# 03 : Salsa & Zevral

46.7K 3.9K 14
                                    

.

hi, welcome back to the fourth chapter of the prologue, as usual, don't forget to leave your mark here, ok!

.

Jam pelajaran telah selesai, Maura sedang berpikir kenapa dia bisa masuk, kedalam novel ini? Ini sangat tidak masuk kedalam akal sehatnya. Di tengah lamunnya Maura dikejutkan dengan teriakkan seseorang.

"Anjay! Zev! Ayo kantin!" Ajak seorang pemuda, dengan nada khas orang asik itu.

Maura tebak, jika orang itu adalah Deon Pramata karna, didalam novel. Deon adalah sosok yang asik, dan selalu berisik di antara mereka ber-empat serta dengan kata – kata khasnya, yaitu anjay.

"Berisik, lo! Kelas orang ni!" Ucap seorang lelaki di sebelah nya.

Pasti, dia adalah Guntur Triyoga lelaki dengan segala rasa risihnya pada sesuatu yang berisik seperti Deon contonya.

"Lo juga mending diem!" Ucap satu laki laki lagi, di sebelah Guntur.

dia adalah Sadam Killian karna, hanya di yang bisa handle omongan dari Guntur, dan satu – satunya orang yang berani menjawab omongan Guntur.

"Lo gamau ke kantin, Zev?" Tanya Deon.

"Ga." Jawab Zevral.

Deon langsung membulatkan mulutnya, tanda bahwa dia mengerti dengan jawaban singkat Zevral, pandangan nya beralih pada Maura yang sendari tadi memperhatikan Deon.

"Eh? Kenapa, Ra? Lo liatin gue gitu banget, naksir ya lo? Udah berpaling dari Bos Zevral? Buset! Boleh deh! Kalo cewe nya kayak, lo!" Ucap Deon.

Maura langsung tersenyum singkat.

"Padahal gue lagi sedih, karna nanti ada alur dimana dia bakal putus sama Alin." Batin Maura.

Sadam langsung mengisyaratkan mereka untuk keluar saja membeli makanan. Dari pada menunggu Zevral yang sudah pasti tidak akan keluar, karna. Bukan tidak ada uang, tapi biasalah jika dia sedang tidak ada mood makan memilih diam saja di kelas.

"Lo beneran gamau makan?" Tanya Maura pada Zevral.

"Ga." Jawab Zevral singkat.

Maura langsung mengangguk tanda dia mengerti, dia mencari seseorang yang pasti itu Alin, ya sahabat nya yang dia cari, untuk mengajak Alin pergi ke kantin bersama.

"Yaudah! Gue ke kantin, ya? Bye!" Ucap Maura setelah melihat Alin yang akan keluar dari kelas.

Zevral merasa agak aneh dengan sikap Maura padanya, namun. Zevral tidak ambil pusing, toh mungkin gadis itu sudah tidak menyukai nya, malah bagus untuk diri nya.

"Alin? Ke kantin bareng, yuk!" Ajak Maura sembari menggandeng tangan Alin.

"Iya, biasanya juga kita berdua, Maura." Ucap Alin, sembari tersenyum lembut.

Maura langsung membalas tersenyum pada, di tengah perjalanan Maura teringat sesuatu dengan sigap. Maura langsung menghadang jalan Alin dan menatap Alin dalam.

"Kenapa, Ra?" Tanya Alin.

"Lo tau diamana Salsabila Haidar?" Tanya Maura.

Alin langsung mengangguk.

"Tau! orang dia duduk di belakang kamu, kamu lupa, ya? Dia ada di belakang bangku kamu sama Zevral." Jelas Alin.

Maura langsung terdiam, berate tadi disaat Maura menunjuk kebelakang dia sudah bertatapan langsung dengan tokoh favoritnya itu, mengingat hal itu Maura langsung salah tingkah sendiri, sikap Maura yang seperti itu jelas membuat Alin kebingungan.

"Kamu kenapa?" Tanya Alin.

Maura menggeleng, dia langsung menarik Alin untuk ke kantin dan membeli beberapa makanan untuk di bawa ke kelas, dia tidak sabar melihat adegan dimana Salsa yang memberikan kotak makanan pada Zevral, itu sangat romantic baginya.

Sebenernya, tadi dia sengaja tidak mengajak Zevral untuk pergi ke kanti bersama nya. Karna, Maura sudah tahu alur selanjutnya.

Setelah memberi beberapa cemilan, Maura dan Alin bergegas kembali ke kelas. Maura langsung mengintip dari jendela kelas, dan menahan Alin yang tadi ingin masuk kedalam. Dan dugaan Maura ternyata benar! Salsabila sedang memberikan bekal pada Zevral, dan Zevral menerimanya membuat Maura salah tingkah sendiri.

"Kamu kenapa, si?" Tanya Alin sekali lagi.

"Salsa sama Zevral, lucu banget gasi. Lin?" Tanya Maura pada Alin.

Alin langsung ikut mengintip sedikit dan Alin pun langsung mengerti maksud sahabat nya ini.

"Bukan nya, biasanya kamu bakal marah ya. Ra?" Tanya Alin.

"Maksud nya?" Ucap Maura agak bingung apa yang di maksud Alin.

"Maksud aku, dulu kamu suka diem diem marah. Kalo Salsa udah deket sama Zevral, kamu bakal marah marah gajelas sendiri, walaupun emang kamu ga pernah, bully Salsa kayak di novel novel gitu kalo cemburu." Jelas Alin.

Maura langsung mengerti ucapan Alin, dia langsung tersenyum manis.

"Mulai sekarang gue gabakal gitu lagi kok, gue seneng liat Salsa sayang sama Zevral, kalo semisal gue emang gabisa milikkin Zevral seutuhnya gue gabakal maksain!" Ucap Maura.

Maura melihat Alin yang seperti melihat ke arah belakang dengan tatapan canggung nya.

"Kenapa si? Lo kayak ketakutan ada apa di belakang gue?" Tanya Maura.

Maura langsung melihat kebelakang dan boom dunia nya seakan runtuh, tak kala melihat Zevral yang sudah berada di belakang nya, menatap nya dengan nyalang.

"Eh? Zevral! Hehehe! Hai!" Sapa Maura, dengan cengiran bodohnya itu.

Zevral hanya menatap Maura datar, setelah itu menyerahkan bekal Salsa pada Maura, setelah menyerahkan bekal itu, Zevral langsung pergi tanpa mengucapkan satu patah katapun.

"Lo kok gabilang dia ada disitu?" Ucap Maura agak kesal pada Alin.

"Orang tadi dia aja tiba tiba muncul!" Ucap Alin.

Dengan perasaan kesal, Maura menghentakkan kakinya melangkah kedalam kelas, Alin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dengan senyuman tipisnya itu.

...

Hai, Once again, thank you for reading my story, even though it's a little strange, I hope you are always given health and happiness every day.

Ayla Transmigrasi ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang