SOL 25

2.8K 196 0
                                    

Part sebelumnya.....

Vano berusaha menahan agar dirinya tidak limbung, namun sayang, ia tidak kuat lagi menahan pusing yang menyerangnya, Tubuhnya terhuyung kebelakang dengan kesadaran yang kian menipis, samar samar ia mendengar derap kaki mulai mendekatinya.

Sedangkan disisi lain, Andrian kini telah kembali bergelut dengan tumpukan berkas yang menggunung.

Sebuah notif pesan muncul di layar hpnya.

Pesan baru...

'Sudah lama tidak bermain Andrian.'

.
.
.
.

Azka mendekati kerumunan adik kelas yang tidak jauh dari dirinya berdiri, ia merasa penasaran, apakah ada hal yang terjadi, netranya melihat kebawah, sepatu itu seperti yang ia kenal, itu milik adiknya, beberapa hari yang lalu dirinya membelikan sepatu itu untuk Vano.

Langkahnya semakin cepat, tubuhnya dengan sigap mengambil Ahli Vano yang tengah ditumpu oleh Riko ditengah lapang, dikelilingi para murid yang berada disana.

"Hei Al, adek buka mata kamu." Pintanya dengan menepuk nepuk pipi Vano pelan.

Jantung Azka serasa dipacu lebih keras ketika melihat keadaan sang adik, bibirnya yang pucat serta darah kental yang keluar dari hidung adiknya.

"CEPAT PANGGIL AMBULANS, kenapa kalian cuma asik nonton hah?" Teriak Azka Frustasi.

Azka membopong tubuh Vano kearah parkiran di ikuti oleh Riko guna menahan tubuh Vano saat didalam mobil, ia tidak akan bersabar untuk menunggu ambulans datang, keadaan adiknya sekarang sedang tidak baik baik saja.

Seragam Azka telah terwarnai oleh darah sang adik yang masih saja keluar, ia membawa mobilnya bak orang kesetanan, ia tidak menghiraukan berbagai umpatan pengguna jalan, yang penting dirinya cepat sampai kerumah sakit.

"Rik, tolong hentikan mimisannya, aku takut itu mengganggu pernafasan adek." Pinta Azka sembari fokus kearah jalan.

Riko yang mengerti pun segera bertindak, setidaknya dirinya pernah mempelajari cara menghentikan mimisan, karena dulu ia sering kali terkena mimisan.

Perlahan lahan mimisan Vano mulai berhenti, tapi tidak dengan kesadarannya yang terenggut.

Selang 15 menit perjalanan, Akhirnya mereka telah sampai dirumah sakit, Azka mengambil ahli tubuh Vano disamping Riko, lalu berlari menuju koridor agar sang adik segera ditangani oleh dokter.

Azka dan Riko menunggu Vano yang masih ditangani oleh dokter, Azka beralih kebenda pipih yang ada disaku celananya, tangannya mencari kontak yang bisa ia hubungi, perasaan cemas dan takut menyelimuti fikirannya.

"Hallo ayah." Panggilnya lirih.

'....'

"A adek masuk rumah sakit." Ucapnya terbata.

'....'

"Adek pingsan dan juga mimisan, aku kurang tau apa penyebabnya, adek masih diruang UGD,dan dokter masih belum keluar." Jelasnya.

'....'

"Hemm baiklah."

Tut

.
.
.
.

Andrian yang fokus pada berkasnya perhatiannya teralihkan kala notif dari hpnya berbunyi, ia membaca pesan dari nomor tidak dikenal.

"Sialan." Umpatnya, ia fikir selama ini hanya orang iseng yang kurang pekerjaan tiba tiba menerornya, karena selama ini orang itu tidak melakukan apa pun, ternyata dirinya salah.

"ZAIN." Panggil Andrian dari dalam ruangannya.

"Ya tuan?"

"Cepat selidiki asal usul nomor ini bagaimana pun caranya, CEPAT!" Titahnya, Zain dengan cepat melaksanakan tugas dari sang atasan, karena jika sedikit saja dirinya lambat, maka nyawanya yang jadi taruhan.

Tring....

"Ada apa Azka?"

'....'

"APA? BAGAIMANA BISA?" Kejutnya.

'....'

"Baiklah, tunggu, ayah akan segera sampai disana." Akhirnya.

Ia menyambar jasnya yang berada di kursi, lalu berangkat menuju rumah sakit tempat anak anaknya berada, selalu saja seperti ini, ia merasa seperti menjadi ayah yang gagal untuk anak anaknya.

Andrian melajukan kendaraan yang dibawanya diatas rata rata, ia harus segera sampai kesana untuk mengetahui keadaan anak bungsunya.

Setengah jam berkendara, dirinya telah sampai di parkiran rumah sakit, sesudah memarkirkan mobilnya, ia berlari tergesa gesa menuju ruangan UGD.

sesampainya disana, ia menghampiri anak ketiganya yang terduduk lemas juga ada ketiga sahabat anaknya.

"Azka, bagaimana?" Tanyanya yang mendapat gelengan dari Azka.

10 menit telah berlalu semenjak Andrian datang, dokter keluar dari ruangan UGD.

"Dengan wali pasien?" Tanya sang dokter yang diangguki oleh Andrian.

"Saya Ayahnya dok." Jawabnya.

"Begini pak, lebih baik anak bapak melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kondisi tubuh anak bapak, karena pada saat menanganinya tadi, sesekali anak bapak seperti kesusahan untuk bernafas." Jelasnya.

"Baik dok, lakukan apa pun yang diperlukan."

"Baiklah pak, mungkin besok anak bapak akan melakukan serangkaian pemeriksaan, dan sekarang akan kami pindahkan keruangan biasa."

"VVIP." ucap Andrian yang dibalas anggukkan oleh sang dokter.

.
.
.
.

BRAKK....

"ANDRIAN, BAGAIMANA BISA?" tanya sang ibu yang masuk keruangan dengan tidak sabarnya.

Setelah mereka mengetahui kabar Vano dari Andrian, mereka semua tiba dirumah sakit tanpa terkecuali.

"Tenanglah ibu, biarkan anakku istirahat." Balasnya.

Sang ibu menghampiri Vano yang terlelap dengan tangan kiri yang tertancap jarum infus, perlahan ia mengusap pucuk rambut sang cucu, lalu menciumnya.

"Jelaskan!" Titah sang ayah pada Andrian.

"Tadi Al tiba tiba saja mimisan lalu pingsan saat disekolah tadi, dan kata dokter, Al harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya." Jelas Andrian.

Setelah mereka semua mendengar penjelasan Andrian dengan seksama, mereka memutuskan untuk menjag Vano untuk malam ini, tetapi Andrian menolak, ia takut akan mengganggu istirahat sang anak, dengan berat hati akhirnya mereka menyetujui permintaan Andrian, karena mereka juga tidak ingin menggangu istirahat Vano.

.

.

.

.

Ditempat yang berbeda....

"Lapor tuan!" Ucap seorang bawahan.

"Bagaimana?" Tanyanya.

"Anak bungsu Andrian sekarang sedang berada dirumah sakit tuan." Jelasnya.

"Baiklah..... persiapkan rencana yang aku sunsun, nanti malam aku akan memulainya" Titahnya, yang diangguk mengerti sang bawahan, lalu meninggalkan ruangan atasannya.

"Akhirnya huh... aku tidak perlu memancing tikus agar datang kesarang harimau." Ucapnya dengan smirk diakhir kalimatnya.

'Tunggu saja Andrian, akan ku hancurkan kamu sehancur hancurnya' batin pria itu penuh dendam.

Sekalian mau ijin hiatus untuk sementara waktu, doain aja semoga cepat up lagi....

And gumawo buat 17k nya🫶🥰

Pay pay 😭

Annyeong 👋

JUMAT, 16 JUNI 2023

00.32

STORY OF LIES (SOL) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang