"Apa yang mau kamu lakuin?" ucap Karaxie mengetuk jarinya ke meja, menanti jawaban misterius Jarvis.
"Apalagi? Lo mau gue berbuat sesuatu ke Edgar, kan?"
"Iya. Tapi apa?"
Sunyi. Tak ada suara yang mengisi ruangan tersebut kecuali si dua joli. Jarvis terdiam. Sembari tersenyum licik mengingat rencana yang telah ia buat.
"Lihat aja nanti."
8👒💐
"Maafin gue, ya, Le? Gue gak bisa hadir ke acara penting lo. Padahal, kan, belum tentu ada kegiatan kayak gitu lagi," sesal Zara, tertunduk seraya memasang wajah manyun.
Aleyna tersenyum manis, mencoba memaklumi hal tersebut. Gadis itu mengenggam kepalan tangan Zara agar ia tidak merasa bersalah. "Ngga papa. Lo lupa ya gue udah jadi duta? Ntar gue yang usulin ke guru biar banyak acara. Next, yang ngga dateng kudu dihukum. Haha!" ucapnya penuh positif.
"Ini semua gegara Saman! Andai dia cariin kebaya buat gue hari itu pasti kita bisa fotbar," cibir Zara. Masih menyesalkan perlakuan Saman dulu.
"Tapi kan Zar-"
"Kita putus, Le."
Belum sempat Aleyna membuat Zara mengerti, ia dibuat tercengang tak percaya. "Why?"
Zara mengacak rambutnya frustasi. Ia memegang kepalanya yang hampir meledak. "Gue capek, Le. Saman berubah ngga sama kayak dulu lagi,"
"Gue benci Saman dan The Moge," kata Zara penuh benci.
"Walaupun lo putus sama Saman tapi jangan sampe benci ke temennya juga lah! Gimana pun, hubungan pertemanan mana pernah putus," timpal Aleyna dengan bijak. Sambil menenangkan Zara. Meskipun ia tidak pernah merasakan putus, tapi Aleyna jelas tahu seberapa terlukanya Zara saat ini. Ditambah lagi, mereka sudah lama bersama.
"Kok elu bilang gitu sih?" Zara menoleh tiba-tiba.
"Why? Apa omongan gue salah barusan?" tanya Aleyna heran.
Zara bergeleng kepala. Ia menatap sepasang mata berbinar itu. "Ngga. Kayaknya lu ikutan berubah juga," ucapnya.
"Setau gue, lu yang nyuruh buat ngejauhin The Moge. Karena mereka jahat lah, ngajarin gak bener. Tapi sekarang? Lu berkata sebaliknya."
Gadis di hadapannya itu menghela nafas kasar seraya mendongakkan kepala pasrah. Aleyna menatap sekeliling jenuh serta wajah misterius Zara.
"Lu mulai suka Aaron?" kata Zara setelah tatapan misteriusnya. Tentu saja Aleyna makin emosi dengannya.
"NGGA! Zar, please deh! Kenapa tiap saat Aaron selalu dibawa-bawa? Pusing, Zar! Berisik! Gue lagi ngga mau bahas dia," bentak Aleyna, habis sensitif dengan nama orang itu.
"Elu marah? Oke. Gue gak akan bahas dia. Tuhan mau lu deket sama Edgar, bukan Aaron. Buktinya, tiap langkah lu pasti ada Edgar. Dan, Aaron, jangan biarin dia masuk ke hidup lu."
Meskipun sudah dikatakan, Zara masih saja bandel. Aleyna merasa benda panas diuapkan ke wajahnya sehingga otaknya jadi mumet. Tidak adakah topik menarik yang bisa dibahas selain mereka? Entahlah, Aleyna merasa jenuh ketika membahasnya. Aaron dan Edgar, padahal ia selalu antusias tentang Edgar.
Detik ini, ia capek dengan Zara yang selalu mengoceh.
"Gue cabut."
👒💐
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEYNA [ ON GOING ]
Teen FictionPerihal crushing people memang sering didengar, bisa terjadi di sekolah, tempat kerja, bahkan dengan seseorang yang baru dikenal. Tapi pernah ngga sih lo ngecrushin tetangga depan rumah? Well, this is about it. ...