10. Overthinking

137K 2.5K 23
                                    

Alarm di handphone Echa mulai berbunyi, namun si empunya tak juga kunjung bangun. Mungkin terlalu lelah dengan aktivitas semalam.

"Yang....bangun...yang...." Igo dengan suara seraknya mencoba untuk membangunkan Echa.

"Yang.. sekolah..."

Echa dengan mata yang masih enggan terbuka mulai bangun dan beranjak duduk. Tak sadar tubuhnya masih telanjang.

Igo menyeringai kecil, sialan.... Echa mode gak sadar gini kenapa selalu bikin gue sange.

Gimana Igo bisa nahan nafsunya, kalau sekarang dia disuguhkan dengan tubuh atas Echa yang tak terlindungi apapun. Dua gundukan mengkel itu menggantung bebas seakan memanggil minta dihap.

Emang sih Echa masih remaja, tapi body nya boleh lah untuk ukuran remaja, boleh banget malah. Makanya si Igo terkecoh pas awal ketemu Echa. Dia pikir Echa udah anak kuliahan.

Hap...

Igo gak tahan akhirnya ia lahap juga tuh buah dada Echa. Sontak itu bikin Echa langsung melek.

"Abaaang.... ngapaiiiin....nnhhh...."

Tak lupa satu tangan Igo  memilin puting payudara sebelahnya.

"Abaaaang .... udaaaah....."

Echa menggeliat tak tahan dengan segala rangsangan yang ia dapat.

Plak!

"Aw! Heh! Gak sopan banget ngegeplak kepala suami!!" seperti biasa sumbu emosi Igo pendek banget, cepet banget emosian.

"Kalo nggak mau diisep bilang! Lo sendiri yang godain malah gue yang digeplak! Gak sopan banget sih! Di kepala lagi! Gue tuh suami lo!"

Echa kaget dengan respon Igo yang seperti ini. Padahal niatnya tadi bukan sengaja menggeplak kepala Igo, tangannya bergerak sendiri tak terkendali.

"Nggak sengaja abaaaang....hiks..hiks...jangan marahin Echa....."

"Nggak sengaja gimana?!!"

"Hiks hiks...." Echa hanya sesenggukan sampai tubuhnya bergetar naik turun.

Sebenarnya kalau dipikir-pikir si Igo nya lebay, orang geplakan Echa gak keras. Dia yang udah sering berantem di jalanan pasti udah sering ngerasain jotosan yang berkali-kali lebih keras.

Hanya saja tadi si Igo lagi enak-enaknya ngisepin payudara Echa. Kena geplak Echa jadinya si Igo kaget.

Sebenarnya sekarang si Igo ngerasa kasian liat Echa nangis sesenggukan sampe rasanya kayak gak bisa nafas gitu.

Baru bangun tidur dengan pikiran yang belum genap terkumpul udah diisep-isep sampe dia keenakan, eh terus dibentak-bentak dimarahin kayak gitu. Sungguh emosi Echa kayak naik rollercoaster.

Tapi si Igo gengsinya gede, gak mungkin kan dia minta maaf duluan terus nenangin Echa.

Igo beranjak dari tempat tidurnya, "Abang .. mau ...ke..mana..." masih saja Echa sesenggukan.

Igo tak memperdulikan Echa. Dengan tubuh yang masih telanjang, Igo memasuki kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras.

Air mata Echa mengalir makin deras, tanpa suara, hanya sesenggukan yang terdengar.

Sambil mengenakan piyamanya, Echa beranjak dari ranjang. Menunggu Igo keluar dari kamar mandi.

Walau Echa tadi habis dibentak-bentak sampe sekarang dia nangis sesenggukan, tapi perasaan ngerasa bersalah lebih mendominasi Echa. Dia takut Igo terus-terusan marah padanya gara-gara kejadian tadi.

IGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang