Chapter: 41

1.8K 68 3
                                    

"Sejak kapan kau memiliki rasa pada Luna? Membingungkan sekali." Tanya Romeo heran. Sedangkan Dante hanya menggelengkan kepala dengan cepat.

"Aku..."

Brak

Mereka tersentak terkejut ketika Ace menaruh gelas tersebut dengan sangat kasar di atas meja. Tatapan pria itu sangatlah dingin juga menyeramkan. Seakan-akan Ace akan melahap mereka berdua pada saat itu juga.

"Kalian sangat berisik," Ace berujar dingin sembari beranjak dari sana. Meninggalkan dua sejoli yang masih terkejut dengan apa yang terjadi.

"Apa yang salah dengan dirinya? Apa otaknya terbentur atau apa?"ucap Dante heran.

Sementara Romeo hanya terkekeh sembari menyandarkan punggungnya di kursi dengan tenang. "Kau bodoh sekali! tentu saja dia naik darah, karena dia sedang di mabuk asmara."Ucapnya.

Sedangkan Dante hanya dapat mengernyitkan dahi. "Dengan Luna?" tebak Dante yang diberi anggukan oleh Romeo.

Sedangkan Dante hanya ber 'oh' ria lalu beranjak begitu saja meninggalkan Romeo yang mendengus kesal."Hei! Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku!"

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Dante menatap sekitar dengan bingung. Ketika menyadari bila banyak sekali mayat manusia yang mengambang ke sana-ke mari. Setau yang ia ingat bila manusia yang ada tidak sebanyak yang ia lihat.

"Ace memang tidak pernah berubah," batin Dante sembari beranjak mendekati ruangan rapat.

"Hei! Kau melihat Ace? Aku mencarinya ke mana-mana tapi dia tidak keli—" belum sempat Bryan menyelesaikan ucapannya tiba-tiba saja Jacob datang dan memotong ucapannya.

"Apa kalian melakukan sesuatu?" tanya Jacob. Mereka semua menatap ke arah Jacob bingung dengan dahi yang mengernyit tidak mengerti.

"Apa maksudmu?" tanya John meminta penjelasan membuat Jacob heran.

"Aku berpapasan dengan mobil Ace dan dia pergi dengan begitu cepat."

"Kalian tau, bila seperti itu, berarti sesuatu terjadi."Kevin mengangguk menyetujui.

"Dia cemburu,"ucap Romeo yang entah sejak kapan berada di samping Jacob.

"Cemburu? "Romeo mengangguk singkat.

"Dante yang memulainya." Sementara Dante hanya membulatkan mata dengan sempurna lalu menunjuk dirinya.

"Tunggu, apa?! Aku?!"

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Daun-daun mulai berguguran, kini hanya tersisa beberapa pohon gundul di sana. Di tambah lagi daun yang jatuh membuat sekitar menjadi sangat berantakan.

"Tidak terasa ya, akan musim dingin lagi."Ucapku. Jessi yang tengah menyapukan halaman belakang hanya mengangguk dengan senyum tipis yang ia miliki.

"Nona, apa lukanya sudah mulai membaik?"tanyanya. Sementara aku hanya mengangguk pelan sembari menyeruput teh hangat yang Jessi baru saja berikan.

"Baguslah kalau begitu," ucap Jessi sembari membereskan kekacauan yang ada lalu setelah itu ia berdiri di sampingku.

"Kenapa? Kau berdiri? Duduklah dikursi in—"

Brak

Mereka tersentak terkejut. Bahkan gelas teh yang berada di genggaman Luna tergoncang, membuat teh yang ada mengenai baju Luna. Hanya dalam hitungam detik sensasi hangat yang ada datang, meninggalkan sensasi membakar di tubuhnya.

Stuck With The MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang