# 10 : "Tanpa lo sadari, lo lebih indah dari itu. Ra,

34.7K 2.9K 17
                                    

.

hai, welcome back to the tenth chapter of the proloprologue.
Don't forget to leave your mark here.

.


Maura akhir – akhir ini selalu merasa akan sikap Zevral yang berubah sangat drastis, ditengah lamunannya Maura dikejutkan dengan pundaknya yang seperti basah, setelah menyuruh Zevral mendongkakkan wajahnya, Maura sangat terkejutkan karna melihat Zevral yang menangis.

"Hei? Kenapa? Maaf, ya? Tadi gue bentak lo!" Ucap Maura, sembari menghapus jejak air mata Zevral.

Zevral menggenggam tangan Maura yang sedang menyentuh pipi nya, lalu menggeleng. "Ngga! Lo ga salah! Gue terlalu takut kehilangan orang orang di sekitar gue, karna dari semua hal yang ada di hidup gue, gue ga punya banyak. Jadi, gue bakal jaga semua milik gue, Ra. Gue takut lo marah dan malah ninggalin gue sendirian." Lirih Zevral.

Maura langsung memeluk Zevral dan Zevral dengan senang hati membalas itu, Maura mengusap pelan punggung Zevral. Maura sangat tau apa yang Zevral rasakan, kesepian yang begitu mendalam akan sesuatu membuat nya sensitif akan semua hal.

"Lo hebat hari ini." Puji Maura.

Dan, bagi bagi orang seperti Zevral pujian seperti itu walaupun terdengar seperti hal kecil. Namun, sangat lah bermakna.

"Ra?" Panggil Zevral.

"Kenapa?"

"Don't leave me, okay?" Tanya Zevral.

Maura tidak menjawab itu, membuat Zevral mengeratkan pelukannya pada Maura, dan Maura bisa merasakan bahwa tangan Zevral gemetar untuk kedua kali nya.

"No! No! Please! Answer my question, I'm scared now. I don't care about my life, I only care about how I go on without you." Ucap Zevral sembari sedikit berteriak, mengartikan bahwa dia bersungguh sungguh dengan ucapan nya.

"Gue ga janji, gue -" Ucapan Maura terpotong.

"GA! LO HARUS JANJI SAMA GUE! LO BAKAL TERUS SAMA GUE, MAURA!" Sentak Zevral sembari terus menggeratkan pelukkan nya pada tunangan nya itu.

Dan, karna hal itu Maura terpaksa mengangguk, dan membuat Zevral sedikit memelan kan pelukkan nya pada Zevral. "Makasih, makasih. Makasih buat semua nya, makasih udah jadi tunangan gue, makasih." Gumam Zevral.

Maura melepaskan pelukan mereka, dan ia melihat ke arah banyak nya kertas berwarna, lem dan hal lain sebagainya tergeletak dan sangat berserakan, membuat Maura menggeleng dan melirik ke arah Zevral.

Zevral yang di tatap seperti itu oleh tunangan nya langsung menggaruk tengkuk nya, yang tidak gatal.

"I'm sorry, babeee. I can't make it!" Ucap Zevral dengan wajah cemberut nya.

Maura menepuk kepala Zevral dengan lembut. "It's okay! Lo udah lakuin yang terbaik buat itu, so? Kita bikin itu sama sama, ya?" Ajak Maura.

Zevral langsung mengangguk kegirangan, siapa yang tidak senang? Menghabiskan waktu dengan wanita yang sangat di cintai, bukan kan itu menyenangkan? Bahkan jika ini mimpi, Zevral tidak ingin bangun lagi.

"Nih! Ini tuh di lipet dulu!" Bimbing Maura.

"Iya." Jawab Zevral.

Namun, Maura tidak tahu ketika Maura menjelaskan bagaimana cara membuat bunga dari kertas, pandangan Zevral bukan ke arah dimana Maura menjelaskan, tetapi pandangan Zevral berada di wajah Maura itu sendiri, Zevral sedang berpikiran bagaimana ada orang secantik tunangannya ini?

"Lo kok cantik banget, Ra?" Tanya Zevral.

"Gue tau itu." Ucap Maura namun masih fokus dengan kerajinan tangan nya itu.

Zevral langsung tertawa, ia pun menggelus pipi milik Maura sangat lembut dan itu tidak membuat Maura tidak terganggu sedikit pun, Karna. Elusan atau sentuhan yang di lakukan Zevral sangat lembut membuat siapapun nyaman akan hal itu.

"Ra? Kayak nya, kalo ada 20 orang tercantik di dunia, gue gabakal milih salah satu nya. Karna, gaada lo nya di salah satu, karna mereka ber 20 itu, cantik versi dunia. Gue mau nya cantik versi gue, yaitu cantik versi gue itu, lo. Ra. Lo terlalu sempurna buat di sebutin kekurangan nya, lo secantik ini, gue takut lo di ambil orang." Ucap Zevral panjang lebar.

Maura menatap Zevral, setelah itu ia mencubit pipi Zevral dengan kasar. "Aduhh! Ini buaya satu?! Sejak kapan lo pinter rangkai kata kata gitu, ha?! Perasaan dulu, lo udah kek es batu gabisa di trobos!" Ucap Maura.

Zevral hanya tersenyum menanggapi nya, hingga kerajinan tangan, yang bertema bunga itu jadi. Maura senang bukan kepalang, karna hasil nya sangat bagus dan lucu di mata Maura. Namun, lagi lagi Maura tidak menyadari, di saat Maura memuji bunga kertas nya indah, Zevral mengatakan sesuatu di dalam batin nya.

Dan, hanya Zevral yang tahu akan isi hati nya itu, dengan terus memandang wajah Maura.

"Tanpa lo sadari, lo lebih indah dari itu. Ra, bahkan lebih indah." Batin Zevral.

.

.

hai, Thank you for reading, I hope you like it and always take care of your health, see you in the next chapter!

.

Ayla Transmigrasi ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang