11

241 26 0
                                    

Meski dengan nafas terengah-engah, Kyungsoo langsung melesat dengan cepat ke ruang tunggu ketika salah satu penata rambutnya memberitahunya bahwa ada telepon dari kontak bernama 'jangan diangkat' masuk ke ponselnya. Untunglah pre-recording sudah selesai.

Kyungsoo mengambil ponselnya yang tergeletak di meja dan mengecek call history. Benar, ada dua panggilan tak terjawab dari kontak yang ia namai 'jangan diangkat' itu. Dua kali, berarti telepon itu mungkin cukup penting.

"Kau mengangkatnya tidak?" tanya Kyungsoo memastikan pada penata rambutnya yang sedari tadi mengekorinya.

"Tidak" penata rambut itu menggeleng.

"Ah baiklah, terima kasih. Aku keluar dulu" ujarnya. Ia segera keluar sambil menekan kontak 'jangan diangkat' itu. Ia mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Kenapa tadi kamu buru-buru begitu?" tanya Chanyeol yang baru datang.

"Jihan telepon. Untunglah nama kontaknya kuganti dan tidak ada yang mengangkat" ujarnya sambil menjauhkan ponselnya dari telinga ketika terdengar suara operator.

"Ooh" Chanyeol mengangguk. "Memangnya kamu beri nama apa kontaknya?"

"Jangan Diangkat"

"Sialan" Chanyeol tertawa terbahak-bahak.

"Diam kamu. Aku mau telepon dulu" omelnya sambil berjalan menjauh dari ruang tunggu.

"Aku ikut" Chanyeol mengekorinya.

Tibalah mereka diujung lorong yang sepi. Kyungsoo kembali menelpon Jihan. Setelah dua kali gagal, akhirnya telepon ketiga diangkat oleh Jihan.

"Maaf tadi aku sedang menidurkan Daehan, aku gak dengar suara teleponku" ujar Jihan langsung.

"Iya enggak apa-apa, maaf juga tadi aku gak mengangkat teleponmu. Aku baru selesai pre-recording"

"Enggak apa-apa"

"Ada apa?"

"Anu, Daehan," kata Jihan. "Tadi dia menangis ingin bertemu denganmu. Aku bilang kamu sedang kerja tapi dia tidak mau mendengarkanku makanya aku coba menelponmu. Karna kamu tak mengangkatnya kutidurkan saja dia"

"Gimana kamu menidurkannya? Gak kamu kasih obat tidur kan?" tanya Kyungsoo penuh selidik.

"Ck!" Jihan mendecak malas di ujung sana. "Aku tau aku gak pernah mengurus anakku tapi aku gak jahat sampai memberi obat tidur pada Daehan! Aku memberikan dia susu"

"Ya siapa tau kan, aku kan tidak tau apa isi otak gilamu itu"

"Astaga Kyungsoo mulutmu bisa disekolahkan tidak?! Tidak punya sopan santun sekali" omelnya.

Kyungsoo terkekeh. Sudah lama ia tidak memiliki pembicaraan absurd seperti ini dengan Jihan. Dahulu pembicaraan mereka selalu absurd. Namun semenjak mereka bercerai dan Jihan mulai mengabaikan anak-anaknya, Kyungsoo tak pernah lagi berbicara panjang seperti ini pada Jihan. Jujur saja Kyungsoo merindukan masa-masa dulu saat ia masih bersama Jihan.

"Maaf ya" Kyungsoo tersenyum kikuk lalu menggaruk tengkuknya. Sementara itu Chanyeol yang ada di sampingnya menguping pembicaraan adik sepupunya sambil mengawasi sekeliling, takut ada orang lain yang ikut menguping.

"Ehm" Jihan diujung sana terdengar kikuk juga. "Ah iya, karna Daehan sudah tidur aku matikan telponnya ya? Nanti kalau dia rewel lagi aku akan menelponmu"

"Oke" kata Kyungsoo. "Eh, tunggu dulu!"

"Ya?"

"Siapa yang menjemput Soora? Apa aku perlu menjemputnya?"

"Aah iya jam berapa dia pulang? Aku lupa"

"Ck, dasar" cibir Kyungsoo. "Dia pulang jam dua"

"Oh iya. Nanti biar aku yang jemput"

"Oke" jawab Kyungsoo. Setelah itu ia pun mematikan telpon tanpa menunggu jawaban Jihan.

Ia langsung menoleh ke arah Chanyeol dan menatapnya bingung. "Yeol, aku tidak paham. Jihan habis kerasukan apa, sih?"

———

"Kapan menemui anak-anak lagi?" tanya Jihan di telepon.

"Aku belum tau. Kenapa memangnya?" jawab Kyungsoo. Saat ini ia sedang di dalam van bersama para member. Mereka baru kembali dari gedung KBS setelah melakukan pre-recording lagu terbaru mereka. Sudah seminggu lebih Kyungsoo tidak menemui anak-anaknya.

"Ehm... Daehan masuk rumah sakit"

"Hah?!" Kyungsoo kaget. Daehan memang memiliki imun tubuh yang lemah sehingga ia sering sekali sakit, tapi Daehan tidak pernah sampai dirawat di rumah sakit. "Dia kenapa?" tanya Kyungsoo, mencoba menyembunyikan kepanikannya. Chanyeol yang duduk di sebelahnya langsung menoleh dan menatap adik sepupunya yang sibuk menelpon.

"Demam berdarah. Dia mencarimu"

"Oke, kirim nomor kamar dan nama rumah sakitnya. Aku kesana sekarang" ujarnya pelan.

"Oke"

Kyungsoo segera maju ke depan dan mendekati Johan yang sedang menyetir mobil. "Hyung ini di daerah mana? Masih di Yeongdeungpo?"

"Iya masih, kenapa?" tanya Johan.

"Bisakah hyung turunkan aku di tempat aku biasa menservis mobil? Mobilku ada di sana, aku ada janji mendadak dengan temanku" kata Kyungsoo.

"Arasseo" Johan mengangguk meski dalam hati menaruh curiga pada Kyungsoo.

Kemarin salah satu mobil Kyungsoo—ia punya tiga mobil sebenarnya—di servis di salah satu daerah di Yeongdeungpo-gu. Setelah mobilnya selesai di servis ia belum sempat mengambilnya sehingga mobil itu masih disana.

"Kenapa Kyungsoo?" tanya Junmyeon sambil berbalik ke belakang, tempat Kyungsoo dan Chanyeol duduk. Mereka berdua memang duduk di kursi paling belakang.

"Ani, aku ada janji dengan temanku di Seogyo" jawab Kyungsoo tenang, meski dalam hati dia panik.

"Anakmu kenapa?" bisik Chanyeol.

"Daehan sakit demam berdarah" jawab Kyungsoo ikut berbisik.

"Kamu mau kutemani?" tanya Chanyeol. "Aku tau kamu panik" lanjutnya. Kedua anak Kyungsoo sama sekali tak pernah sakit parah hingga di rawat di rumah sakit, Chanyeol tau karena sebelumnya Kyungsoo pernah bercerita. Itu sebabnya Chanyeol tau Kyungsoo sebenarnya sedang panik, hanya saja ia tak menunjukkannya.

"Kamu gak ada jadwal lain?" Kyungsoo balik bertanya. Chanyeol menggeleng. "Baiklah, temani aku" kata Kyungsoo.

Sesampainya di depan tempat servis mobil itu, Kyungsoo dan Chanyeol segera mengambil tas mereka.

"Terima kasih banyak hyung" kata Kyungsoo lalu turun dari mobil.

"Chanyeol kamu ikut turun?" tanya Johan heran.

"Iya hyung, aku perlu mengawasi anak kecil bernama Kyungsoo ini. Bisa-bisa dia menabrak mobil lain nanti" kata Chanyeol santai.

"Ya aku ini bisa menyetir dengan baik!" seru Kyungsoo tak terima. "Cepat turun aku buru-buru!"

Chanyeol tertawa. "Ani hyung aku hanya ingin menemaninya karna aku mau bertemu temannya juga. Terima kasih banyak hyung" ujarnya sambil turun dari van. Ia menutup pintu mobil lalu mengikuti Kyungsoo yang telah mendahuluinya berlari kearah sedannya yang terparkir di area parkir tempatnya menservis mobil.

"Kyungsoo biar aku yang menyetir!" seru Chanyeol. Kyungsoo hanya mengangguk lalu segera masuk ke mobilnya dan duduk di kursi penumpang depan. Sementara itu Chanyeol langsung duduk di kursi kemudi.

"Sebentar kita tunggu mobil member pergi dulu. Aku. takut mereka mengikuti kita" kata Kyungsoo.

"Di rumah sakit mana Daehan dirawat?" tanya Chanyeol.

Kyungsoo menyodorkan ponselnya pada Chanyeol yang menunjukkan room chat Jihan. "Yonsa Hospital Seogyo-dong kamar VIP 162"

"Oke. Mobil mereka sudah pergi. Ayo kita berangkat sekarang" ujar Chanyeol. Mobil Kyungsoo pun segera melaju ke rumah sakit Yonsa tempat Daehan dirawat.

Father: dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang