part. thirty three | Result

18 2 0
                                    

"Berikan tepuk tangan yang meriah untuk peserta nomor urut 15 kita, Aleyna Pavo Eleanor!"

Tepuk tangan yang tak kalah meriah dari peserta sebelumnya. Terimalah jawaban dari peserta terakhir bersama kesiapannya, menanggapi pertanyaan dari para juri.

Aleyna naik ke atas panggung, dengan beberapa langkah anggun. Ia melihat satu persatu mata audiens sebagai orientasi mengurangi nervess-nya. Sela tak sela, gadis itu mencari sosok sahabatnya yang sudah berjanji agar hadir dalam acaranya.

Namun, bukan Zara yang ia temukan. Sosok menyebalkan malah menampakkan wajahnya tepat di mata Aleyna. Siapa lagi kalau bukan Aaron, tanpa undangan, tanpa janji pun ia pasti datang. Padahal Aleyna tidak pernah menceritakan schedule acara ini, darimana Aaron tahu?

Lelaki itu duduk di bangku paling depan dari siswa lainnya yang ikut menonton. Dia tampak rapih hari ini, dengan jas hitam lengkap name-tag "Aaron Nicholas." Tunggu. Sepertinya Aaron adalah tamu spesial. Sebab ia duduk bukan di sembarangan tempat. Tepatnya lelaki itu duduk di lingkaran alumni.

"Alumni paling berkesan? Aaron? Duduk di-"

"Sebelum babak akhir, saya ingin memberikan kesempatan ini kepada salah satu alumni yang duduk di bangku sana."

"Iya, Aaron Nicholas alumni angkatan ke-77, SMA Trisatya. Saya persilahkan untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta terakhir," titah Ma'am Georgia, mengubah keputusan tiba-tiba.

Aaron maju dan mengoper mic. Suara tepuk tangan yang sangat meriah ditujukan hanya untuknya, seolah-olah ia adalah tokoh utama di dalam acara. Bagaimana tidak, baik sesama alumni maupun anak kelas yang mengenal Aaron terpana karenanya. Tak dipungkiri pula, sebagian besar dari mereka adalah fans-nya.

"HIDUP AARON FANCLUB!"

"ANJIRR! KAKEL IMPIAN GUE BALIK LAGI BUAT NEMUIN GUE!"

"Gausah halu, gila!"

"Lu bener-bener bikin acara ini kayak konser diri lu sendiri. Bos gue nih, ga sia-sia gue nyapu tuh panggung sama red carpet," sungut Jayden yang hanya didengar dirinya sendiri. Tidak ada anak The Moge yang menemaninya sehingga harus memojok sendiri.

Kasihan Jayden, sudah jones, temennya ilang pula..

Aleyna menarik nafas panjang, mencoba merefleksikan diri, menjaga ingatan mengenai materi agar tidak tumpah.

Gadis itu menatap Aaron yang duduk di samping juri. Sesekali Aaron tersenyum miring kepadanya, antara mengejek ataukah. Mungkin ingin memuji?

"Baik. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Ma'am Georgia karena sudah memberikan kesempatan emas ini untuk saya. Dan, cukup guys. Applause-nya disimpen buat pesertanya, ya?" ucap Aaron dengan nada lembut namun tegas. Sehingga semua orang berhenti bersorak untuknya.

"Aleyna Pavo Eleanor, kandidat duta nomer urut lima belas, dari kelas 11 IPS 5-gedung C. Benar?"

Aleyna menganggukkan kepalanya mantap. "Benar." Lalu bergerutu dalam hati, "Dia kenapa basa-basi sih? Ngebuang-buang waktu tau ngga?"

"Ngomongin gedung C, saya juga dari gedung C sewaktu bersekolah di sini dulu. Teman-teman tau, kan, deritanya anak C? Eh, tapi jangan salah. Gedung C gapernah gagal, Aaron Nicholas salah satunya." Aaron merujuk bangga. Jika menurut kalian ia arogan, yang terjadi ia mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah. Lagi dan lagi, Aaron memikat hati audiens.

"Apapun itu, saya doakan ananda memenangkan kompetisi hari ini, ya? Semua doa terbaik, pasti tercurahkan."

"Dari gue-buat-lo."

ALEYNA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang