Stuck With The Mafia

Chapter: 50

Beberapa bulan kemudian...

Di sinilah dirinya, berada di sebuah vila besar yang berada tepat di ujung pegunungan. Suasana sekitar sangatlah asri di tambah lagi ia dapat melihat indahnya pemandangan dari atas sini. Namun, itu tidak membuat Luna cukup bahagia tinggal di sini.

Memang, semua baik-baik saja dan tidak ada yang berubah. Selain, keberadaan Ace yang entah di mana. Bgitupun Fanny yang entah hilang ke mana, walau begitu ia tidak begitu peduli mengenai wanita tersebut.

Sudah memasuki 3 bulan Ace tidak kembali dan itu membuatnya sangatlah resah. Kini musim gugur telah berhenti digantikan dengan musim dingin. Kepingan salju mulai menutupi hampir seluruh pohon yang ada. Bahkan, di luar-sana salju mulai menutupi sekitar.

Setelah kejadian tempo lalu, John dengan yang lain kembali dengan keadaan baik-baik saja. Termasuk dengan Jessi, bahkan Alex. Yang ia tau bila Jennie dengan Derryl tengah di rawat karena mengalami luka yang serius.

Jennie yang ikut terluka karena ledakan yang ada karena lebih memilih menetap di mansion bersama Derryl yang kala itu terjebak di sana dengan luka yang ada. Berakhir dengan mereka ditangani dan di rawat dirumah sakit yang sama. Sedangkan Hans, ia hilang entah ke mana. Tetapi, Bryan bilang bila Hans sudah pergi melanjutkan hidupnya seorang diri di luar sana. Semua berjalan seperti apa yang ia pikirkan.

Pria kaku-John itu akhir-akhir ini menunjukkan perasaannya secara nyata kepada Jessi yang entah kapan terjadi. Begitupun dengan Jessi, tidak ada lagi kebohongan yang di tutupi bila faktanya mereka saling mencinta. Terlihat dari mereka yang tengah berbincang hangat di depan para anggota lain. Tanpa merasa malu ataupun canggung sedikipun.

Kevin, Romeo serta Jacob tengah tertawa bersama sembari meneguk wiski yang Alex sajikan. Sementara Bryan, dirinya perhatikan selalu menggenggam atau bahkan membawa sebuah kalung yang berinisialkan 'J' ke manapun ia berada. Luna mengerti akan itu dan ia paham jelas bagaimana perasaan Bryan terhadap Jessi karena terkadang ia memergoki pria itu menatap Jessie dan John yang tengah dilanda asmara. Sedangkan Becca tengah asik berbincang bersama Dante yang akhir-akhir ini terlihat sedikit murung.

Kini mereka semua tengah asik merayakan pesta bersama. Jangan ditanya dirinya ikut atau tidak—tentunya, iya. Hanya saja, Luna tidak merasakan kehangatan yang ada dilingkaran yang tersedia. Dan itu sangatlah menyakitkan. Mereka terlihat bahagia dengan senyum ceria. Saling membagi tawa dari luka yang telah berlalu. Mencoba melupakan semua yang terjadi layaknya tidak pernah terjadi apa-apa.

Benaknya selalu mempertanyakan hal yang serupa. Ke mana Ace sekarang? Apa yang terjadi saat insiden tempo lalu? Apakah semua berakhir di sini? Ke napa mereka membawanya ke sini bila Ace tidak berada di sekitar? Apa memang semua telah usai? Pertanyaan yang selama selalu ia utarakan tanpa henti.

Mencoba memecahkan segala misteri tanpa harus menyakiti hati mereka yang dikasihi. Kini ia terlalu enggan menanyakan perihal 3 bulan lalu, karena tentu insiden tersebut menyimpan kisah yang tidak patut di kenang. Hanya saja, tidak adil bila ia tidak tahu akhir dari semua. Bila mereka bisa tertawa bahagia tanpa merasakan apa yang ia rasa hingga saat ini. Semua berakhir begitu abu-abu. Tidak ada satupun anggota yang menyinggung keberadaan Ace bahkan apa yang terjadi setelah mansion tersebut hancur. Dirinya harus mencari tahu semua seorang diri. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk mengumpulkan semua berita.

Terakhir yang ia tau bila perusahaan Noah tengah berada dalam kritis kebangkrutan, mengingat pemegang saham telah tiada. Sementara perusahaan Derryl aman terkendali oleh keluarganya. Mengingat perusahaan sebesar milik Derryl dan Ace memiliki kandidat yang kuat.

Tentu saja, tidak semudah itu mereka mengalami kebangkrutan. Hanya saja ia tidak paham kenapa perusahaan Ace masih dapat berdiri bila tidak ada dari salah satupun anggota yang mengurus perusahaan milik Ace termasuk Jacob.