3 hari sudah Echa mendiamkan Igo.
Dengan hari pertama full nangis semalaman, nangis yang bener-bener nangis kejer. Hari kedua dan ketiga masih nangis tapi udah nggak separah hari pertama lagi. Echa banyak diem dan sering ngelamun.
Ya paham lah kalian gimana perasaan Echa.
Igo, nggak ada tuh usaha ngebujuk Echa. Dia malah ikutan diem, ya walau sebenarnya tetep memperhatikan Echa. Tetep tidur bareng, tetep meluk pas tidur, tetep anter jemput sekolah, tetep makan bareng.
Tapi sama sekali nggak ngajak Echa ngomong.
Maksud Igo emang ngebiarin Echa ngeluapin perasaannya. Tapi ya, entah, caranya bener apa nggak ya Igo nggak tau. Sebenarnya Igo tuh bingung gimana ngatasi yang kayak gitu.
Dulu-dulu peduli amat Igo sama perasaan cewek-cewek di sekitarnya. Mau sakit hati kek, mau ngambek kek...bodo amat.
Kalo sekarang, Igo jujur ngerasa gak nyaman liat kondisinya Echa. Pingin Echa gak nangis lagi, tapi gak tau harus ngapain.
Pas malam itu, Igo beneran marah, dan beneran kelepasan, out of control.
Waktu Igo bilang dia cosplay, Igo sebenarnya bo'ong.
Dia bilang gitu karena dia baru sadar sama yang udah dia lakuin ke Echa. Bukan kayak cowok yang making love sama ceweknya, tapi lebih kayak memperlakukan Echa seperti jalang.
Gak mau dong Igo kalau sampe Echa trauma dan gak mau nge-sex lagi.
Makanya Igo becandain Echa pas akhir-akhir. Sayang banget....respon Echa malah nangis kejer kayak gitu.
🌼
Sampai saat ini pun sama aja.
Di dalam mobil pajero sport hitam, Echa masih saja diam, tatapannya kosong. Sambil menyandarkan kepalanya pada jendela mobil, Echa hanya menatap jalanan.
Perhatiannya seakan baru teralihkan saat mobil yang dikemudikan Igo ini memasuki kompleks perumahan mewah yang asing bagi Echa.
"Mama minta ketemu." ucapan singkat dari Igo membuat Echa paham kemana tujuan mereka kali ini.
"Kok nggak bilang mau kesini..." Echa akhirnya bersuara juga.
"Dadakan, sebelum jemput lo tadi mama telpon."
"Oh..." Echa kembali diam.
"Echaaaa....duh mantunya mama. Mama kangen tau..." Mama Ranti langsung memeluk Echa sambil menciumi pipinya. Sedang Echa hanya senyum-senyum saja, pasrah dengan perlakuan mama mertuanya.
"Mama tuh, pingin langsung ketemu Echa setelah nikahan. Tapi nggak dibolehin sama abang. Emang nih anak mama satu ini jahat banget emang!"
Iya ma, abang jahat banget!
"Nginep disini ya ntar malem?"
Echa diam sambil melirik Igo, gak tau harus jawab apa. Echa pertama kalinya ini yang menginjakkan kaki di rumah keluarga Igo. Insecure sih... Mewah banget, sampe bikin Echa penasaran sekaya apa keluarga Igo. Rumah pribadi Igo aja walaupun temanya industrial, tapi Echa yakin harganya gak main-main.
"Maaa....ngapain sih nyuruh nginep?" Igo menimpali.
"Ih, kamu! Sehari doang, mama kan pingin lebih deket sama Echa."
"Pingin Echa lebih mengenal keluarga kita juga."
"Kamu mau kan sayang?"
Echa nggak tau lagi mau respon gimana, jadinya Echa ngangguk sambik senyum canggung.
"Ck! Ah..." Igo kesal dengan respon Echa, pergi gitu aja ninggalin mamanya berdua sama Echa.
"Dih...apaan sih, tuh anak emang...." gumam mama Ranti.
Untuk sesaat mama Ranti diam memandangi Echa, membuat Echa gugup.
"Kamu....habis nangis?" mana Ranti tiba-tiba bertanya sambil memegang wajah Echa.
Echa nggak bisa jawab, makin gugup karena mama mertuanya itu menelisik ke seluruh bagian tubuh Echa.
Mengambil beberapa lembar tisu, mama Ranti tiba-tiba saja mengusapkan tisu itu di permukaan leher Echa. Sedikit kaget dengan banyaknya kissmark di leher Echa, mama Ranti terus menghapus concealer yang menutupi leher Echa.
Banyak banget dan warnanya pun bukan merah lagi, biru keunguan.
"Abang...ngapain kamu? Kamu gak papa sayang?" Mama Ranti terlihat khawatir.
"Kalau kayak gini bukan kissmark lagi, ini pasti sakit....tuh anak...kenapa gini sih?"
"Nggak kok ma, gak papa..." Echa nyoba senyum.
"Nggak, mama tau kamu pasti diapa-apain sama abang. Mata kamu aja sampe bengkak kayak gitu. Walau kamu pake kacamata mama tau loh Cha....cerita sama mama. Abang ngapain kamu?"
"Nggak ma, nggak papa..."
"Abang kasar sama kamu?" Mama Ranti masih mendesak Echa.
"Mama apa sih?!" Igo kembali menemui kedua orang itu, kali ini sudah dengan pakaian santai.
"Bang! Abang apain istri abang?!"
"Nggak ada, udah ah mama apaan sih!"
"Nggak percaya mama! Kamu pasti apa-apain Echa!"
"Apa sih ma??"
"Tuh mantu mama kenapa bisa bengkak gitu matanya? Habis kamu bikin nangis kan???"
"Mama apasih, gak usah ikut campur urusan abang sama istri abang deh!"
"Heh! Mulutnya!"
"Mau ya kamu mama pecat jadi anak?!"
Emang dasar Igo sama mamanya tuh sama, sama-sama keras, sama-sama ceplas-ceplos, sama-sama gak mau kalah.
Jadilah sepasang anak dan ibu itu adu mulut. Dengan Echa di tengah-tengah mereka yang mlongo melihat keduanya sedang adu mulut.
"Wooooow.......what a show.." suara seseorang berhasil membuat keduanya diam sejenak.
"Udah lama nih Airin nggak nonton pertunjukan sebagus ini. Terusin!" sesosok anak perempuan berseragam SMA swasta kini duduk dengan nyaman di sofa ruang tamu keluarga Haryoto itu.
"Eh...ada tamu, loh mbak Echa ya? Halo mbak Echa.... Yuk, ikut Airin aja, biarin abang gelut sama mama. Yuk..." Anak perempuan yang diketahui bernama Airin itu langsung menarik tangan Echa menuju kamarnya.
"Eh Airin! Echa mau dibawa kemana??" Kompak, mama Ranti dan Igo mengejar Airin yang 'menculik' Echa.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGO
RomanceBukan buat anak kecil ⚠️ Pasti ada part dewasa nya ----------------------------------------------------------- "Kak please.....bantuin...aku bakal kasih apa aja yang kakak mau, please kak. Tolongin...." Echa makin ketakutan melihat golok yang begal...