# 04 : "Lo udah balik?"

44.3K 3.8K 11
                                    

.

Hai, see me again, enjoy reading my story, don't forget to leave your mark here, like comments and likes.

.

Jam sudah menunjukkan pukul 02.047 pertanda bahwa hari ini sudah selesai untuk para murid belajar di sekolah, Maura melirik ke arah belakang bisa di lihat bahwa, saat ini Salsa sedang memperhatikan Zevral dari kejauhan.

"Gue tau nya, di adegan ini. Salsa bakal maksa Zevral, buat ajak dia pulang bareng. Gue gamau! Ganggu adegan itu." Batin Maura.

Maura melirik Zevral dengan senyum tipis nya, sedangkan Zevral sedang fokus dengan ponselnya.

"Zev?" Panggil Maura.

Zevral melirik Maura tanpa mengatakan apapun.

"Lo pulang sama Salsa, aja!" Ucap Maura.

Ucapan Maura yang di dengar oleh Salsa juga, berhasil membuat Salsa langsung melotot.

"Maksud lo? Apa? Lo nyuruh – nyuruh gue seenaknya?!" Tanya Zevral.

Maura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Maura melihat Salsa dan Zevral secara bergantian. "Gue mau pulang sama, Alin Aja. Lo sama Salsa, gih! Gue denger supir lo gabakal kesini kan? Gue pulang duluan, ya!" Setelah mengucakan itu, Maura menarik Alin untuk keluar dari kelas.

Dan, meninggalkan Zevral dan Salsa berdua saja.

Zevral melirik ke arah Salsa yang sedang memalingkan wajahnya ke arah lain, Zevral menghembuskan nafas nya sebentar. "Ayo!" Ajak Zevral.

"Lo ngajak gue?" Tanya Salsa tanpa kaget dengan ajakkan Zevral.

"Lama." Ucap Zevral.

Mereka berdua pun, keluar dari kelas secara bersamaan. Maura tidak benar benar pulang, Maura ada disekolah untuk melihat kebersamaan mereka berdua, dari ujung lorong sekolah dengan sahabat nya Alin, Maura langsung tersenyum senang melihat alur novel yang tidak berubah, ya semoga saja alurnya tidak akan berubah.

"Ra? Aku mau pulang sama, Deon." Ucap Alin tiba tiba.

Maura langsung mengangguk.

"Oke! Lo pulang aja sama, Deon. Gue pulang sendiri aja." Ucap Maura.

Alin langsung mengangguk, walaupun dirinya khawatir pada Maura namun Alin pun memilih pergi meninggalkan Maura sendiri, merasa Alin sudah pergi. Maura pun langsung pergi meninggalkan sekolah dan sialnya disini, Maura melupakan bahwa dirinya adalah anggota baru didunia ini. "Aduh! Lupa kan! Berati gue harus jalan kaki dong? Mana gue masih buta arah!" Gumam Maura.

Setelah berjalan cukup jauh dengan mengandalkan insting dan hatinya, Maura melihat tanpa yang sudah sepi, Maura pun memilih duduk ditaman yang agak sepi itu, hari pun akan menuju kegelapannya. Maura berpikir bahwa dia bisa menenangkan pikiran nya sedikit saja, karna. Kejadian ini masih di luar nalar nya.

"Reyvan, disana lagi ngapain ya? Dia nyariin gue, ga ya?" Gumam Maura mengingat kekasih nya didunianya yang asli.

Hingga tanpa sadar air mata Maura menetes begitu saja tanpa izin, sial kenapa dia sangat mudah menangis.

"Aku khawatir kamu kena bullying lagi!" Ucap Reyvan sembari menatap Ayla yang sedang menunduk dihadapan Reyvan.

Reyvan yang merasa dirinya terlalu membentak kekasihnya itu, langsung memeluk gadis mungilnya itu. "Gapapa, kamu ga sendirian."

"Gue mau pulang, gue kangen Reyvan." Lirih Maura.

Beberapa lama Maura melamun di tempat itu, hanya diam memandangi langit yang sudah gelap, berharap ada jawaban dari takdir yang membuatnya tersesat dalam kebingungan sendirian, hingga dering telpon membuyarkan pikirannya.

"My boo? Ini siapa? Jangan jangan Zevral?" Gumam Maura.

"Alay banget namanya." Sambungnya.

Maura pun langsung mengangkat telpon itu dengan cepat.

"Halo?"

"..."

"Maaf? Ini Zevral bukan?"

"Ya."

"Ohh bener, ada apa? Zev?"

"Lo udah balik?"

Maura berpikir sejenak, dia tidak merepotkan Zevral dan dia tidak ingin mengganggu alur asli dari cerita novel ini, Maura sangat ragu untuk mengambil keputusan sekarang. Kenyataan bahwa dia menjadi tunangan Zevral pun, berhasil membuatnya mati kutu ditempat.

"Gue udah pulang kok!"

Tut!

Sambungan telpon di matikkan secara sepihak begitu saja, membuat Maura kesal sendiri. "Apaan si lo! Prik banget!" Gerutu Maura.

Hingga tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak nya, membuat Maura diam terpaku, pikiran Maura sudah berhamburan kemana mana. Pasti antara si rawrrr atau om om penculik pikir Maura.

"Maura!" Panggil seseorang yang menepuk pundak Maura dari belakang.

Maura yang mengenali suara siapa itu, langsung membalikkan badan nya dan benar saja dugaannya, orang itu adalah Zevral. Habis sudah dia ketahuan bohong, Maura langsung tersenyum manis, membuat Zevral melihatnya sinis.

"Eh? Zevral? Ngapain disini?" Ucap Maura agak gugup.

"Pulang." Ucap Zevral.

"Ha?"

"Pulang sama gue, sekarang."

Maura yang mendengar nada bicara Zevral yang sangat datar, langsung bangkit dari duduk nya, lalu menggandeng tangan Zevral, sembari menunjukkan ekspresi wajah yang sulit di artikan oleh Zevral sendiri.

"Leggo! Kita pulang, i - iya ga. Zev?" Ucap Maura sembari tersenyum kaku.

Zevral tidak menjawab, Zevral memilih untuk mengikuti langkah gadis yang berada di samping nya ini, hingga tiba tiba dada Zevral terasa sedikit sakit membuat Zevral reflek memegang dada nya.

"Eh? Lo kenapa?" Tanya Maura dengan ekspresi wajah yang panik.

Zevral hanya menggeleng, namun. Wajah nya terlihat sangat menahan sakit di bagian dada nya. "Lo perokok, kan?" Tanya Maura lagi.

Zevral mengangguk.

Maura yang melihat respon itu langsung mengerti dan menuntun Zevral untuk duduk sebentar, lalu tangannya mengambil air didalam tasnya.

"Lo jangan ngerokok terus, Zev! Itu gabaik buat tubuh lo, boleh kok lo ngerokok, asal ada batas nya." Omel Maura.

Zevral hanya diam tak menjawab apapun karna dadanya terasa sangat sakit sekarang, melihat Maura menyodorkan minum kepada Zevral membuat Zevral langsung menyambarnya dan meminum air yang diberikan oleh Maura.

"Pokoknya, mulai sekarang lo harus turunin kebiasaan lo ngerokok! Atau nggak –" Omelan Maura terpotong oleh tatapan sinis dari Zevral.

"Apa?! Atau gue hantam bibir lo biar ga banyak omong lagi?!" Ucap Zevral.

Mendengar hal itu Maura langsung terfiam otomati, sembari menunggu Zevral selesai dengan sakitnya. Setelah selesai, mereka pun langsung pulang dengan Maura yang diantarkan oleh Zevral.

...

Halo, guys! Thank you once again for reading my story, even though the flow is that's all, I hope you are given health. Amiin.

Ayla Transmigrasi ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang