13

273 23 0
                                    

"Hmm... aku bingung mengatakannya. Ini rumit dan panjang, kamu mau mendengarnya?" tanya Jihan.

"Tentu, tentu saja. Kamu tau kan aku sepupunya Kyungsoo? Kamu bisa percaya padaku, aku juga tidak akan membeberkan ini pada siapapun" jawab Chanyeol yakin.

Jihan terkekeh. "Ya, aku tau dan aku percaya padamu. Kamu kan manusia yang paling dipercaya Kyungsoo" katanya. "Aku hamil Soora sebelum menikah dengan Kyungsoo. Bahkan sebenarnya kami menikah karena Soora. Ini menyalahi aturan agensi kalian, aku tau. Tapi tetap saja aku gak mau menggugurkan kandunganku. Lagipula anakku tidak berdosa, ini kesalahan kami berdua. Kenapa harus dia yang terkena imbasnya? Itu sebabnya kami menikah diam-diam. Kyungsoo mungkin pernah cerita padamu bahwa setelah Soora lahir aku jarang mengurusnya. Ya itu benar. Aku hampir tak pernah menyentuhnya, padahal dia masih bayi sekali. Tapi aku tetap memenuhi kewajibanku memberi ASI padanya"

"Sebenarnya kalau aku boleh jujur... aku sakit hati dan marah. Masa depanku terenggut. Usiaku masih dua puluh dua tahun saat itu, kamu bisa bayangkan betapa mudanya kami berdua ketika kami menikah dan memiliki anak. Aku bahkan belum selesai kuliah waktu itu. Kamu gak akan bisa bayangkan bagaimana rasanya memiliki pernikahan sembunyi-sembunyi dan suamimu seorang idol yang popularitasnya sedang meroket. Aku gak bisa keluar kemanapun. Untuk membeli bahan makanan dan keperluan pun aku harus menyuruh pelayan. Aku benar-benar hanya di rumah. Sebetulnya bukannya Kyungsoo melarangku untuk keluar, tapi aku sendiri yang takut untuk keluar. Kamu tau kan betapa menyeramkannya fans-fans kalau sudah menyangkut pacaran atau pernikahan. Kata psikiater, itu yang membuatku stres, karena tak pernah melihat dunia luar dan karena ada ketakutan tersendiri dalam diriku. Selain itu, waktu Soora lahir aku juga terkena baby blues. Tapi nggak ada yang bisa kusalahkan, itu sudah resiko karena aku pacaran dan menikah dengan idol. Aku juga tidak bisa menyalahkan Kyungsoo. Kami memiliki Soora karena kami bodoh dan karena kesalahan kami berdua" jelas Jihan.

"Kyungsoo sepertinya tak tau aku stres waktu itu" lanjutnya. "Kami bercerai saat umur Soora sekitar tiga tahun setengah. Mungkin dia tidak mencintaiku lagi, kami juga sering bertengkar. Apalagi dia juga muak karena aku gak pernah mengurus Soora dengan baik. Aku sayang anakku, tapi kalau mentalku tidak sehat bagaimana aku bisa mengurus anak? Waktu itu Kyungsoo-lah yang selalu mengurus Soora jika dia di rumah. Jika tidak ada dia, Soora diurus babysitter. Dia juga pasti stres karena pekerjaannya sekaligus mengurus anak. Apalagi dia gak tidur di rumah, tapi dia selalu menyempatkan pulang ke rumah lalu kembali ke dormnya saat tengah malam. Selalu begitu hampir tiap hari. Dia gak pernah bilang jika dia stres atau apapun itu, tapi aku bisa melihatnya. Sebetulnya kami berdua sama-sama stres, tapi tak pernah saling bicara soal perasaan masing-masing. Ditambah keadaan yang sangat tidak mendukung, semakin mendorong keinginan kami untuk bercerai. Saat itu kami berdua sama-sama berfikir kalau cerai adalah satu-satunya jalan, karena baik aku maupun Kyungsoo sama-sama merasa kalau pernikahan kami hanya mengekang kami berdua saja. Mungkin kami tidak akan merasa begitu kalau situasinya tidak seperti saat itu, seandainya kami tidak semuda itu dan seandainya dia bukan idol yang baru debut. Aku juga tau sebenarnya dia berniat mengambil hak asuh Soora, namun karena Soora masih terlalu kecil saat itu, otomatis hak asuhnya harus diberikan padaku karena aku ibunya"

"Setelah bercerai aku menjalani terapi untuk menyembuhkan stresku dan juga menyelesaikan kuliahku. Setelah sembuh, aku memulai karirku sebagai politikus. Itu adalah mimpiku sejak aku duduk di bangku sekolah. Aku mulai sibuk dengan pekerjaanku dan sama seperti sebelumnya, Soora di rumah bersama babysitter. Tapi setiap pulang kerja aku selalu menanyakan perkembangan anakku pada babysitternya. Aku mengawasinya dari jauh. Aku tau Kyungsoo sering main ke rumah untuk sekedar bermain dengan Soora apabila aku tidak ada di rumah. Dari sudut pandang seorang ibu, tentunya aku sangat salah. Tapi aku saat itu hanyalah seorang wanita muda yang masih ingin meraih mimpi"

Father: dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang