# 06 : "Lo bilang jangan buat gue suka sama lo."

41.6K 3.6K 36
                                    

.

halo, meet again in the sixth chapter of the prologue, enjoy reading and as always don't forget to leave your mark here.

.

Maura merasa sekarang perutnya sangat lapar, ia pun turun kebawah untuk menanyakan kepada Ibunya, apakah ibunda nya hari ini memasak atau tidak?

"Mamah? Mamah buat sesuatu ga?" Tanya Maura.

Ibu Maura yang sedang mencuci piring, langsung mengalihkan pandangan nya pada anak nya, lalu tersenyum.

"Kamu laper saying? Mamah ga masak apa apa tadi, kamu mau beli sesuatu? Beli aja online, nanti Mamah yang bayar buat kamu." Ucap Ibu Maura.

Maura langsung menggeleng, bahwa tanda dia tidak menginginkan itu.

"Aku beli sendiri aja keluar, siapa tau tukang nasi goreng di depan masih buka!" Ucap Maura.

Ibu Maura langsung mengangguk dan memberikan satu lembar uang berwarna marah untuk putri nya itu.

"Aku pamit ya!" Pamit Maura.

"Iya sayang, hati hati ya!"

Maura langsung mengangguk dan bergegas keluar untuk mencari makanan. Maura sangat lapar setelah seharian berada di dalam kamar nya. Setelah dia sampai di tempat abang abang nasgor yang berada di depan komplek rumah nya.

"Bang! Nasgor satu, ya?! Ga pake kerupuk, jangan pedes soalnya aku gasuka pedes! Makasih, Bang! Di bungkus!" Pesan Maura.

"Siap! Mamang buatin dulu, buat Neng - nya dulu!"

Maura langsung mengangguk dan dengan senang hati dia menunggu pesanannya.

Disisi lain...

Zevral sedang berada disebuah taman sepi yang berada dikomplek Maura, dengan rokok yang dihisapnya, Zevral menghela nafasnya dengan sangat kasar. Bayang – baying kejadian tadi membuatnya semakin muak kepada Ayahnya.

Zevral baru saja pulang dari rumah Guntur, namun bukannya ketenangan yang ia dapatkan tapi malah emosinya, yang kian memuncak karna Ayahnya bercinta dengan seorang jalang dirumah, bahkan suaranya sangat nyaring.

Ibu tiri Zevral yang melihat kedatangan Zevral langsung menghampirinya, dengan tatapan yang menggoda Zevral. "Kamu marah sama Ayah mu?" Tanya nya sembari melingkarkan kedua tangan dileher Zevral.

Zevral menatap wanita dihadapannya dengan nyalang, lalu dengan kasar dirinya mendorong Ibu tirinya itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Cukup! Gue udah masuk alur rencana lo! Gausah bikin gue makin muak sama lo!" Ucap Zevral dengan nada marahnya.

"Hey, kamu sekarang diperbudak sama aku. Jadi, tolong tunduk aja dengan baik."

Zevral yang merasa jijik dengan ucapan wanita ular itu langsung melengos pergi, menghiraukan padangan wanita yang pernah membuatnya jatuh hati itu.

Zevral mengisap rokoknya dengan sangat dalam, membiarkan hembusan angin malam memberikannya ketenangan.

Di tengah perjalanan pulangnya Maura melihat satu motor yang terparkir di taman umun di perumahan nya, ia tahu betul motor sport milik siapa itu? Pandangan Maura melihat sekeliling dan akhirnya ia menemukan sosok yang, ia sudah duga siapa?

Dengan perlahan Maura berjalan melangkah mendekati lelaki yang sedang duduk, sembari mengisap rokok nya dengan mata yang menatap kearah tanah, seperti sedang merasa lelah pada sesuatu. "Zev?" Panggil Maura.

Zevral langsung mengdongkak, dan dengan reflek Zevral mematikan rokok nya ketika ia tahu siapa yang memanggilnya, Maura langsung tersenyum dan duduk di samping Zevral.

"Lo ngapain jam segini, disini sendirian Zev?" Tanya Maura.

Zevral tidak menjawab.

"Zev? Lo lagi ada pikiran ya?"

Zevral tidak menjawab lagi.

Maura mengembuskan nafas nya kasar, Maura tahu betul, bahwa Zevral adalah anak yang kurang kasih sayang, mungkin tidak pernah mendapatkan nya. Zevral selalu di didik menjadi lelaki yang sempurna di mata kedua orang tua nya.

Dan, hal itu membuat kebebasan berpendapat Zevral selalu terkekang, apalagi Ayah dari Zevral selalu bermain fisik dan selalu bermain gelap, di belakang Ibu Zevral.

"Pasti ini adegan dimana harus nya Salsa, yang disini. Tapi, kenapa malah gue? Scane dimana Zevral saksiin, Ayah nya sendiri bawa perempuan di rumah, dan melakukan hal tak senonoh di Rumah nya sendiri." Batin Maura.

Mengingat hal itu, membuat Maura berniat pergi. Meninggalkan Zevral sendirian sampai Salsa datang, dan membiarkan alur nya berjalanbagaimana semestinya. Namun, Maura tidak akan setega itu, membiarkan orang yang membutuhkan sebuah sandaran sendirian?

"Zev? Kadang dunia itu jahat, kadang baik juga. Baik nya dunia, dunia lahirin orang kuat kayak lo, dan jahat nya dunia. Terlalu, nanggungin beban sama lo semua, padahal gue yakin lo juga ada titik cape nya, tapi Zev. Secape apapun lo, jangan sampe nyerah dan jangan mikir buat ilang, karna lo berharga bagi orang orang sekitar, termasuk gue juga." Jelas Maura tiba tiba.

"Kalo lo mikir buat nyerah, pikiran hal hal yang bikin lo seneng, Zev! Kayak, pas lo main sama Deon, Guntur dan Sadam. Lo keliatan lepas banget, pikirin mereka kalo lo gaada, sekehilangan apa mereka tanpa lo?" Sambung Maura.

Zevral langsung melirik Maura, dan dengan tiba tiba Zevral langsung menjatuhkan kepala nya di atas pundak Maura. "Wait a minute, I'm tired." Gumam Zevral.

Maura mengelus kepala Zevral dengan lembut dan pelan. Lalu, membisikan sesuatu pada nya.

"I'm really proud of you, Zev! Thanks for sticking around to this point." Bisik Maura.

Mendengar hal itu, membuat Zevral melingkar kan tangan nya pada perut Maura, dan memeluk Maura sangat erat. Sejenak Maura merasakan rasa geli yang membuatnya tegang seketika.

"Lo bilang jangan buat gue suka sama lo, tapi. Lo sendiri yang perlahan narik gue ke jurang itu, Ra." Bisik Zevral.

Maura terdiam, memang bodoh.

"Lo udah makan?" Tanya Maura.

Ya, Maura bodoh. Dia tidak tahu cara nya berhenti memperhatikan orang orang sekitar nya secara berlebihan, dan membuat mereka berharap padanya.

...

Hai, thank you for reading, I hope you are given health and happiness.

Ayla Transmigrasi ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang