SOL 10

5.1K 324 10
                                    

Saat bel pulang telah berbunyi, mereka berempat berjalan beriringan menuju tempat parkir motor mereka di halaman belakang sekolah.

"Oi bro jadi kan kita nongki?" Tanya Alqi memotong keheningan.

"Iya jadi, Vano juga ikut." Jawab Riko.

"WAHH BENERAN NIH, udah lama Vano nggak ikut kita kumpul!!" Ucap Alqi tak percaya, itu karena Vano selama ini selalu menolak jika diajak, alasannya Vano ada urusan, padahal mereka tahu Vano hanya takut di hukum oleh Andrian.

Di Angguki oleh Vano, "ya kan lo tahu sendiri, gimana ayah gue." Balas Vano singkat.

"Iya sih." Mereka berempat mengangguk setuju.

Bukannya Vano tidak bisa berbuat apa-apa untuk sahabatnya, tetapi setiap mereka berempat berencana untuk pergi keluar, Vano selalu saja dilarang oleh Andrian yang beralasan Vano itu harus belajar, jika tidak mengiyakan perintah sang ayah, maka ia selalu saja mendapatkan hukuman, oleh sebab itu Vano selalu menolak dengan alasan ada urusan.

Setelahnya mereka keluar pintu gerbang dan melesat membelah jalan menuju tempat yang telah direncanakan.

Sesampainya di Cafe, mereka langsung menempati meja yang kosong tidak jauh dari jendela Cafe.

Seorang karyawan berjalan menghampiri mereka berempat, "Permisi kak, selamat datang, mau pesan apa?" Tanyanya ramah.

"Ice latte satu sama pasta satu, kalian gimana?" Tanya Riko.

"sama aja, Cuma gue minumnya jus jambu." Ucap Vano.

"Gue samain aja sama punya Vano." Ucap Faldi.

"Kalo gue mau nasi goreng aja, minumnya Ice latte" imbuh Alqi.

"Jadi ice lattenya dua, pastanya tiga, jusnya dua, sama nasi gorengnya satu. Baik kak tunggu beberapa menit dan pesanan akan segera kami antar" Jelas karyawan tersebut.

Setelah pesanan mereka datang, mereka dengan hikmat menyantap makanan masing-masing diiringi canda gurau disela sela percakapan mereka.

Selesai menghabiskan makanannya, mereka semua berencana untuk pergi ke rumah Alqi, Alqi sengaja mengajak mereka untuk bermain di rumahnya, dengan alasan ia hanya sendiri di rumahnya, maklum orang tua Alqi adalah seorang pengusaha, jadi selalu disibukkan dengan pekerjaan, ia bahkan tidak punya saudara, lebih tepatnya sih anak tunggal kaya raya.

Saat di perjalanan tiba-tiba mereka dikejutkan dengan sebuah mobil hitam yang dengan sengaja berjalan mepet mendekati motor yang tengah dikendarai oleh Vano, Vano yang terkejut seketika membuat motor yang ditungganginya oleng keluar jalur, tapi beruntung Vano dengan sigap dapat mengendalikan motornya.

Tapi lagi-lagi mobil itu kembali berulah dengan melakukan hal yang sama, anehnya selalu saja yang menjadi sasaran ialah motor Vano, Vano yang kali ini tidak siap akhirnya membuat motor yang tengah ia kendarai oleng menabrak pembatas jalan, dan akhirnya.....

BRUKKK

Vano jatuh dengan posisi yang tidak mengenakkan, ia mendapat beberapa luka gores di tangan dan kakinya, ia rasa tangannya juga bermasalah, karena pada saat mendarat tangannya lebih dulu mencium aspal.

STORY OF LIES (SOL) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang