SOL 2

9.8K 575 20
                                    

WARNING!!

TYPO BERSEBARAN😚

HAPPY READING GAES😆

Arka berjalan keluar menaiki motornya, membelah jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata, ia berharap dengan tindakannya ini bisa sedikit mengurangi rasa sakit di hatinya.

Pikiran Arka tidak bisa fokus ke jalan, ia hanya sibuk mengeluarkan unek-unek yang ada di dalam hatinya.

'Ck, Bahkan kalau pun hari ini gue mati mereka tetap enggak akan peduli'

'Buat apa gue di lahirkan kalo ujung-ujungnya gue selalu diabaikan.'.

Begitu banyak kekesalan yang ia ungkapkan setelah lama menahan sikap orang tuanya padanya.

Tanpa ia sadari, sebuah truk dengan kecepatan tinggi berjalan melewati perempatan jalan.

BRAKK......

Tubuh Arka terlempar beberapa meter, darah segar mengalir dari kepala serta mulutnya, ia merasa seluruh badannya sakit dan tidak bisa digerakkan.

Para pengendara yang melihat kejadian tersebut dengan sigap memberhentikan kendaraannya dan menelepon ambulans.

Tanpa disengaja Dimas yang sedang berada di lokasi juga menyaksikan sahabatnya itu kecelakaan. Dengan langkah gemetar ia berlari menghampiri tubuh Arka yang sudah berlumuran darah.

Dengan cepat ia menumpu tubuh Arka di pangkuannya.

"Ar Arka..... lo lo kenapa?" Tanya Dimas dengan tubuh gemetar.

Uhukk uhukk

Darah segar keluar dari mulut Arka setiap kali ia mencoba berbicara.

"Ar lo jangan bicara dulu oke, lo harus tetap sadar, liat gue, jangan sampek lo tidur, ngerti!" Pinta Dimas sambil menggenggam tangan Arka.

"Ar lo te tenang oke, lo pasti selamat" ucapnya sambil mengusap surai hitam milik Arka, tanpa permisi, air mata Dimas keluar begitu saja.

"TOLONG TELEPON AMBULANS, CEPAT" teriak Dimas putus asa.

Ingin rasanya Arka menenangkan sahabatnya itu, tapi tubuhnya sudah lemas bahkan ia tidak mampu untuk sekedar mengeluarkan suara.

'Hah... apa gini akhir hidup gue'

'Kalo memang iya gue enggak apa-apa, gue juga udah ikhlas kalau pun gue mati, mungkin mereka bahagia kalau gue udah enggak ada' ucap Arka dari dalam hati, mata Arka perlahan-lahan mulai menutup
Disertai dengan senyuman tipis di bibirnya.

Setelah beberapa saat, Mobil ambulans datang, para petugas medis dengan cepat memindahkan tubuh Arka ke ambulans dengan tandu, dan dipasangkan alat-alat penunjang hidup pada Arka.

.
.
.
.

Tepat Tengah malam, suara telepon rumah kediaman Prasetyo berulang kali berbunyi. Maid yang masih terjaga segera mengangkatnya.

"Halo"

'......'

"Sebentar saya panggilkan" ucap maid itu lalu berjalan menaiki tangga.

Tok tok tok

"Permisi nyonya, ada yang mau bicara sama nyonya katanya penting"

"Siapa?" Tanya Lani.

" saya kurang tau nya, tapi katanya teman den Arka" jawab maid dari balik pintu.

"Sambungkan aja sama telepon kamar bi" perintah Lani.

"Baik nyonya" dengan segera maid itu kembali dan menyambungkan telepon ke kamar majikannya itu.

"Halo"

STORY OF LIES (SOL) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang