Sudah lewat beberapa hari semenjak Vano pulang larut malam, dan beberapa hari itu juga Vano merasakan dirinya bisa bernafas lega, biasanya kalo ada Andrian ia selalu saja dapat masalah dan ujung-ujungnya selalu mendapat hukuman, entah itu masalah nilai atau kesalahan yang bahkan tidak Vano perbuat, ayahnya itu selalu saja mencari alasan untuk menghukum dirinya.
Walau pun masih ada kakak pertamanya di rumah, sang kakak hanya terlihat biasa saja padanya, tidak marah-marah atau pun mengajaknya bicara, sedangkan kakak keduanya hanya memandangnya sinis tanpa mengatakan sepatah kata pun padanya, yang aneh menurut Vano yaitu tingkah laku Azka, biasanya Azka kalau ada Andrian hanya bicara seperlunya saja, sedangkan sekarang kakaknya itu sering mengajak dia berbicara, mengajaknya berangkat bersama, makan bersama, dan masih banyak lagi yang menurut Vano Aneh, dan tubuh Vano juga sudah kembali sehat.
Hari ini adalah hari kepulangan Andrian, dan itu juga berarti hari penderitaan Vano telah dimulai, sejak pagi tadi Vano entah kenapa hatinya berdetak lebih cepat dari biasanya, 'apa ini karena hari ini hari kepulangannya?' Pikirnya, tapi Vano berusaha menepis pikiran buruknya itu.
Dan ya, hari ini adalah bertepatan dengan hari libur sekolah Vano, ia juga sudah berjanji pada para sahabatnya untuk mengerjakan tugas sekolah yang dua hari lagi akan dikumpulkan, hari ini mereka berencana untuk pergi toko buku untuk membeli beberapa buku yang diperlukan, kemudian melanjutkan mengerjakan tugasnya ke rumah Riko.
Tepat pukul delapan pagi, Riko, Alqi juga Faldi telah sampai di depan mansion keluarga Prasetya, Vano yang telah lama menunggu datangnya mereka langsung saja bergegas menghampiri mobil yang terparkir di depan mansion, dan pagi ini para kakak-kakak laknatnya sedang tidak ada di mansion, entah ada urusan apa, yang penting itu semua bukan urusan Vano.
Sebelum ke toko buku, mereka sepakat untuk mampir ke restoran keluarga Faldi untuk sarapan, ya maklum semua sahabat Vano adalah anak orang Kaya jadi ya gitu.....
Setelah sarapan, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke toko buku, sebenarnya mereka tidak terlalu membutuhkan buku-buku itu, hanya saja Vano ingin pergi ke sana dengan alasan ingin membeli beberapa novel yang tengah Viral di medsos beberapa hari ini, walau pun Vano orangnya sengklek tapi ia sangat menyukai membaca novel, apa lagi jika itu sad ending:) entah kenapa bagi Vano sad ending itu lebih membekas ketimbang happy end, yang penting hidup kita jangan jadi sad end kan😌.
Sesampai di sana, Vano dengan segera pergi ke tempat tujuannya, yaitu mencari novel yang sedang Viral.
"Gue pergi ke sana dulu ya, mau cari novel yang lagi Viral!" Ujarnya antusias.
Mereka yang melihat betapa antusiasnya Vano hanya mengangguk mengiyakan, toh tujuan awal mereka kesini juga untuk mengantar Vano membeli novel ya walaupun juga membeli buku untuk tugas sih.
Arka dan Vano juga sama-sama suka membaca novel, bedanya Vano yang dulu hanya suka membaca novel yang berakhir happy end, mungkin dengan membaca cerita itu ia berpikir hidupnya akan berakhir sama seperti cerita yang ia baca yaitu happy end.
Sedangkan sekarang, Vano yang raganya ditempati oleh Arka, anak itu hanya suka membaca alur yang endingnya sudah jelas, menurutnya happy end itu adalah akhiran yang baginya sulit untuk ditiru dalam ruang lingkup hidupnya.
Setelah lama mencari akhirnya Vano menemukan novel yg ingin ia beli kemudian berjalan menuju kasir sambil menunggu ketiga sahabatnya yang mencari buku untuk tugas sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF LIES (SOL) ✔️
Ficção AdolescenteKarya 1 Arka bertransmigrasi ke tubuh seorang pemuda yang sialnya hidup pemuda itu tidak jauh berbeda dengan dirinya. Tubuh yang sama namun dengan jiwa yang berbeda. Nggk bisa buat deskripsi langsung baca aja ya 🙂 Setelah di pikir" cerita agak mele...