Bolak balik Echa melirik Igo yang tengah menyetir. Bukannya Igo nggak sadar, Igo tahu kalau Echa dari tadi meliriknya. Igo cuma senyum-senyum kecil.
Echa masih malu berat, bisa-bisanya Echa ngomong kayak gitu. Praktek? Praktek katanya? Ha..ha..ha...sumpah Echa rasanya pingin ngilang aja.
Ya itu satu sisi Echa yang mungkin kalian harus tau. Udah tau kan kalau Echa tuh pinter? Targetnya tuh nilai-nilai yang bagus, makanya kerjaan Echa banyak belajarnya.
Ya tapi masa mau belajar terus? Pasti ada selingannya dong biar gak stres. Ya itu deh selingannya, baca manga. Sayangnya, Echa banyak baca manga yang bergenre smut, ecchi bahkan sesekali membaca manga hentai.
Gak ada yang tau kalau Echa suka kaya gituan. Tersimpan rapat.
Nah, konsekuensi suka baca manga gituan tuh gimana? Ya pasti.... Echa sedikit banyak udah kenal sama hal berbau-bau sex. Perasaan gatal dan panas di kemaluannya waktu baca manga juga sering Echa rasa. Tapi ya... Echa masih lebih milih akal sehatnya. Gak pernah tuh dia ada keinginan nyalurin hasratnya, paling cuma nelen ludah doang.
Rasa penasaran sih ada, tapi kalo ditanya berani nggak, jawabannya ya nggak. Sekarang nih, mumpung halal, mumpung Echa udah sedikit ada rasa, mumpung udah ngicip yang namanya sex. Kenapa nggak sekalian aja nuntasin rasa penasaran yang udah hinggap dari dulu.
🌼🌼
Igo dari tadi sengaja gak ngajak Echa bicara selama perjalanan, sampai rumah pun Igo masih diam. Dia tau sih, Echa sekarang lagi cemas, mungkin masih malu juga.
Echa kaget setengah mati waktu berbalik setelah dia menutup pintu. Igo berdiri di hadapannya, berjalan perlahan mendekati Echa. Tatapan tajamnya tertuju pada Echa, jangan lupakan seringaian nakalnya.
Echa mengerjapkan matanya beberapa kali, refleks ia mundur hingga punggungnya menghantam pintu. Nafas Echa seakan tercekat saat ini juga.
Igo berhenti saat Echa sudah terpojok, lalu menatap Echa dari atas ke bawah. Seringainya berubah jadi senyuman nakal.
"Cha...."
Glek...
Echa menelan ludahnya saat mendengar nada rendah suara Igo.
"Gue belom pernah having sex sama anak SMA."
"A..aa..aku kan anak SMA bang?" Echa takut-takut menjawab.
"Tapi gue belom pernah ngewe lo pas pake seragam." Suara Igo makin rendah.
Telunjuk tangan kanannya menelusuri seragam bagian depan Echa. Berhenti di bagian nametag dan logo OSIS untuk selanjutnya membuat pola sentuhan disana.
"Gue pingin cosplay...." Igo meremas payudara kiri Echa sambil menyeringai nakal.
"Cosplay jadi cowok brengsek yang lagi ngelecehin anak SMA." kali iki Igo tersenyum lebar.
Tentu aja, jantung Echa berdebar sangat kencang saat ini. Sentuhan yang diberikan Igo di bagian dadanya cukup memberikan sensasi menggelitik di tubuhnya. Belum lagi tatapan Igo yang intimidatif dan seringaian yang sarat makna itu sukses membuat Echa kesulitan bernafas.
"Tapi bang, kata dokter Danisha kita nggak boleh hubungan sex dulu...." Suara yang Echa keluarkan cenderung pelan.
"Oh ya..." Igo semakin gencar meremas payudara Echa, sedangkan tangan yang lain sudah mengelus-elus paha dan pantat Echa.
"Tadii...kan... dokternya bilang gituuu.... aw..." Lirih Echa saat Igo meremas pantat Echa dengan kasar.
"Ummmhhh.... kenapa lo masih wangi sih Cha?" Igo mengendus ceruk leher Echa dan menghirup aromanya dalam-dalam.
Tentu saja Echa langsung merinding, lehernya adalah salah satu sweet spot Echa. Diendus-endus seperti itu tentu saja membuat Echa kegelian.
"Abaaaang...udah ..."
"Eungh...."
Desahan Echa mulai keluar saat Igo menyecapi kulit leher Echa. Perlahan-lahan menghisap beberapa titik di leher Echa. Echa mulai meremang, desahan demi desahan pun lolos dari bibirnya.
"Abang, udah..."
Echa berusaha mendorong tubuh Igo agar menjauh darinya. Namun sia-sia karena perbedaan ukuran tubuh mereka.
Tangan Igo mulai nakal, merayap masuk ke dalam celana dalam Echa.
"Abang, udah...."
"Henggggh....." Echa tersentak, kini satu jari Igo sudah masuk ke liang percintaan Echa.
"Abang, udaaah....eemmmh...." Echa mendongak, tak bisa dipungkiri kocokan jari Igo terasa begitu nikmat bagi Echa.
"Udah abaaaaang....."
"Ah, aaah...engh...ah,ah, ah." desahan Echa bmakin tak terkendali, kedua tangan Echa mencengkram pundak Igo dengan kencang.
"Abang udaaaah......" suara Echa bergetar dan lirih. Cengkraman di pundak Igo pun makin kencang.
Igo memberikan kocokan terakhirnya saat dirasa tubuh Echa bergetar, menandakan bahwa Echa sedang orgasme.
Igo mengelap jemarinya yang basah oleh cairan orgasme Echa di rok seragam yang masih berada di tempatnya. Ia tersenyum sinis menatap Echa.
"Elo bilang udah mulu, tapi gue kocokin lo bisa keluar cepet banget kayak gini. Amazing banget istri gue."
"Gimana sayang? Hm? Enak? Kurang? Apa mau gue lanjut sodokin memek lo? Hm?" Igo berbicara lirih di dekat telinga Echa.
"Gue tau lo sange .. cup." Igo mulai mengecupi leher Echa.
"Abang please ..... Jangan dulu. 1x24 jam. Please..."
"Ngapain coba kita tadi ke dokter?"
"Gue sange Cha.....punya gue udah keras banget."
"Lo gak tau gue udah nahan nafsu gue dari tadi di mobil. Apalagi pas lo bilang lo pingin ngepraktekin banyak gaya sama gue.." Igo menghirup aroma tubuh Echa sekali lagi.
"Aku oralin ya?" Echa merasa iba pada Igo, keliatannya igo tersiksa banget saat ini.
Igo menarik tubuhnya dari ceruk leher Echa, menatap Echa di kedua matanya.
Tak mengambil waktu lama, Echa segera melucuti celana yang dipakai Igo. Membebaskan apa yang semenjak tadi meronta-ronta ingin segera dipuaskan.
Hap...
Segera Echa melahap apa yang jadi kebanggaan Igo itu.
Walau mulutnya terasa kebas dan ngilu karena belum terbiasa dengan ukuran penis Igo, tapi Echa tetap melahapnya. Membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya agar penis Igo dapat lancar keluar masuk mulut Echa. Sesekali Echa menghisap penis Igo, hingga sukses membuat Igo mengerang keenakan.
Setelah beberapa saat, Igo menahan belakang kepala Echa dengan kedua tangannya. Kemudian menggerakkan panggulnya maju mundur. Awalnya perlahan namun lama-lama sedikit brutal.
Bolak balik Echa mau muntah. Namun karena Igo menahan kepalanya, Echa hanya pasrah menerima perlakuan Igo.
"Emmmmh..nggghhhh..." Igo semakin menekan kepala Echa, bahkan menjambak rambut Echa saat ia mendapatkan pelepasan.
Sedangkan di bawah sana Echa sudah menangis, tenggorokannya ngilu, dan ia ingin muntah.
Dengan nafas yang naik turun Igo melihat Echa yang masih berlutut di bawahnya. Penisnya sudah ia keluarkan dari mulut Echa. Ia lihat Echa terbatuk-batuk, sesekali membuka mulutnya seperti ingin memuntahkan sesuatu. Wajah Echa pun berantakan, basah oleh air mata dan air liurnya.
"Cha, gue gak tidur disini dulu malam ini."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
IGO
عاطفيةBukan buat anak kecil ⚠️ Pasti ada part dewasa nya ----------------------------------------------------------- "Kak please.....bantuin...aku bakal kasih apa aja yang kakak mau, please kak. Tolongin...." Echa makin ketakutan melihat golok yang begal...