39. Bromo part 2

37K 1.5K 370
                                    


"Uuhmm.... mmmmmmmhhhhh......"

Igo terlihat menyeringai kecil, melihat Echa di bawahnya sudah tak berdaya. Berantakan, badannya basah oleh peluh, padahal di tempat ini dinginnya mencapai 14 derajat.

"Uuuhmmmmmmmmmh........" mata Echa terpejam dengan kepala mendongak, kedua tangannya mencengkram erat sprei di kanan kiri tubuhnya. 

Igo makin menyeringai. Diangkatnya kedua kaki Echa untuk bertumpu pada bahu Igo. Lalu kembali menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Menghentakkan miliknya dengan keras, seakan berusaha menghancurkan milik Echa.

"Nggak, nggak abang! Jangan dalem-dalem! Abang!!"

"Aaaah!" Echa gelisah, tubuhnya bergerak tak karuan. Igo tak peduli, malah makin mendekatkan tubuhnya ke tubuh Echa, membuat milik Igo masuk semakin dalam.

"Ah!" ngilu yang Echa rasakan. Tapi Igo tetap tak peduli, Igo malah memainkan payudara Echa dengan tangan kanannya, bibirnya juga aktif mengecupi leher Echa dan beranjak naik untuk melumat bibir Echa.

"Hiks, abang udah.....ngilu...."  Igo tak menggubris, malah makin mempercepat gerakannya.

Echa makin deras meneteskan air matanya. Nikmat memang karena berulang kali penis Igo menyentuh G-spot nya. Tapi mungkin  menyentuh bukan kata yang tepat, lebih tepatnya  menghantam. Jadinya selain kenikmatan, Echa juga merasa kesakitan. 

"Abang, please.... slow...." Echa menangkup wajah Igo dengan kedua tangannya. Menatap mata Igo dengan melasnya, dengan air mata yang terus mengalir.

Sejenak Igo seakan tersadar. 

Igo emang suka gitu. Kalo nafsu udah nguasain dia banget, Igo bakal lupa sama semuanya. Yang dia peduliin cuma gimana dia bisa muasin hasratnya yang menggila.

 Yang dia peduliin cuma gimana dia bisa muasin hasratnya yang menggila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf Cha....."

"Slow please....."

"Sorry...." Igo mengecupi jemari Echa.

"Does it hurt?"

"No....segini aja...."

Igo kembali mengecupi jemari Echa. Bergerak pelan, berusaha tak menyakiti Echa. Dan mengakhiri malam yang sangat larut ini dengan orgasme yang entah ke berapa kalinya untuk Echa.

.

.

.

"Aduh..." ucap Echa lirih sambil berjalan pelan dan memegangi perut bawahnya.

Igo yang me notice , langsung menghampiri Echa dan mengangkat tubuhnya.

"Nggak usah banyak gerak, lo bilang aja kalo mau kemana." ucap Igo sambil menurunkan Echa di sofa.

"Ish! Abang sih! Main nya brutal!" omel Echa yang berakhir dengan menggeplak bahu Igo.

"Sakit Cha!" Igo tidak terima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang