30.

54.2K 2.1K 17
                                    

"Selamat datang dirumah baru kita," Kalea menatap Shaka dengan wajah yang masih sedikit ngelag, sedangkan Steven memekik gembira.

"Mama, ayo cepet masuk" ucap Steven dengan antusias, Shaka gemas sendiri lalu mengacak rambut anak itu. Setelah resmi menjadi anak angkatnya Shaka menjadi jarang bertengkar dengan Steven dan memperlakukannya seperti anaknya sendiri, bukan sebagai sepupunya lagi.

"Ayo sayang," Shaka menarik tangan istrinya beserta menggandeng tangan Steven untuk masuk kedalam, ketika hendak membuka pintu gerbang ia sudah keduluan oleh satpam yang ia tugaskan untuk menjaga rumah sebelum ia dan istrinya sampai.

"Maaf tuan, tadi saya sedang ke belakang jadi tidak mendengar tuan dan nyonya sudah tiba" Shaka mengangguk singkat kemudian menoleh kearah istrinya yang kagum melihat rumah baru yang akan mereka tempati.

"Kamu suka?" Tanya nya sekali lagi, Kalea mengangguk sembari tersenyum manis. Tampilan rumah yang sedari dulu ia impikan, mereka berdua berjalan masuk kedalam rumah. Shaka membuka pintu dan mempersilahkan Kalea dan Steven untuk masuk kedalam rumah, anak laki laki tersebut langsung berlari dengan gembiranya kedalam rumah.

Rumah ini lebih luas dari rumah sebelumnya, Shaka dan Kalea menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah laku Steven. Mereka berdua ikut masuk kedalam rumah, Shaka mengajaknya keruang keluarga yang lumayan dekat dengan pintu masuk.

"Bi, bikinin minuman ya bi" suruh Shaka kepada art yang ada disana,

"Loh ada art? Aku kan masih bisa mas ngerjain perkejaan rumahh sendirian"

"Sttt, uang aku gabakal habis cuman buat ngegaji art satu sayanggg" ucapnya sembari menempelkan jari telunjuknya dibibir manis Kalea, wanita itu memutar bola matanya malas. Shaka tahu Kalea tidak ingin memperkejakan Art dirumah karena menurutnya membuang buang uang, toh dirinya tidak ngapa ngapain juga dirumah jadi perkerjaan rumah bisa ia kerjakan sendiri seharusnya. Itung itung supaya banyak gerak juga sih.

"Tapi--"

"Udah, kamu kan lagi hamil gabaik kalo terlalu kecapean sayang" bibir Kalea mencebik kesal, ia kemudian melipat kedua tangannya didepan dada. Shaka yang gemas melihat Kalea yang cemberut langsung mencuri kecupan singkat dibibir manis wanitanya tersebut. Ia mencubit pelan pipi Kalea yang semakin membulat, entah kenapa kandungan Kalea sudah mulai terlihat walaupun baru 8 Minggu atau 2 bulan. Mungkin bisa saja karena anaknya kembar, pikirnya

Shaka terus bermain-main dengan pipi Kalea, sesekali ia mencubitnya dengan keras sehingga membuat wanita itu kesal sendiri. Kalea menoleh ke Steven yang masih mengelilingi rumah dan berlari kecil.

"Steve jangan lari lari," peringat Kalea kepada bocah laki laki itu, Steven yang di suruh pun langsung berjalan biasa menuju ke mamanya.

"Iya mama," Kalea membantu Steven naik ke sofa ketika anak itu sudah berada disampingnya, sedangkan Shaka tengah menerima telepon dari sekertaris nya.

Kalea mengajak Steven bercanda dan mengobrol ringan, tak berselang lama terdengar langkah kaki seseorang yang mendekatinya. Kalea tidak menyadari nya sebelum suara yang familiar terdengar di telinganya.

"Ini minumannya tuan, nyonya" Kalea menoleh kearah suara, ia terkejut ketika melihat wanita paruh baya yang sangat ia kenal. Kalea berdiri saking terkejutnya, sosok yang ia rindukan akhir akhir ini. Wanita itu tersenyum lembut, Kalea melangkah perlahan

"Bibi?"

"Iya non?" Kalea memeluk mantan artnya dulu, wanita yang dipanggil bibi itu pun membalas pelukannya. Dari lahir hingga berusia 16 tahun ia menjaga wanita cantik didepannya itu, ia berkerja bertahun tahun dan selalu menemani anak gadis yang ceria seperti Kalea. Bibi merasa beruntung karena Kalea selalu memperlakukannya dengan baik dan menganggap dirinya sebagai ibu keduanya.

Young mommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang