# 02 : canggung

49.5K 3.8K 52
                                    

.

Hai! welcome back to the third chapter of the prologue, don't forget to leave your mark as usual like & comment, happy reading, guys!

.

Situasi macam apa ini?! Apakah Zevral menyimpan dendam padanya akibat ulahnya tadinya? Maura yang saat ini berada diboncengan motor Zevral, sedang menahan dirinya agar tidak terjungkal kebelakang.

"Sekarang, lo semua harus tau kenapa gue taku banget naik motor!" Batin Maura menjerit dengan sendirinya.

Maura yang merasa bahwa sekarang keselamatannya paling utama sekarang, langsung memeluk Zevral dari belakang.

Grep!

Maura memeluk Zevral dengan agak erat, Zevral tidak merespon apa apa, hanya fokus pada jalanan nya saja. Membuat Maura sedikit tidak enak akan perlakuannya tadi pada Zevral.

Sesampainya di gerbang sekolah, Zevral dan Maura langsung menjadi pusat perhatian satu sekolah, karna memang Zevral adalah most wanted sekolah ini.

Sampai di parkiran Maura buru buru turun dari motor Zevral hal membuat Zevral kebingungan tidak seperti biasanya gadis ini langsung turun, tanpa meminta nya untuk membantu nya turun dari motor besarnya.

"Zev? Sorry, ya! Tadi gue meluk lo! Soalnya, gue takut banget kejungkal kebelakang! Gue minta maaf banget, Zev! Maaff banget gue lancang sama lo!" Ucap Maura sembari sedikit membungkuk dan merapatkan kedua tangan nya.

Zevral diam tak merespon apapun, Zevral memilih turun dari motor nya. Dan meninggalkan Maura sendiri, membuat Maura sedikit bernafas lega, karna Zevral tidak memarahi nya, namun. Kendala nya sekarang, dia tidak tahu arah kelas nya.

"Maura!" Panggil seorang gadis, yang menyentuh nya dari belakang.

Dengan spontan Maura langsung membalikkan badan nya, terlihat lah seorang wanita dengan pakaian yang rapih, bisa Maura tebak bahwa dia adalah siswi yang sangat rajin.

"Kenapa?" Tanya Maura.

"Ayo! Ke kelas! Aku Alin!" Ucap gadis itu.

Maura sedikit bingung, namun. Dia memilih untuk mengikut kemana Alin membawa nya, bisa Maura tebak.lagi Alin adalah sahabat dari Maura sekaligus kekasih dari Deon, tapi mengapa di novelnya persahabatan ini tidak ada?

Sesampainya di depan kelas mereka, Maura langsung tersenyum kecut. Tak kala dia tahu bahwa Zevral dan diri nya satu kelas.

"Ayo duduk!" Ajak Alin sembari menarik tangan Maura.

Maura langsung kebingungan, maksud ayo duduk apa? Alin mengajak nya duduk, namun. Di sebelah gadis itu, sudah ada seorang lelaki dengan kacamata nya sedang melirik nya bingung.

"Loh? Itu sebelah lo ada orang, terus gue duduk sama siapa?" Tanya Maura.

"Oh, ini? Dia kan Ghani! Kenapa si Maura? Kamu kan duduk sama Zevral, itu di sana!" Tunjuk Alin.

Maura langsung tersenyum singkat, Maura sudah menyerah saat ini juga niat ingin menghindari lelaki itu, karna. Dia ingin Salsabila lebih leluasa mendekati Zevral malah takdir menyuruh nya terus bersama lelaki itu, ini sangat menyebalkan baginya.

"Gue duduk sama lo aja boleh, gak?" Ucap Maura.

Alin langsung menggeleng, membuat Mauda sedikit kesal.

"Aduh! Lo kan sahabat gue! Kenapa gamau?" Tanya Maura.

"Karna, sistem kelas disini. Kita jangan duduk sama yang sama jenis, harus lawan jenis, kayak cewe sama cowok, gaboleh cewe sama cewe, takut nya ngobrol!" Jelas Alin.

Maura yang mendengar hal itu, langsung pasrah dan mulai berjalan ke arah tempat duduk Zevral, lagian siapa yang menciptakan aturan baru seperti ini?

"Misi! Gue ikut duduk, ya? Boleh? Kalo gaboleh, gue pindah sama yang belakang aja!" Ucap Maura.

Zevral tidak merespon dia hanya melihat Maura sekilas, setelah itu dia malah melipat tangan nya di atas meja dan menjadikan tangannya itu untuk tumpuan Zevral tidur.

"Cowok sialan lo!" Gerutu Maura di batin nya.

Guru pun masuk namun, Zevral tidak kunjung membuka mata nya, dia terlihat seperti malas untuk belajar dan menuntut ilmu, Guru yang nampak sudah biasa dengan tingkah laku anak muridnya itu, memilih untuk tidak menegurnya sama sekali.

"Zev!" Bisik Maura.

Namun, Zevral tidak merespon apapun.

"Zevral!" Bisik Maura lagi.

Zevral langsung mengangkat kepala nya. Dan menatap Maura tanda bahwa Zevral mengatakan "Ada apa?"

"Ada, guru." Ucap Maura.

"I know." Jawab Zevral dengan santai nya.

Maura langsung tersenyum tidak ikhlas, ternyata memang untuk apa? Membangunkan orang pemalas seperti Zevral, tetapi Beberapa saat kemudian pemikiran itu hancur.

"Zevral!" Panggil Guru didepan.

Zevral langsung memutar bola matanya malas, dengan langkah malas Zevral bangkit dari duduknya, lalu merebut spidol yang berada ditangan Gurunya itu. Dengan cepat Zevral langsung mengerjakan soal tersebut, dan Maura tidak berekspestasi bahwa jawaban Zevral benar semua.

"Kerja bagus, Zev!" Puji Guru itu sembari tersenyum.

Bukannya merasa tersanjung akan pujian itu, Zevral malah melengos pergi begitu saja tanpa beban.

...

Hai! We'll meet again in the next chapter, okay! Thank you for reading my story, you are always healthy !

Ayla Transmigrasi ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang