Chapter:4

11.7K 277 4
                                    

↻ ◁ || ▷ ↺

Sejak tadi Luna hanya terdiam mendengarkan apa yang Dante jelaskan. Walau jujur saja, semakin lama suasana semakin menjadi tidak nyaman. Ruangan berubah menjadi panas karena sinar matahari yang menerpa perlahan menyinari dirinya ditambah lagi ia harus melilitkan selimut sebagai pakaian satu-satunya.

Sangat merepotkan. Tetapi, itu tidak masalah karena informasi yang Dante berikan sangatlah berguna baginya. "Di sini terdapat 7 anggota utama, termasuk aku serta Ace. Setiap orang memiliki keahliannya tersendiri."

"Di mana seperti apa yang aku katakan sebelumnya, aku handal dalam menembak target, Kevin yang bertugas melaksanakan transaksi jual-beli entah itu senapan atau barang ilegal lainnya, Romeo sebagai pelacak lokasi juga peretas. Ace mengetahui alamatmu dari dia."

Mendengar hal tersebut Luna mendengus kesal. Semua itu ternyata karena pria bernama Romeo, menyebalkan. Sementara Dante hanya dapat tersenyum tipis melihatnya.

"And last but not least I'm gonna tell you the real part of the Fernandez family, Jacob adalah anak pertama yang bekerja sebagai bos di perusahan Ferno, ia adalah sang pemberi informasi mengenai perusahaan. Sometimes he lead a crew of soldier, like what I say he is a boss, capos."

"Bryan dia sebenarnya bukan bagian dari keluarga Fernandez tetapi Ace sangat mempercayainya, ia selalu menjadi otak dalam strategi suatu misi dengan kata lain dia adalah consigliere atau konselor bagi keluarga Fernandez."

"John, dia adalah anak kedua dari keluarga Fernandez. He is a second command or simply you can call him a underboss. Jika suatu saat bos di penjara, underboss bisa menjadi bos sementara. Underboss sendiri biasanya akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan bos. Bagaimanapun, otoritas tertinggi ada pada bos. Baiklah, apa sejauh ini kau mengerti?"

Luna terdiam di tempat sembari menatap iris mata Dante dengan pikiran kosong. Itu semua sangatlah memusingkan, layaknya buku sejarah dengan segala teori dan materi yang ada di dalamnya. Otak kecilnya merasa terluka karena harus berusaha untuk memahami apa yang pria itu sampaikan. Di tambah lagi dengan ekspresi bodoh yang ia perlihatkan. Dante hanya dapat menghela napasnya lelah sembari mengusap dahinya untuk meluapkan kekesalan yang ada.

"Bagian mana yang tidak kau mengerti, Nona?" tanya Dante dengan senyum jengkel yang terpantri jelas.

"Jadi bos yang sebenarnya siapa? Lalu bagaimana dengan Ace?" ujarnya dengan tatapan lugu di sertai wajah bodoh yang ingin sekali Dante singkirkan sesegera mungkin.

"Ace adalah anak terakhir dari keluarga Fernandez dia adalah The Don, pemegang kekuasaan tertinggi atau dengan kata lain, bos dari segala bos. Tidak ada yang berani bermain-main dengannya. Sebaiknya kau menjaga sikapmu jika berhadapan dengannya, karena tidak mungkin dia dipercayai memegang kekuasaan itu tanpa sebuah alasan."

Benar dugaanya, ternyata Ace bukan hanya sekedar orang gila tetapi juga orang yang berbahaya. Jika setiap orang saja memiliki kedudukannya tersendiri dengan sangat terorganisir pasti mereka semua mengerikan seperti yang dikatakan. Terkecuali pria imut di hadapannya ini.

Ace adalah pemegang kekuasaan tertinggi, yang lebih tidak memiliki hati. Dante menjelaskan semua dengan sebegitu rinci dan itu membuat ia bingung. Mereka baru saja bertemu tetapi, kenapa Dante mau memberikan informasi tersebut kepada dirinya dengan mudah.

"Kenapa kau memberitahukanku semuanya begitu saja, kau tidak takut jika aku mengingkari janjiku atau berpura-pura jika aku sebenarnya setuju?" ujar Luna heran. Walau memang ada perjanjian diawal mengenai saling bertukar informasi tetapi, tetap saja ini terlalu mudah untuk mempercayai seseorang. Ia bisa saja berbohong dan bertindak seperti ia menyetujuinya. Tetapi kenyataannya tidak. Begitupun sebaliknya, bisa saja pria itu berbohong.

Stuck With The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang