part. twenty six | Kambuh

22 2 0
                                    

"HaaAchim!"

"Alhamdulillah, lap Kak, idung lo meler tuh," sahut Ariel seraya memasang dasi birunya.

Sebangun dari tidur tiada habisnya Aleyna bersin dan menarik hidungnya. Selembar dua lembar sampai satu pack tisu ia habiskan hanya untuk itu. Hidungnya sampai memerah dan matanya terpicing.

"Ini semua gegara lo—HaaAchim! Riel!" tuntut Aleyna menyalahkan Ariel dengan suara seraknya.

"Kok gue sih, Kak? Salah lo sendiri udah tau alergi malah banyak minum es. Sakit perut gak lo?" tanya Ariel penuh perhatian

"Iya," jawab Aleyna dengan anggukan kepalanya.

"Nah, itu gegara sepuluh sendok cabe seblak kemaren," ujar Ariel berujung meledek.

"Anjir deh lo, Riel!"

👒💐

Karaxie berjalan mengitari koridor sesampainya. Gadis itu melirik Aleyna yang baru juga datang memarkirkan motornya. Matanya terpasang penuh dendam, ia menatap HP yang berada di balik sakunya. "Woni ngilang, Jarvis murka sama aku, gabisa liat update-an oppa Taeyong. Ini semua gegara kamu, Ley!" gerutunya dalam hati.

Aleyna memasuki kelas XI IPS 6 perlahan. Jalannya agak pusing karena alergi yang makin merajalela. Dari tadi yang ia genggam hanyalah lembaran tisu.

Gadis itu peka dengan kedatangan Zara. Ia hendak berdiri dan memanggil, "Za-"

"Diem di situ," kata Zara menaruh tasnya lalu duduk di sebelah Aleyna.

"Maafin gue ya pasal kemarin. Gue-"

"Dah, gak usah diingetin lagi. Yang kemaren cukup jadi kemaren," tungkas Zara yang membuat Aleyna terdiam. "Kenapa elu nolak confess-nya Aaron?" tanya Zara tiba-tiba.

Aleyna terperangah kaget. "Kok lo tau gue ditembak Aaron kemarin?"

"Tau lah, orang pacar gue temen dia kok."

Aleyna menggaruk rambutnya bingung. Ia tidak mengerti situasi saat ini. "Gimana sih? Aaron kakaknya Edgar, Aaron kakak tirinya Karaxie, Aaron temennya pacar lo terus besok-besok Aaron apalagi?"

"Aaron pacarnya Aleyna."

Aleyna menghela nafas kasar, ia membuang mukanya ke dinding. Di dinding itu ia sandarkan keningnya sehingga rambut panjangnya menutupi wajah.

"Gue badmood gegara bestie gue di SMA Adiwiyata kemaren," lirih Aleyna seraya mengupas kulit dinding.

"Kenapa bestie lu?" tanya Zara perhatian.

"Dia pergi ninggalin gue ke Bali. Sekarang, gue gapunya bestie lagi."

"Yang ilang mah bestie elu, tapi kan masih ada sahabat lo," ucap Zara misterius.

"Siapa?" tanya Aleyna penasaran.

"Gue."

Sontak Aleyna berbalik hadap. Matanya berbinar menatap Zara. "Serius? Lo jadi sahabat gue?" tanyanya.

"Ya iyalah, lu mau kan jadi sahabat gue?"

"MAUUUU!!!" Aleyna merasa nyawanya kembali bergejolak. Awalnya ia tidak mau berteman dengan Zara karena Zara itu cabe lah, genit lah, bawel lah. Sampai ada saatnya ia tersadar bahwa di sini ia membutuhkan Zara. Apa yang terjadi jika bukan Zara yang menghalangi Karaxie menjalankan misinya? Mungkin tragedi itu terulang lagi. People come and go memang benar adanya. Tuhan tahu yang mana yang baik untuk hambanya.

ALEYNA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang