
Aku berjalan ke loker milikku berada. Membukanya untuk menaruh peralatan mandiku dan mengambil seragam bersih tahananku.
Aku berdiri di depan cermin besar yang ada di area loker, lalu kulihat pantulan diriku yang menyedihkan. Ada banyak lebam yang hampir memudar di sekujur tubuhku. Kumis dan janggut pun sudah mulai tumbuh. Padahal aku baru mencukurnya seminggu yang lalu.
Terkadang aku tidak mengenali orang yang berada di balik cermin. Dia terlihat seperti bukan diriku. Sorot mata pantulan diriku di cermin terlihat hampa dan terlihat lebih menderita. Ekspresinya penuh kebencian, seolah sepanjang hidupnya hanya melihat kekejaman dunia. Tubuhku juga mengalami perubahan besar. Tubuhku semakin berisi dengan otot-otot yang mulai terlihat. Dadaku nampak lebih bidang, otot bisecpku semakin terbentuk, dan perutku tidak lagi buncit seperti dulu. Sekarang sudah ada enam kotak otot yang membentuk perutku. Ini semua berkat latihanku selama tiga tahun berada di sini. Well, aku tidak punya banyak kegiatan untuk dilakukan, jadi melakukan workout adalah pilihan tepat untuk membunuh waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENGEANCE : After (S2)
FanfictionBook II (Sebelum baca ini, baca dulu Vengeance S1) Tiga tahun setelah kejadian 'malam itu' baik Kyra, Jungkook maupun Taehyung, mereka sama-sama masih belum bisa terlepas oleh jerat 'rasa bersalah'. Mereka masih mencari cara untuk menembus kesalaha...