part. twenty | Hangout

17 3 0
                                    

Aleyna berteriak histeris setelah penampakan hantu itu muncul. Karena ketakutan dan butuh sebuah dekapan, refleks ia memeluk seseorang di sebelah kirinya. Bukan Ariel, tapi orang lain.

"Hanttuuu!! Serem bangett!!!!" risau Aleyna sembari menutupi wajahnya dengan tangan orang itu. Tidak ada malu sekali, tanganmu kan ada ngapain minjem tangan orang lain? Hadeh.

THE END

Tek! Ruangan yang tadinya gelap gulita kini terang benderang.

"Cewek ini kenapa masih belum sadar juga sih, Kak? Ngga ada malu banget," ujar Karaxie yang segera berdiri dan berada di sebelah orang yang disosor Aleyna.

"Mbak? Sadar, Mbak. Lampunya udah nyala nih," racau Edgar menarik tangannya pelan-pelan.

"Kak, Kak Ley. Coba diangkat dulu muka kentangnya. Liat siapa di depan lo!" bisik Ariel sambil menepuk-nepuk pundak kakaknya itu.

Aleyna menengadah dan makin kaget setelahnya. Ia langsung melompat seperti melihat hantu lagi.

"Aaa! K-kak Edgar???!"

Buset malu banget gue anjrit. Mau ditampung kemana nih muka!

"Loh? Aleyna? Lo nonton juga?" Karaxie menganga tidak menyangka.

"Xie? Kamu kenal sama Aleyna?" tanya Edgar, tangannya beralih ke pundak Karaxie.

"Iya, Kak. Dia ini anak baru di gedung C."

"Kara? Dia juga kenal sama Edgar? Apa jangan-jangan mereka pacaran ya?"

***

Edgar mengajak ketiga cewek itu ke cafe terdekat agar mengobrol lebih rileks. Obrolannya panjang banget, kalau di bioskop sana mana cukup keburu diusir. Niat lelaki ini ingin mentraktir makanan buat mereka, tapi mereka malah mau minuman. Ya sudah jangan dipaksa, pikirnya.

Aleyna duduk bersandar mengambil nafas panjang. Ia meneguk jeruk hangatnya yang baru datang. Di atas meja, bercak-bercak airnya tertinggal dan Aleyna menatapnya kosong. Gadis itu bingung harus membuka topik apa. Habisnya, ia jadi terdiam setelah Edgar bercerita tentang ikatannya dengan Karaxie.

Tiba-tiba saja Ariel kebelet ingin ke toilet. Akhirnya meja nomer 06 itu dihinggapi tiga orang saja. Suasana jadi semakin canggung.

"Jadi kalian ini masih saudaraan, ya?" tanya Aleyna yang memecah keheningan.

"Iya," jawab Edgar dan Karaxie bersamaan.

"Btw Kakak sama Aleyna kenalnya dari mana?" Karaxie bertanya balik.

Aleyna dan Edgar menatap satu sama lain. Mereka bingung siapa yang harus menjawabnya. "Kita tetanggaan loh Xie. Ga mungkin kan ngga kenal sama tetangga sendiri?" sahut Edgar.

Karaxie membulatkan mulutnya. Bulatan itu makin membesar saat Aleyna berkata, "Lo ga ikut lomba Kar? Lo bilang kan Minggu ini mau ikut lomba tingkat provinsi," ingat Aleyna tentang omongan Karaxie minggu kemarin.

Edgar yang mendengarnya lantas kaget. "Hah? Serius kamu ada lomba hari ini Xie? Kenapa ga bilang?"

Karaxie menatap Aleyna tajam. Seharusnya gadis ini tidak menganggu harinya bersama Edgar. Lomba itu hanyalah kebohongan belaka, karena Karaxie kurang lengkap dengan kisah yang dibuat-buat. Sontak saja gadis itu menjawabnya dengan kalem.

ALEYNA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang