8. Unboxing? 🔞

386K 3.5K 84
                                        

Igo sedari tadi hanya diam menatap Echa yang sedang melakukan skincare routine nya. Dirinya sendiri sudah mantap di atas ranjang, hanya memakai bokser, seperti biasanya.

"Abang pake baju dong!"

Igo menaikkan satu alisnya, "Kenapa emang?"

"Ya...ya....ntar abang masuk angin!"

Igo malah tersenyum miring, "Coba deh liat sini. Dari tadi cuma ngelirik...."

"Sayang!" Igo makin gencar menggoda Echa.

Jelas Echa gak nyaman ngeliat badan Igo yang lagi topless itu. Cowok setinggi 183 cm itu badannya idaman banget. Bisa dibilang sexy.

Dada bidang dan perut kotak-kotak bak roti sobek, dihiasi dengan beberapa buah tato di beberapa tempat. Ditambah hanya mengenakan sebuah bokser pendek berbahan kain yang memperlihatkan kaki jenjangnya dan uhmmmm.... sesuatu yang menonjol di antara kedua kakinya.

Glek.....

Siapa coba yang gak ngiler liatnya? Echa masih pingin waras, makanya dia berusaha gak ngeliat pemandangan itu.

Eh, Igo malah mendekati Echa. Gelagapan lah jadinya si Echa, dengan wajah yang udah merah kayak tomat.

"Coba pegang yang..." Igo memegang tangan Echa, mengarahkannya pada perut sixpack nya.

"Keras...." suara Echa seakan tercekat, terdengar sangat lirih.

Igo mengarahkan tangan Echa untuk bergerak menyentuh seluruh permukaan kulit perutnya. Memberikan sensasi tersendiri bagi Igo, hingga tak sadar Igo menggigit bibir bawahnya.

"Lo tau, ada yang lebih keras lagi..." Echa mendongak dengan muka polosnya.

"Nih .... Yang di bawah..." Igo mengarahkan jemari Echa pada benda yang sedang menonjol di selangkangannya.

Menggesek tangan Echa perlahan pada benda keras yang masih terbungkus bokser itu.

Echa hanya diam memperhatikan tangannya yang dielus-eluskan Igo pada selangkangannya. Wajahnya sudah memerah, Echa syock. Ingin menarik tangannya tapi tak bisa. Antara otak, tubuh dan hati tak ada yang sinkron.

"Eungh...." Igo mengerang keenakan. Perlahan Igo melepaskan tangan Echa, kemudian menempelkan tubuhnya senempel-nempelnya pada Echa.

Igo menghirup aroma leher Echa kuat-kuat. Nggak ada eneg sama sekali. Yang ada candu.

Ditatapnya sekilas hasil karyanya tadi siang, kissmark...ah....lebih tepatnya bitemark keunguan yang cukup banyak itu. Igo mulai mengecup leher Echa perlahan, menyesap lembut di bagian yang dekat dengan telinga.

Tangannya pun tak tinggal diam. Aktif meraba seluruh bagian tubuh Echa yang sanggup digapainya.

Tak lupa batang keras di selangkangannya yang terus ia gesek-gesekkan pada selangkangan Echa.

"Abaaaangh....emmh..."

"Cha, gue gak tahan. Unboxing sekarang ya? Gue udah tunda berapa hari Cha. Gue udah gak bisa lagi sekarang....erghh.." Igo terus mengerang.

Echa?

Echa cuma diem gak berkutik. Sentuhan-sentuhan Igo, kecupannya juga gesekan sensualnya sukses bikin bagian bawah Echa panas, mungkin juga agak basah.

Echa tuh sebenarnya wibu. Sering lah dia nonton anime atau baca manga yang genrenya smut atau bahkan ecchi. Jujur aja Echa sering ngerasa terangsang pas baca atau nonton kayak gituan. Eh gak taunya sekarang dia ngerasain real actionnya. Dan itu rasanya enak, udah jujur aja, enak!

Tanpa disadari, mereka berdua udah ada di atas ranjang. Piyama pendek Echa pun udah lepas gak tau kemana. Bra pun udah hampir lepas, tinggal celana dalam yang masih terpasang rapi di tempatnya.

"Aah...emmhh..."

Igo melahap payudara Echa, memainkan puting pink itu dengan ujung lidahnya. Memutar-mutar puting itu untuk kemudian dihisap pelan.

Tangannya pun aktif meremas payudara sebelahnya. Tak lupa memilin lembut puting Echa dengan dua jarinya.

Jangan lupakan pantat yang terlihat maju mundur, menggesek batangnya pada selangkangan Echa.

"Enak bang.... Terus... enak banget....emmmh..." Echa meracau sambil menutup matanya, tangannya mengepal mencoba menahan rasa yang seakan ingin melayang. Wajahnya kini sudah merah dengan rambut yang acak-acakan.

"Cha...eergh...gue gak tahaaan....." Secepat kilat Igo membuka boksernya, memperhatikan penisnya yang kini sudah sangat keras dan mengacung sempurna.

Celana dalam Echa pun sudah tak berada di tempatnya. Kedua paha pun kini mengangkang lebar, tak ada malu. Yang ada hanya nafsu yang menguasai kedua insan ini.

Igo menggesekkan kepala penisnya pada vagina Echa. Nikmat, rasanya kini vagina Echa makin panas dan terasa gatal dan geli sekaligus. Saat kulit kepala penis yang lembut bertemu dengan klitoris Echa memberikan sensasi tersendiri bagi keduanya.

"Abaaang...."

Igo yang sedari tadi berkonsentrasi pada tubuh Echa kini mendongak mendengar panggilan Echa.

Sejenak Igo merasa takjub melihat wajah gadis yang berstatus sebagai istrinya itu.

Echa memang cantik tapi dengan wajah yang dikuasai nafsu seperti ini membuat Echa berpuluh-puluh kali makin cantik di mata Igo.

Cup..

Igo mulai melumat bibir Echa, tak tahan dengan ekspresi yang Echa buat.

Lumatan yang awalnya lembut kini berubah liar, dengan lidah yang saling berbelit. Tangan Igo pun aktif menggeranyangi payudara Echa. Tak lupa bagian bawah yang otomatis digesek-geseknya sembari setengah berusaha untuk memasuki lubang Echa.

Sedikit demi sedikit.... Kepala penis yang tadinya hanya digesek kini perlahan masuk tanpa Echa sadari. Mili demi mili, centi demi centi tak terasa kini sudah separuh dari penis sepanjang 17 cm itu masuk ke dalam lubang vagina Echa.

"Sempit yang..... Ugh..."

Echa seakan baru tersadar jika saat ini dia sedang di unboxing oleh Igo. Gak terlalu sakit sih, cuma rasanya gimana ya... Kayak asing aja.

Tak diberi kesempatan untuk memikirkan hal lain, Echa terus-terusan dienakin sama Igo. Mulai ciuman yang panas dan liar, service Igo di payudara Echa, rabaan tangan besar Igo di seluruh tubuh Echa, hingga  kecupan-kecupan nakal di titik-titik sweet spot nya.

Apakah pengalaman sex Echa yang pertama mengesankan?

Iya!

Sangat mengesankan!

Nggak ada trauma-traumaan yang berhubungan dengan sex buat Echa ke depannya. Yang ada cuma enak, sex itu enak. Itu yang ada di pikiran Echa saat ini.

"Errnghhh......yaaanh...gue keluaaarhhh...aaahh...." Igo mencabut penisnya dan mengeluarkan spermanya di atas perut Echa.

Igo langsung ambruk di samping Echa. Keduanya ngos-ngosan mengatur nafas.

"Abang.... Abang udah merawanin berapa orang?"

*****







IGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang