part. twenty four | Selamat Tinggal, Bestie

24 5 0
                                    

Kegiatan hari ini diakhiri dengan mode serius, seiring kedatangan guru pembimbing—Ma'am Georgia. Untungnya Ma'am Georgia tidak galak-galak banget, minimal seriusnya masih standar lah ya. Dan setidaknya pula sakit perut Aleyna tidak sampai ke kaki. Untuk tugas selanjutnya Ma'am memberikan tugas menghafal lagu Inggris. Agak berat memang bagi yang suaranya false.

Ketika ruangan akan dikunci Aleyna mendekati Edgar. Gadis itu menegur sapa, "Kak Edgar," panggilnya.

"Hm?" sahut Edgar tanpa menoleh. Ia sibuk mengurusi gembok yang tampaknya tersangkut.

"Kakak bakal pilih lagu apa nantinya?"

"Aku pilih lagu Someone you Loved aja. Tapi kayaknya Perfect-nya Ed Sheeran juga keren," ucap Edgar yang tampaknya bimbang dengan pilihannya.

"Tapi nyanyinya boleh duet ga ya?" tanya Aleyna.

"Boleh boleh aja kok," kata Edgar selesainya mencabut kunci. Ia berbalik menghadap Aleyna.

Aleyna mematung sesaat. Kini mereka saling bertatap satu sama lain. Mana kuat gue begini tiap hari, ga aman buat jantung.

"Kakak mau pulang bareng sama aku ga?" tanyanya grogi. Sebenarnya tidak terucap mengajak pulang bareng tapi karena grogi, semua yang ada di kepala dikeluarkan saja.

"Oh, ngga usah Ley, makasih ya. Aku mau ngerjain tugas di rumah temen. Kamu pulang duluan aja. Oiya, liat Raxie ngga ya?"

Pertanyaan yang diajukan Edgar tersebut membuat Aleyna teringat kejadian tadi. Dimana kata Zara gadis itu hendak merekamnya ketika dihukum. "Ngga Kak. Aku ngga liat. Oh iya, bisa minta nomor wa Kakak? Siapa tau kedepannya aku perlu ngehubungin Kakak."

"Boleh," ucap Edgar seraya mengeluarkannya sesuatu dari sakunya. Aleyna pun menyalin nomor tersebut ke handphone-nya.

"Oke makasih. Hati-hati di jalan ya, Kak!"

"Iya, Ley. Kamu juga," sahut Edgar dari belakang. Tepatnya saat gadis itu meninggalkannya pergi duluan. Lelaki itu hanya menatapnya yang perlahan lenyap dari matanya. Ia tersenyum tidak enak.

"Walaupun aku suka kamu tapi aku harus jaga harga diri aku."

👒💐

Forever Mine.

Babe
Kamu dimana?
Blokiran kamu udah dibuka loh ini
Kok ga dibales sih?
Rax
Jangan bikin aku khawatir dong.

Jarvis mengetik laju lalu mengirim dentuman chat itu kepada Karaxie. Mood-nya sedang bagus, pantas saja mempengaruhi typing-nya.Namun sayang chatnya itu tidak terbalaskan. Mana lagi ceklist satu.

"Pada ngadem di rumah gua nih ceritanya lo pada?" kata Jarvis memalingkan mukanya dari handphone dan menyindir ketiga temannya yang bersandar di sofa empuknya. Sedangkan dirinya menyantai di ranjang singanya.

"Iya nih. Capek kita nyari cendol ga dapet-dapet," kata Kiel seraya menghirup nafas panjang-panjang. Tampaknya kali ini lelaki itu jujur, terlihat dari nafasnya yang ngos-ngosan.

Jarvis bergeleng kepala. Ia melirik Aldridge, "Lo? Ngapain kesini?"

"Hehe, gue mah numpang ngadem doang Vis. Di luar panas bener," sahut Aldridge disusul cengiran kudanya.

"Lo, Malvin? Kayaknya panas bener ya ampe muka lo kusut gitu."

"Gua lagi panas di hati," jawab Malvin dengan tatapan kosongnya.

ALEYNA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang