"Oh, No!!"
Zara menjatuhkan handphone Karaxie ke lantai.
"Ihh, Zara! Kamu kenapa sih selalu ikut campur urusan hidup aku?" seru Karaxie sembari membersihkan handphone-nya.
"Masih untung jatoh ke lantai bukan ke tanah sono," bela Zara menunjuk ke bawah sana.
Karaxie menilik Zara tajam. Ia tidak mau bungkam, "Kenapa sih kamu tuh suka banget nyari gara-gara sama aku? Tau ga, karena kamu, aku sama Jarvis belum baikan sampe sekarang!"
Zara memutar bola matanya malas. Ia beralih memandangi kukunya yang mengkilap. Cewek didepannya ini, kalau saja bukan untuk mencelakai sahabatnya ia tidak akan mau untuk berurusan dengannya.
"Apa jangan-jangan kamu iri ya sama aku?"
"Iri? Apa yang mau gue iriin dari lu?" ejek Zara.
"Iya dong, secara aku kan adiknya Aaron dan Edgar. Jadi, aku bebas mau jalan-jalan sama mereka. Sedangkan kamu? Pacar kamu kan jelek, apa yang mau diambil dari Saman?" kata Karaxie dengan tawa terbahak-bahaknya. Ia berusaha membuat Zara membalas tatkala daritadi gadis itu diam menyimaknya. Karaxie pikir akan ada keributan disini, namun rupanya sebaliknya.
"Itu lah bedanya gue sama elu. Lu mah apa-apa pasti mandang fisik. Udah sasimo, harus yang goodlooking, good-rekening lah. Sampe-sampe lu lupa harus nyari yang good-parents juga."
"ZARA!"
Perkataan Zara itu membuat Karaxie memanas. Terutama satu kata terakhir yang ia cetuskan. Tidak ada niatan untuk membuat lawannya marah, hanya saja memang kebiasaannya mengeluarkan kata-kata menusuk. Karaxie pun kehilangan kendali. Ia menarik rambut panjang Zara.
Zara yang tidak mau kalah, ikut menjenggut rambut Karaxie yang agak tinggi darinya. Tidak susah baginya untuk memutuskan helaian tipis itu, lagipula rambut Karaxie tidak terlalu lebat. Tangan Zara lincah menarik-narik agar Karaxie menjadi botak.
Aleyna melirik ke atas dan menemukan dua orang yang dikenalinya bergaduh. Raut wajahnya terlihat bingung dan panik entah harus apa. Apakah perlu ia naik ke atas untuk menolong? Atau biarkan saja entah sampai kapan? Baru kali ini dirinya terlibat dalam pergaduhan begini, apapun itu gadis itu pun segera menaiki anak tangga lalu memisahkan keduanya.
"Zara, lepasin!"
"Elu yang mulai duluan, dasar yatiem!"
"Udah woy! Kalian udah gila, ya?" ucap Aleyna memisahkan Karaxie dari Zara. Gadis itu berada di pihak Karaxie dengan tangan di bahunya.
Karaxie menoleh ke Aleyna. Matanya melotot dan menghempaskan sentuhan yang ada di bahunya. Ada rasa ingin menampar dan menjenggutnya sama seperti Zara namun alam bawah sadarnya menghalangi akan hal itu. Karaxie membentak Aleyna, "Ini semua gegara kamu!" Gadis itu menunjuk-nunjuk Aleyna kemudian pergi meninggalkannya.
"Gue?" Aleyna mematung sesaat. Suara gerasak-gerusuk yang datang dari hadapannya mengepung dirinya bersama Zara. Orang-orang mengira mereka berdua yang bertengkar namun urung setelah melihat Karaxie yang berantakan.
"Elu kenapa sih nyet ngebelain Kara? Lu mau punya temen kayak dia?" tanya Zara dengan nada amarahnya.
"Salah gue apa sampe Kara gitu?" Aleyna bertanya balik dengan wajah polosnya.
"Kadang gue geli ama muka melas elu. Lu bener-bener polos apa pura-pura sih?" kata Zara kesal.
"Kara mau bikin elu di-DO dari sini! Dia rekamin diri lu untung gue talangin dia tadi, kalau ngga lu bakal di-DO buat kedua kalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEYNA [ ON GOING ]
Teen FictionPerihal crushing people memang sering didengar, bisa terjadi di sekolah, tempat kerja, bahkan dengan seseorang yang baru dikenal. Tapi pernah ngga sih lo ngecrushin tetangga depan rumah? Well, this is about it. ...