23. Belanja

47.2K 1.6K 23
                                    

"Gimana rasanya pertama kali nyoba spa?"

Sepasang suami istri yang keliatan kayak abang lagi ngemong adeknya ini baru saja selesai treatment di spa center di sebuah mall pusat Jakarta. Mereka berjalan beriringan sambil berbincang.

"Enak. Badan Echa enteng banget rasanya sekarang. Tadi dilulurin juga loh bang. Ni kulit Echa rasanya aluuuuus banget. Harum lagi. Nih coba  pegang.
" Echa mendekat kan tangannya pada Igo, membiarkan Igo menyentuh kulitnya.

"Halus kan?"

"Abang? Halus kan?" karena tak kunjung dijawab, dengan wajah berseri-seri Echa mengelus-eluskan lengannya pada pipi Igo.

"Iya." Igo menjawab dengan nada datar.

"Kata mbaknya juga tadi ada totok auranya juga. Katanya bisa keliatan makin cantik. Emang iya bang? Echa sekarang makin cantik?" Echa berhenti di depan Igo, dengan wajah yang super ceria.

"Iya. Lo cantik." masih dengan nada datar.

"Cantik doang apa cantik banget? Hm?" Dengan senyum yang makin terkembang Echa mendekatkan wajahnya pada wajah Igo.

"Lo mau gue terkam disini Cha?" ucap Igo dengan nada datar namun tegas.

"Hehe...nggak..." Echa nyengir, kemudian kembali ke posisi di samping Igo.

"Mau kemana sekarang?"

"Mau pulang kan?" tanya Echa polos.

"Lo ada di mall sekarang Cha. Nggak pingin apa kek.."

"Hm ... Belanja yuk. Dari awal tinggal sama abang Echa nggak pernah belanja buat ngisi kulkas. Echa pengen. Boleh?"

"Itu doang?"

"Sekarang ini dulu. Nggak tau nanti, hehe..."

🌼

"Makanan favorit abang apa sih?"

"Gue nggak ribet, semua gue makan."

"Ya pasti ada yang favorit kan?"

"Yang berkuah-kuah gue suka."

"Bakso, soto, gule, rawon, gitu ya? Eh, pernah makan rawon kan bang?"

"Iya pernah."

"Suka?"

"Biasa aja."

"Itu favoritku loh bang. Kalo pulang ke Malang aku mesti minta masakin rawon ke mama. Duh, jadi pingin... Aku beli daging boleh ya bang?"

"Iya..."

"Umm...yang mana ya? Ini daging sapi kan bang?" jujur Echa nggak pernah belanja.

"Lo kan bisa baca." dari tadi sebenarnya Igo malas.

"Iya ini daging sapi. Yang mana ya bang? Aku pingin daging yang ini, tapi pingin daging slice ini juga, pingin bakar-bakaran kayak di drakor. Pingin ini juga, pingin nyoba bikin steak. Wah daging rendang, enak kali ya bikin rendang. Tapi kok mahal ya.... Ternyata harga daging mahal ya..." Echa bicara sendiri sambil menimbang-nimbang mana yang mau dibeli.

Lama banget Echa mikirnya.  Nge cek harga satu-satu, dilihat mana yang paling murah. Milih daging susahnya udah kayak ngerjakan soal fisika paling sulit buat Echa. Bibirnya sampe manyun-manyun gemes mirip mulut bebek.

Udah, Igo nggak bisa nahan kesabarannya. Dua pak daging di tangan Echa diambilnya dan dimasukkan ke troli. Kemudian lanjut mengambil beberapa jenis daging yang lainnya, juga beberapa pak daging ayam. Lalu Igo beranjak meninggalkan tempat perdagingan itu.

Echa cuma bengong, lalu sesaat kemudian mengejar Igo.

"Abang emang ini nggak kebanyakan?"

"Buat stok. Lo ribet kalo belanja." Igo lanjut mengambil berbagai jenis sayur dan buah, juga beberapa jenis seafood.

IGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang