Chapter: 26

2.5K 81 0
                                    

"Jadi maksudmu kau diusir hanya karena aku?"

Dengan polosnya Dante mengangguk sembari menyandarkan punggungnya di sofa.

"Saat kita pertama kali bertemu Ace mengetahui bila aku memberitahumu sesuatu, ia sangat marah yang berakhir aku diusir begitu saja. Sekarang  menjadi buronan karena dipandang sebagai pengkhianat,"bohongnya.

"Hah? Aku tidak memberitahu apapun dan bagaimana bisa itu terjadi?" ucap Luna bingung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Dante menoleh mendengar hal tersebut. Sembari memperhatikan setiap inci pahatan wajah Luna. Terlihat bila ia sangat kebingungan dan merasa bersalah. Di tambah lagi wajah bangun tidur Luna, sangatlah menggemaskan dengan wajah yang membengkak dan polos.

"Ke luar dari topik, apa kau sudah tidak bekerja? Hari ini seharusnya kau sudah pergi bekerja,"

"Apa Ace menelantarkanmu begitu saja setelah Ace membebaskanmu?"tanya Dante bingung yang diberi gelengan kepala oleh Luna.

"Aku masih bekerja."

"Hanya saja hari ini aku diliburkan, lebih tepatnya Ace memaksaku untuk hari ini tidak bekerja dan ingin mengajakku ke suatu tem—"

"APA?! ACE AKAN KE SINI?!"

Dengan polosnya Luna mengangguk singkat sembari menatap Dante dengan bingung. Astaga, ini adalah ide yang buruk, jika Ace mengetahui keberadaan dirinya ia bisa mati di tangan pria itu saat itu juga.

Memang benar, Ace tidak memberikan komando untuk menghabisi Dante. Tetapi, Dante yakin bila Ace melihat dirinya dengan Luna di sini pasti perintah itu akan segera datang. Karena dilihat dari sisi manapun Ace tidak benar-benar melepaskan Luna. Sepertinya Ace benar-benar menaruh rasa."Luna aku harus segera pergi"

"Pergi? Kenapa? Ak-aku bisa mencegah Ace agar ia tidak menyakitimu sebagai tanda permintaan maaf,"

"That's sweet but i can take care myself Mrs. Alcohol."

Dante beranjak pergi dari sofa sembari mengambil semua barang yang sempat tergeletak begitu saja. Namun, saat ia benar-benar akan ke luar dari pintu depan terdengar sebuah kunci apartemen yang terbuka dari luar di mana artinya Ace sudah berada di hadapan.

"Mati aku."

Seketika jantung Dante berdetak cepat dan perlahan Luna menarik tangan Dante ke kamarnya dan menyembunyikan Dante di bawah ranjang kasur."Diamlah di sana, aku akan mengatur semua dan kau jangan berisik."Ucap Luna dengan suara sedikit berbisik.

Dengan terpaksa Dante mengangguk singkat dan Luna langsung beranjak dari sana ketika mendengar suara pintu depan terbuka sepenuhnya.

"Siapa itu?" teriak Luna sembari beranjak dari kamar dan tidak lupa menutup pintu dengan rapat.

Ini benar-benar gila. Bahkan Ace sendiri memiliki kunci apartemen milik Luna. Dante yakin bila Ace akan memperlakukan hal yang serupa pada Luna dengan apa yang ia lakukan sebelumnya pada Fanny.

"Bajingan itu benar-benar,"

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"O-oh, Ace? Bagaimana bisa kau datang secepat itu? Bukannya kau bilang akan datang agak terlambat?"

Ace menatap manik mata Luna dengan lekat. Ini semua benar-benar mendebarkan untuk Luna bila Ace mengetahui sesuatu tentu semua tidak akan berjalan dengan sebaik yang ia pikirkan.

"Memangnya kenapa? Kau tidak suka?" sarkas Ace dengan wajah datar yang begitu khas.

Luna terkekeh canggung sembari mengusap pucuk kepala secara perlahan. "Tidak, hanya saja kau terlihat begitu aneh."Ucap Luna mencoba tenang.

Stuck With The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang