Chapter 35

1K 103 75
                                    


Taehyung

Aku mengeruk pasir dengan sekop, lalu membuangnya ke atas tubuh Jungkook, dan kulangi proses itu hingga tubuhnya yang sedang terbaring di dalam galian pasir hampir setengahnya tertutup. Kecuali bagian kepala. Wajahnya yang pucat basah karena keringat, menyebabkan banyak butiran pasir menempel di wajahnya.

Mata Jungkook terpejam. Tidur dengan damai setelah kepalanya sempat kupukul dengan sekop yang sedang aku gunakan sekarang.

Aku harus cepat-cepat menguburnya sebelum Kyra mengetahui soal tindakanku. Jika dia tahu, dipastikan dia akan mengamuk.

Teriknya matahari di jam dua siang menyengat kulit tubuh bagian atasku yang hanya mengenakan kemeja hawaiian biru dengan motif bunga yang kancingnya kubiarkan terlepas, sehingga dadaku yang bertelanjang jadi terlihat. Burung camar terbang berputar di atas kepalaku, kicauannya saling beradu dengan deburan ombak dan tangisan Hope.

"Ayah Taehyung! Jangan kubur Daddy!" rengek Hope di sebelahku. Ia berlutut di atas pasir sambil menggoyang-goyangkan tubuh Jungkook yang terdiam membeku. "Daddy bangun! Daddy ..."

"Hope jangan berisik, nanti Mommy dengar," kata Hero yang sedang duduk bersimpuh berlutut di sampingnya. "Daddy cuma dikubur saja."

"Kalau dikubur, berarti Daddy mati, ya?" tanya Yuri selagi aku terus mengeruk pasir dan melemparnya ke atas tubuh Jungkook.

"Iya." Jawabanku membuat Hope semakin menangis menjerit, meraung-raung sambil membangunkan ayahnya.

"Jangan berisik, Hope. Nanti Mommy-mu dengar," kataku sambil menyeka keringat yang membanjiri dahiku dengan punggung tanganku. "Katakan selamat tinggal pada Daddy."

"Tidak mau!" teriak Hope. Air matanya membasahi pipinya yang memerah karena terbakar sinar matahari.

"Tidak apa-apa kalau Daddy dikubur, kan, masih ada ayah Taehyung dan Paman Yoongi," kata Hero, berusaha menghibur sang adik.

"Nah, Hero benar. Tenang saja, masih ada ayah." Aku melempar pasir atas tubuh Jungkook. "Nanti Mommy juga diurus oleh Ayah." Dan ucapanku semakin membuat Hope menjerit menangis. Di sampingnya, Hero dan Yuri hanya bisa melihatnya sambil mencoba menenangkannya.

"YA! Taehyung-ah!" Ini merupakan teriakan Kyra, yang sumber suaranya berasal dari belakangku. "Apa yang kalian lakukan di sana!"

Sial. Aku ketahuan.

Dengan sengaja mengabaikannya, aku mempercepat gerakanku menuangkan pasir ke atas tubuh Jungkook yang masih tak bergerak.

"Mommy! Ayah Taehyung jahat!" Hope bangkit berdiri dan berlari menghampiri ibunya dengan sambil menangis. "Tadi ayah Taehyung pukul Daddy pakai itu, dan lalu Daddy mati!"

"Astaga," kudengar Kyra bergumam di belakangku, lalu detik selanjutnya kudengar decitan roda dari kursi rodanya, dan suara itu semakin mendekat, yang berarti, dia sedang menghampiriku. Ketika ia sudah berada di jalan setapak bebatuan yang berada tak jauh dariku, Kyra menghentikan laju kursi rodanya.

Sudut mataku menangkap sosoknya yang mengenakan gaun pantai putih dan mengenakan kacamata hitam tengah duduk di atas kursi roda sambil memangku Hope yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Daddy! Bangun!" Kyra memajukan tomgkat milik Jungkook ke depan, hingga ujung tongkatnya menyentuh lengan Jungkook yang belum tertutupi oleh pasir, lalu menyodok lengannya beberapa kali. "Bangun. Jangan goda anakmu seperti ini!." Dia lalu menoleh ke arahku. Tatapannya setajam silet. "Kau juga! Berhentilah menyekop pasir." Dia mencubit pinggangku. "Aku baru meninggalkan kalian selama sepuluh menit dengan anak-anak, dan kalian sudah melakukan ini?" sergahnya. "Daddy bangun! Atau kau tidur di luar malam ini ... berhentilah menguburnya, Kim Taehyung. Astaga ... Kalian ini ya ... Aku seperti punya tambahan dua bayi besar! Daddy bangun!"

VENGEANCE : After (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang