SOL 16

4.5K 293 3
                                    

Setelah mendengar penuturan dari bawahannya, Andrian merasa seolah olah ia mendapatkan kebahagiaan yang tiada tara, akhirnya sekarang ia bisa bernafas sedikit lebih lega, tapi ia tidak bisa bebas sebelum keadaan Vano kembali sehat.

Dengan perasaan senang ia berjalan ke ruangan dokter Fariz berada, sesampainya di sana ia memberi tahu bahwa pihaknya telah menemukan pendonor untuk sang anak, dokter Fariz yang mendengar kabar tersebut juga ikut senang, tapi ia juga harus menjelaskan prosedur juga resiko yang harus mereka tanggung kepada Andrian.

“Baik dok, saya akan menerima konsekuensi apa pun yang akan terjadi, yang terpenting adalah kondisi Vano sekarang.” Jawab Andrian mantap.

“Baiklah pak, saya akan mengurus persiapan operasinya sekarang, mungkin kita akan melakukannya tiga jam dari sekarang, karena kita juga harus mengamati keadaan Vano terlebih dahulu, karena bisa berbahaya jika kita langsung melakukan operasi tanpa persiapan yang matang.” Jelas Dokter Fariz dan setelahnya Andrian pamit untuk ke ruangan Vano.

Sesampainya di depan ruang Vano, Andrian menyempatkan menghubungi anak anaknya untuk memberi tahu bahwa Vano akan melaksanakan operasi tiga jam dari sekarang.

Untuk Danu dan Angga, mereka berdua telah diberi tahu sendiri oleh Andrian perihal kejadian itu pada saat dirinya tengah mencari Vano.

Flashback on

Setelah mengetahui kebenaran atas meninggalnya istrinya, Andrian langsung mengambil keputusan untuk memanggil ketiga anaknya untuk menjelaskan semua kejadian tanpa ada yang terlewat, karena ia tidak mau kesalah pahaman ini akan berlanjut untuk lebih lama lagi.

TOK TOK TOK

Ceklek...

Setelah mendapat panggilan dari sang ayah, mereka bertiga memutuskan untuk menunda semua kegiatan yang mereka lakukan tanpa terkecuali, Danu yang berada di kantor bergegas pulang, begitu juga Angga yang sedang berada di kampus.

Mereka bertiga berjalan menuju sebuah sofa yang letaknya tepat enam langkah dari meja kerja Andrian dan duduk di sana.

“Ada apa ayah memanggil kami, apakah ada hal yang serius?” Tanya Danu mengawali.

“Begini...., ini soal kematian bunda kalian.” Ucapnya setelah lama menjeda.

“Bukankah Vano penyebab bunda meninggal, untuk apa ayah membahas hal itu lagi?” Potong Angga agak keras.

“Dengarkan dulu penjelasan ayah Angga.” Tatap Andrian tajam.

Setelah menjelaskan semua kejadian yang sebenarnya terjadi, Azka menangis bahagia, akhirnya buah kesabaran sang adik dapat terbalas, sedangkan Danu dan Angga diam mencerna semua ucapan sang ayah, ternyata selama ini mereka telah salah mengabaikan adiknya, adik yang dulu sangat mereka sayangi.

Setelah berlarut dalam kesedihan, Andrian meminta untuk ketiga anaknya untuk mencari keberadaan Vano.

Flashback off

Dua orang berlari di koridor menuju ruang rawat Vano.

“Ayah....! Bagaimana bisa?” Tanya Danu dan Angga serempak.

Sebelumnya Danu dan Angga memang sudah bersama untuk mencari keberadaan Vano, tapi mereka dikejutkan dengan sebuah pesan dari sang ayah yang mengabarkan bahwa Vano di rumah sakit dan akan menjalankan operasi, setelah mengetahui hal itu mereka dengan cepat menuju rumah sakit.

“Nanti ayah jelaskan, sekarang kalian temui adik kalian dulu, tapi bergilir.” Balas Andrian dan di Angguki oleh mereka berdua.

Sedangkan Azka, ia tengah berada diruang VVIP yang dipesan oleh Andrian untuk istirahat di sana, karena sesungguhnya Andrian tidak tega melihat Azka yang menangis sampai mata anak itu sembab, dengan berat hati, Andrian tadi meminta seorang perawat untuk membius Azka, biar nanti soal operasi Vano Azka akan Andrian beri tahu setelah dirinya bangun.

.
.
.
.

Akhirnya waktu untuk operasi pun telah tiba, Vano segera dibawa ke ruang operasi yang telah disiapkan, untuk sejenak Andrian menghentikan bangkar yang membawa Vano menuju ruang operasi, ia mengecup pucuk rambut Vano, dan mengucapkan kata-kata penenang.

Andrian yakin, walau sekarang mata Vano sedang terpejam anaknya itu pasti mendengar tiap kata yang ia ucapkan pelan ditelinga sang anak.

Andrian berjalan di belakang bangkar Vano yang didorong oleh perawat, begitu juga dengan Danu dan Angga.

Setelah sampai di depan ruang operasi, Vano dibawa ke dalam, juga di ikuti beberapa dokter ternama yang sengaja Andrian datangkan untuk membantu operasi Vano, sedangkan Andrian dan kedua anaknya tengah menunggu di depan ruangan operasi, lampu telah berubah menjadi merah, yang menandakan operasi telah berlangsung.

Disisi lain, Azka yang sudah sadar dari obat biusnya berjalan sambil menggerutu ke ruangan dimana Vano dirawat.

Ia sangat kesal, bisa bisanya di saat yang genting ini sang ayah dengan seenaknya sendiri membuat dirinya tertidur.

Saat tiba di depan ruang Vano, ia sangat terkejut saat mendapati sang adik tidak ada di ranjang pesakitan, ayahnya juga tidak ada di sana, apa ia telah melewatkan sesuatu?, tapi apa?

Azka kebingungan, dimana sebenarnya adik serta ayahnya itu, apa adiknya itu telah sadar?, mungkin itu sebabnya sang adik tidak ada di sana, Azka mencoba positif thinking tentang keadaan sang adik.

Akhirnya setelah lama mencari, seorang perawat datang menghampiri Azka, karena perawat itu melihat Azka yang selalu berjalan kembali di tempat yang sama seakan mencari sesuatu, Azka pun bertanya ke mana perginya sang adik yang dirawat di ruangan ICU tersebut, setelah mengetahui keberadaan sang adik, ia bergegas berlari menuju ruangan operasi, ayahnya itu sungguh membuat dirinya hampir putus asa, bisa bisanya dirinya tidak diberitahu soal operasi yang harus adiknya jalani itu.

Azka berlari dengan cepat, sesampainya di sana, ia melihat ayah dan kedua kakaknya duduk di depan ruang operasi sambil menunduk dengan wajah cemas.

“Ayah....” ucapnya sambil melangkah pelan ke arah Andrian duduk.

“Bagaimana bisa?”

Andrian tersenyum tipis menjawab pertanyaan Azka sambil mengusap pucuk rambut Azka,” adikmu telah mendapatkan pendonor untuk ginjalnya yang rusak, kita doakan yang terbaik saja untuk kesembuhan Al.”.

Dan untuk siapa pendonor yang Andrian maksud, orang itu adalah seseorang yang berkhianat pada Andrian di dunia bawah sana, sebelum mengambil ginjalnya, Andrian juga memastikan bahwa ginjal orang itu harus sehat. Akhirnya mereka berempat menunggu bersama di depan ruang operasi sampai operasi yang dijalani Vano selesai.

.
.
.
.

Ditubuh Vano yang asli yaitu Arka, tubuh anak itu mengejang di iringi darah yang keluar dari mulut serta hidung yang memenuhi masker oksigennya.

Dering mesin EKG mulai memenuhi ruangan yang didominasi warna putih itu, Lani dan Bagas dibuat terkejut dengan kerasnya mesin tersebut, dengan cepat ia menghampiri tubuh anaknya yang mengejang hebat dengan darah yang keluar dari sela-sela masker oksigen.

Bagas dengan cepat menekan tombol yang telah disediakan untuk meminta pertolongan, sedangkan Lani, wanita itu telah membasahi wajahnya dengan air mata yang sudah menetes tak terbendung sambil memanggil nama anaknya.

Dokter dan para perawat tiba dengan cepat, dokter dengan sigap memeriksa kondisi Arka, juga seorang perawat menyuntikkan sebuah cairan untuk meredakan kejang yang dialami Arka.

Sedangkan Bagas dan Lani menunggu di luar ruangan, setelah lama menunggu, seorang dokter keluar dari ruangan Arka dan menjelaskan kondisi Arka saat ini.

“Bagaimana kondisi anak saya dok?” Tanya Bagas cepat, sedangkan Lani wanita itu sedari tadi tidak henti hentinya menangis.

“Begini pak, kondisi anak bapak semakin kritis, pembengkakan pada jantungnya semakin membesar, kita harus segera melakukan tindakan operasi, jika tidak nyawa anak bapak dalam bahaya.” Jelas sang dokter.

Lani yang juga mendengar penuturan dokter dibuat terkejut, tubuhnya seketika meluruh diiringi dengan kesadarannya yang mulai berkurang.

.
.
.
.

Empat jam telah berlalu, dan lampu ruang operasi telah berubah menjadi hijau, seorang dokter keluar untuk memberitahukan hasil operasi pada keluarga Vano.

Setelah mengetahui operasinya berjalan lancar, akhirnya mereka semua dapat bernafas lega, dan tugas mereka sekarang hanya menunggu Vano untuk kembali sadar.







Entah kenapa di bab ini serasa banyak kata kata yang kurang srek gitu aku bacanyaaaaa.
Gini nih kalo kurang mood mau nulis, tapi kalo kelamaan nggk update takut lupa sama alur cerita yang aku buat😭

Mana alurnya makin kesini makin kesana....
Aneh banget bacanya please😭🤧

SABTU, 27 MEI 2023

03.00

Revisi: 10 Januari 2024

STORY OF LIES (SOL) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang