"Halo ibuuu" sapa Kyungsoo sambil tersenyum manis. Tangannya mendekap tubuh putri bungsunya dengan erat, sementara matanya menatap gundukan tanah di hadapannya.
"Hai ibu" Soora yang kini berjongkok di samping gundukan tanah itu ikutan menyapa sang ibu. Daehan yang juga berjongkok di sampingnya hanya terdiam sembari menatap nisan sang ibu dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Entah apa yang tengah dipikirkan dan dirasakannya saat ini, tak ada yang tau. Bahkan Kyungsoo pun tak bisa menebak isi kepala anak tengahnya itu.
"Lihat bu, anaknya sudah dua tahun. Hari ini ulang tahun" kata Kyungsoo. "Nak, itu ibu" ujarnya pada Soojin yang berada di gendongannya. Anak itu lantas melambai-lambaikan tangannya kearah nisan itu, paham dengan yang dikatakan sang ayah.
"Ibu apa kabar? Ibu bahagia nggak disana?" tanya Soora, yang tentunya tak mendapatkan jawaban.
"Bu, sudah dua tahun ya ibu pergi. Rasanya seperti sudah puluhan tahun" Soora melanjutkan. Ia kini menopang dagunya. "Bu, Soora anak pintar kan? Soora jagain ayah, Soora jagain adik-adik juga"
"Iya Soora anak pintar, anak baik" Kyungsoo yang menjawab. Tangannya mengelus rambut hitam Soora dengan lembut. "Terima kasih yaa anak cantik. Ibu pasti bangga melihat Soora"
Soora tak lagi menanggapi. Ia hanya terdiam menatap batu nisan bertuliskan nama ibunya itu, terlarut dalam pikirannya sendiri.
"Daehan, enggak mau bilang apa-apa ke ibu, nak?" tanya Kyungsoo sambil kini mengelus rambut Daehan.
"Sudah bilang dalam hati" jawab Daehan singkat tanpa menoleh ke arah ayahnya.
"Daehan bilang apa sih ke ibu? Ayah penasaran deh"
Daehan menoleh ke arah sang ayah, lalu tersenyum kecil. "Itu rahasianya Daehan"
"Yah, nggak asik, main rahasia-rahasiaan"
Setelahnya hening. Yang terdengar hanya suara deru angin yang membawa terbang daun-daun kekuningan, suara gemerisik daun, dan suara serangga yang bersahut-sahutan. Keempat manusia yang menatap batu nisan itu tak bersuara sama sekali, terlarut dengan pikiran masing-masing sembari tak melepaskan pandangan dari gundukan tanah serta nisan yang sudah dua tahun berada disitu. Puluhan menit terlewati hanya dengan kesunyian. Tak satupun dari mereka bersuara.
"Sudah sore," Kyungsoo memecah keheningan. "Ayo kita pulang, pamit dulu sama ibu"
"Bu, kita pulang ya" kata Soora dengan suara bergetar.
"Daehan pulang ya, ibu" Daehan menimpali.
"Terima kasih, Jihan" bisik Kyungsoo pelan.
Kyungsoo kemudian mundur perlahan, diikuti kedua anaknya yang ikut menyamai langkah kaki sang ayah. Lelaki itu lantas menggandeng tangan Daehan, sementara tangan Daehan yang satunya digandeng oleh Soora. Ketiganya berbalik, melangkah menjauh dan makin menjauh dari tempat peristirahatan terakhir Jihan.
"Malam ini mau makan apa? Ayah belikan apapun yang kalian mau"
"Yang ulang tahun kan Soojin, terserah dia saja"
"Dia mana bisa memilih makanan, sih. Bicara saja belum lancar. Yang benar saja, Soora"
"Hahaha iya juga ya. Daehan?
"Apa ya? Makanan kesukaan ibu aja"
"Boleh juga, kan hari ini dua tahun kepergian ibu. Ibu suka apa, yah?"
"Yah masa kalian nggak tau sih? Ibu tuh suka dwenjang jjigae tauuu!"
"Oh iya yaa. Lupaaaa!"
"Berarti hari ini kita makan dwenjang jjigae?"
"Iyaaa. Lets gooooooooo! Yang pertama sampai di mobil boleh duduk di seat depan!"
"AAA AKU MAUUUU"
"DAEHAAAN GANTIAN! TADI KAN SUDAH KAMUU, SEKARANG GILIRAN KAKAAKK!"
Kyungsoo hanya tersenyum menatap kedua anaknya yang sudah berlarian di depannya, memperebutkan seat depan. Meski Jihan sudah tak ada, meski dada Kyungsoo begitu sesak rasanya, meski hidup terasa begitu berat sepeninggal Jihan, Kyungsoo masih punya anak-anaknya yang selalu jadi penguat dan penyemangatnya. Kyungsoo masih ingin melihat tawa anak-anaknya, Kyungsoo masih ingin memeluk anak-anaknya, Kyungsoo masih ingin mendengar suara anak-anaknya, Kyungsoo masih ingin melihat anak-anaknya tumbuh besar. Kyungsoo bersyukur dia masih punya sejuta alasan untuk melanjutkan hidup dengan tekun, meski dunianya terasa seperti sudah runtuh.
—THE END—
KAMU SEDANG MEMBACA
Father: dks
FanfictionDo Kyungsoo x OC Kisah ini tentang Do Kyungsoo, salah satu vokalis utama boygroup fenomenal sekaligus aktor yang sedang berada di puncak popularitasnya. Kisah ini tentang lelaki yang nampak seperti seseorang yang benar-benar tak pernah berpikir untu...