# 09 : "Lo ke rooftop sekarang!"

36.1K 3.1K 48
                                    

.

hai, meet me in the ninth chapter of the prologue, don't forget to leave your mark there.

.

Loh? Ini bunga dari siapa? Cieee!! Alin sampe senyum - senyum gini? Dari Deon, ya?" Goda Maura.

Alin langsung tersipu malu, Alin ini sangat menggemaskan bagi Maura. Karna, selama sebulan lebih Maura berada di dunia novel ini, Maura jadi mengetahui bahwa Alin tidak seperti yang di bayangkan nya, yaitu si kaku.

"Ah! Maura! Sana minta, Zevral! Aku mau ketemu Deon, wleee!!" Ucap Alin setelah itu pergi.

Maura langsung geleng geleng kepala melihat tingkah laku sahabatnya itu, setelah itu. Maura yang ingin pergi langsung terdiam kaku dan menghela nafas nya panjang tak kala, mendengar seseorang meneriaki nama nya di lorong sekolah, hal itu membuat sebagian murid melihat ke arah nya.

"Maura?!" Teriak seorang pria tanpa tahu malu nya.

Namun, di pikiran pria itu hanya satu "dimana kekasih nya sekarang?"

"Bro?! Lo liat Maura, gak?" Tanya Zevral pada salah satu murid.

"Gatau, Zev!" Jawab Murid itu.

"Halah! Ga guna lo!" Ketus Zevral.

Ketika Maura akan pergi, Maura langsung di kejutkan oleh tangan pria yang melingkar sempurna di perut Maura, dari tangan yang melingkar dipinggang Maura, membuat Maura mengetahui siapa pelaku nya, siapa lagi kalo bukan Zevral.

"Lepasin! Lo pengen, mereka liat lo kayak orang cabul?!" Ucap Maura sembari berusaha melepaskan pelukkan Zevral.

"Biarin, biar kita di nikahin dan lo punya gue selama nya." Gumam Zevral tepat di telinga Maura.

"Sintang, ya? lo?" Teriak Maura pada Zevral.

Maura langsung menghela nafas nya, Maura melihat ke sekeliling entah - entah nanti ada Salsa, bagaimana pikiran gadis itu pada Maura nanti? Maura akan benar benar merusak alur novel ini.

"Aishh! Sini deh gue ada permintaan, tapi lepasin dulu!" Ucap Maura berniat menggoda saja.

Dan benar saja, Zevral langsung melepaskan pelukannya setelah itu dia menggenggam tangan Maura dengan sangat erat.

"Apa? What do you want? tell me, and i'll buy it." Ucap Zevral dengan tatapan keyakinan.

Maura langsung mengangguk dan tersenyum jahil.

"Gue mau lo bikin bunga, buat gue tapi dari kertas! Lo paham, kan? Soalnya, gue iri banget sama Alin karna dia dibikinin bunga sama Deon." Ucap Maura.

"Okay, gue sekarang ke rooftops dulu ya? Gue bikin disana, kebetulan juga disana ada kertas bewarna punya gue." Ucap Zevral.

Setelah mengatakan itu tanpa berkata apa apa. Zevral pergi begitu saja membuat Maura sedikit lega karna kebersamaan nya dan Zevral tidak terlihat oleh Salsa.

"Bagus lah!"

Maura langsung melangkah dan berniat menuju kelas nya, hingga akhirnya di pintu kelas mereka. Maura berpas - pas an dengan Salsa yang akan keluar.

"Eh? Sa? Mau kemana lo?" Tanya Maura.

"Gue mau ke Zevral, mau kasih makanan ini!" Ucap Salsa sembari memperlihatkan kotak makan yang Salsa bawa.

Maura langsung punya ide.

"Dia lagi buat bunga tuh kayak nya di rooftop coba lo samperin deh, siapa tau ehem lah!" Saran Maura.

Salsa langsung mengangguk setuju tanpa penolakan. "Okeee!! Gue bakal kesana! Thanks btw info nya, info dari lo ngebantu bangett!" Ucap Salsa berterima kasih setelah itu Salsa pun pergi.

Disisi lain...

Zevral langsung mengambil kertas berwarna yang ia simpan dan sebuah gunting untuk memulai membuat bunga yang Maura inginkan, Zevral merasa sangat senang ketika Maura menginginkan sesuatu darinya.

Ketika asik dengan kegiatannya Zevral malah langsung malas ketika Salsa menghampirinya, dengan tatapan datarnya Zevral bangkit dari duduknya. "Ada apa?" Tanya Zevral.

Salsa mengigit bibir bawahnya, merasa suasananya sekarang sangat tidak baik untuknya.

"A – aku bawa makan buat kamu." Ucap Salsa sembari menunjukkan kotak makan yang ia bawa.

Zevral menatap kotak makan itu dengan tidak minat, keheningan melanda mereka berdua Salsa mencoba mengalihkan perhatian Zevral, dan idenya langsung datang ketika melihat kertas bewarna yang berserakan dimeja. "Aku bantuin ya? Kamu mau bikin apa?" Tanya Salsa sembari mengambil satu lembar kertas berniat membantu.

"Ada tujuan apa lo deketin gue?" Tanya Zevral dengan nada introgasinya.

"Aku dikasih tau kalo kamu ada di rooftop..." Jawab Salsa.

Mendengar hal itu Zevral langsung mengambil handphone lalu menelpon Maura.

Maura langsung masuk kekelas nya, hingga beberapa lama kemudian suara handphone nya mengganggu pendengaran nya, yang memang sedang berusaha untuk tidur.

"Halo? Kenapa, Zev?" Tanya Maura setelah mengangkat telpon itu.

"Lo ke rooftop sekarang!"

"Ha? Ada apa si?"

"Nurut aja, sekarang."

"Iyaa! Iyaa!!"

Maura keluar dari kelas nya dan segera berlari ke rooftop, ketika Maura sudah sampai Maura melihat Salsa yang sedang menunduk, dengan Zevral yang menatap Salsa tajam. "Ada apa?" Tanya Maura.

Mata Zevral yang tadi nya tajam karna menatap Salsa, sekarang agak melunak karna melihat Maura di hadapan nya.

"Di-" Ucapan Zevral terpotong oleh ucapan Maura.

"Salsa? Sorry? Lo bisa turun dulu gak? Nanti gue coba obrolin masalah lo sama dia." Ucap Maura.

Salsa langsung mengangguk dan setelah itu Salsa pun meninggalkan mereka berdua. Maura melipat tangan nya sembari menatap Zevral tajam, karna Maura agak marah pada tatapan Zevral pada Salsa tadi yang hampir membuat seorang gadis menangis, karna tatapan elangnya itu.

"Lo! Lo tau salah lo?" Tanya Maura.

Zevral menunduk dan menggeleng dengan gunting yang berada di genggamannya.

"Kenapa lo natap tajem ke Salsa? Jelasin!" Ucap Maura meminta penjelasan.

Zevral langsung menatap Maura dengan tatapan sendu nya, seperti anak kecil yang meminta ampun pada Ibu nya.

"T 一 tadi, gue lagi bikin bunga yang lo mau, terus, terus dia datang bawa makanan kata nya buat gue, tapi ga gue makan! Tenang aja! Bekel yang Maura tadi kasih, Zev makan! Dia ngga! Terus dia bilang mau bantuin, tapi malah ngerusak semua nya. Makanya, Zev marah sama dia." Jelas Zevral panjang lebar.

Maura langsung menghelas nafas panjang dan kasar, membuat Zevral langsung menghempas gunting ke sembarang arah, lalu memeluk Maura begitu erat.

"M 一 maafin gue, karna melototin dia. Gue minta maaf, gue minta maaf, Maura? Aku minta maaf, Maura....aku minta maaff! Jangan marah, aku takut! Jangan tinggalin gue, Ra. Maafin gue, maaff!!" Ucap Zevral sembari berteriak sembari tangan yang bergetar hebat nya.

Hal itu sontak membuat Maura sedikit kaget dengan tingkah Zevral akhir akhir ini, yang memang sangat berbeda daripada awal mereka bertemu dirumah Maura.

.

.

hai guys! Thank you for reading my story, i hope you like it.
always, take care of your health! because, it's important.

.

Ayla Transmigrasi ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang