# 19 : Lauren & Maura

18.6K 1.6K 42
                                    

.

hai, guys!
don't forget to leave your mark here!

.

Ketika jam istirahat tiba, Maura tidak bisa mengajak Zevral untuk pergi ke kantin bersama, karna. Ada nya Lauren yang setia terus berada di samping Zevral.

"Gapapa! Lanjut, makan aja! Jangan kamu liatin, Ra!" Ucap Alin menguatkan, Maura yang terus menatap Zevral yang sedang menyuapi Lauren.

Maura mengangguk dan memilih untuk melanjutkan makan nya.

Beberapa menit kemudian....

Prang!

Lauren melempar sebuah piring besi ke arah Maura yang untungnya tidak mengenai Maura. Karna, Maura yang reflek bangkit dari tempat duduknya sedangkan Zevral yang melihat itu, langsung mengepalkan tangan nya.

"Lauren! Balik kesini!" Ucap Zevral dengan nada tinggi nya.

Deon yang melihat kekasih nya ada disitu langsung berlari ke arah Alin. Deon melirik ke arah Lauren dengan tatapan marah.

"Dia lecet, gue gabakal pandang buluh buat lukain lo balik!" Kecam Deon.

Sadam langsung datang dan menenangkan situasi, sedangkan Guntur sedang sibuk untuk membubarkan kerumunan, Sadam yang akan membawa Maura untuk menjauh dari Lauren, langsung terhenti karna perkataan Lauren.

"Lo bantu dia? Siap! Siap! Adek lo yang sekolah disini, jadi sasaran gue juga!" Ancam Lauren.

Sadam terus menggenggam tangan Maura, namun. Tidak bisa melakukan apapun, hingga Maura melepaskan genggaman tangan Sadam dari tangan nya. Lalu, tersenyum ke arah Sadam yang menatap nya, Maura langsung menggeleng.

"Gapapa! Lo balik aja ke Zevral! Gue gapapa!" Ucap Maura.

Bohong, Maura bohong. Dia sangat ketakutan sekarang. Aura Lauren sama persis dengan orang selalu membully nya selama 5 tahun, Maura ketakutan, Maura ingin seseorang membawa nya pergi.

Sadam, Guntur, Alin dan Deon terpaksa meninggalkan mereka berdua dan kembali ke arah meja milik Zevral yang tidak jauh dari situ.

Lauren dengan leluasa langsung menampar Maura, membuat Maura menahan rasa trauma nya lagi dan lagi.

"Musnah lo!" Ucap Lauren sembari menendang kursi yang Maura duduki.

Zevral yang ingin melangkah, langsung di hadang oleh Sadam yang menatap nya sembari menggeleng. Karna, jika Zevral membela Maura sekarang selain masa depan Zevral yang akan hancur, Maura juga pasti akan tambah parah di perlakukan oleh Lauren.

Zevral langsung menendang meja yang di hadapan nya dengan sangat kencang.

Lauren terus menerus memojokkan Maura dengan kata kata yang menyakitkan, dan untuk saat ini, Maura tidak tahan lagi, persetan dengan rasa takut yang terus menghantuinya siang dan malam, kali ini Maura sangat muak, Lauren terus memberitahu nya kesalahan yang Maura lakukan, bahkan yang Maura pun tidak tahu, kesalahan itu di lakukan oleh nya atau tidak.

Jika, bukan sekarang moment untuk menunjukkan pada semua orang yang mengganggapnya remahan, maka akan kapan Maura membuktikan keberaniaannya?

"UDAH BERISIK LO!" Bentak Maura dengan tatapan marah nya.

Seisi kantin langsung terkejut melihat Maura yang sangat marah, tak terkecuali Zevral yang menatap Maura dengan tatapan terkejut nya.

"Udah berani?!" Bentak Lauren sembari menunjuk ke arah Maura dengan tidak sopan.

"Iya! Gue udah berani?! Lo mau apa?! Mau pukul gue! Pukul aja! Gak usah pake ngomong gajelas! Bacot gajelas! Buang buang waktu aja! Kalo lo mau bully gue! Bully sekarang, gak usah nge maki dulu! Muak gue denger suara lo itu!" Ucap Maura dengan nada yang sangat tinggi, sembari menunjuk ke arah Lauren dengan sama tidak sopan nya juga.

"Gajelas banget! Baru satu hari disini udah buat onar aja lo!" Sambung Maura.

Mendengar ucapan Maura yang begitu menusuk mereka semua bisa merasakan seberapa muaknya diri Maura terhadap Lauren.

Maura langsung berlari keluar kantin.

Zevral yang melihat itu ikut berlari keluar untuk mengejar Maura, berbeda dengan Lauren yang masih shock dengan perkataan Maura tadi.

Tak lama setelah kejadian itu Alvarez datang dengan memakai baju olahraganya, padahal sekarang tidak ada jadwal olahraga. Namun, mereka semua sudah tidak heran dengan kelakuan Alvarez yang memang suka berbuat apa maunya saja.

"Ada apa, nih?" Tanya Alvarez sembari melihat sekeliling orang yang sedang berkerumunan.

Guntur, Sadam, Deon dan Alin yang melihat Alvarez langsung menatapnya sinis. Dengan tidak sopan Alvarez menghampiri meja mereka ber – empat, lalu duduk disebelah Sadam.

"Jelasin dong? Kok, pada ribut – ribut ga ngajak gue sih?" Ucap Alvarez sembari merangkul Sadam.

Sadam langsung menepis tangan Alvarez dari pundaknya dengan kasar.

Alvarez langsung tertawa dan pandangannya beralih kepada Deon yang sedang memegang tangan Alin. "Oh, Deon ada disini?" Ucap Alvarez dengan nada tengilnya.

"Berisik lo!" Jawab Deon ketus.

Sadam mengajak mereka ber – empat untuk pergi, namun sebelum mereka keluar dari area kantin, Alvarez berteriak sesuatu pada mereka ber – empat.

"Tergelincirnya kaki itu lebih selamat, daripada tergelincirnya lidah!" Teriak Alvarez.

Disisi lain...

Maura langsung berjongkok di depan kelas nya, karna. Tidak tahan lagi menahan bisikan bisikan yang dulu sering pembully itu lontarkan pada Maura, Maura terus mencoba menghilang kan itu, dengan memukul kepala nya sendiri dengan air mata yang terus keluar.

Maura tidak peduli, jika saat ini ada yang mengatakan dirinya lemah, namun. Percaya lah, melawan trauma yang telah di alami bertahun tahun itu sangat sulit.

Zevral yang melihat itu langsung berlari dan memeluk Maura bermaksud menahan tangan Maura, agar tidak memukul kepala nya sendiri.

"Sutt! Udah! Stop! Don't hurt yourself, babe..." Lirih Zevral.

Maura langsung mendorong Zevral, lalu berdiri dan menatap Zevral dengan perasaan marah.

"Lo! JAUH – JAUH DARI GUE! GUE GABISA! INI TERLALU ANEH DAN BUAT GUE BINGUNG!" Bentak Maura.

"Ra..."

"BERISIK!"

Setelah mengucapkan hal itu, Maura langsung pergi tanpa mengatakan apapun meninggalkan Zevral yang sedang menunduk dengan tatapan kosongnya.

.

hai guys!
Thank you for reading my story up to here, I hope you will continue to be given health and happiness.

Ayla Transmigrasi ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang