2

446 27 1
                                    

"Daehan harus disuntik, ya, Soora. Supaya kerja obatnya lebih efektif" kata dokter Choi pada Soora.

"Iya dokter" kata Soora pelan. Soora tahu, adiknya itu benci disuntik. Apalagi ayahnya tidak ada sekarang. Biasanya Kyungsoo selalu menemani Daehan jika anak itu akan disuntik.

Seorang perawat memegangi tubuh dan tangan Daehan, sementara dokter Choi bersiap menyuntik Daehan. Perawat itu mengajak Daehan bicara agar perhatiannya teralihkan. Namun tetap saja, ketika jarum mulai menembus kulitnya, ia mulai menangis dan memberontak. "Huwaaa... cakit! Ayah! Ayah cakit ayaaah! Apha apha apha!" teriaknya sambil menangis kencang. Soora yang duduk agak jauh hanya bisa mengamati sambil menggigit jari. Rasanya ia ingin ikut menangis melihat adiknya menangis kesakitan dengan begitu kencangnya.

"Sudah-sudah, sudah selesai" kata dokter Choi sambil memasang kapas di lengan kiri Daehan yang baru saja disuntik. "Lihat ini, dokter akan memberimu stiker. Stiker Buzz Lightyear loh"

Dokter Choi kenal cukup dekat dengan Soora, Daehan dan Kyungsoo. Wanita itu tahu benar bahwa Daehan sangat menyukai tokoh astronot bernama Buzz itu. Daehan langsung berhenti menangis, namun masih sedikit terisak. Ia menatap kearah stiker Buzz Lightyear yang dipasang dokter Choi di atas kapas yang menutupi bekas suntikannya. Dokter Choi merapikan peralatannya dan membawanya ke mejanya, sementara Daehan turun dari kasur lalu segera menggandeng tangan sang kakak.

"Daehan suka gummy bear kan?" tanya dokter Choi sambil membuka laci mejanya. Ia mengambil sebuah bungkusan berwarna biru lalu menghampiri Daehan. Ia menyodorkan bungkusan biru itu pada Daehan. "Karna Daehan sudah jadi anak pintar dan berani, dokter kasih hadiah gummy bear"

Daehan langsung menerima bungkusan berwarna biru yang ternyata berisi gummy bear itu. "Bilang apa sama dokter?" tanya Soora.

"Kamcahamnida" ujar Daehan pelan.

Dokter Choi terkekeh lalu mengusap airmata yang tersisa di pipi Daehan. "Sama-sama. Cepat sembuh ya Daehan" katanya sambil tersenyum manis.

"Kamsahamnida dokter Choi" kata Soora. Setelah itu keduanya keluar dari ruangan dokter Choi.

"Ayah mana?" tanya Daehan.

"Ayah ada pekerjaan" jawab Soora. Pak Kim sudah menunggu mereka di depan ruang praktek Dokter Choi ketika mereka keluar. Pria paruh baya bernama lengkap Kim Woojin itu menyambut keduanya dengan senyum hangat kebapakannya yang khas, lalu mengangkat Daehan ke gendongannya sementara tangan satunya menggandeng tangan mungil Soora, membawa kedua anak itu menuju tempat parkir rumah sakit. Pak Kim menurunkan Daehan dan membuka pintu belakang mobil, lalu kedua anak bermarga Do itu langsung duduk di baby seat mereka masing-masing. Si kecil Daehan bahkan sudah tak memerlukan bantuan Pak Kim lagi untuk naik ke baby seatnya. Pak Kim hanya membantu memasangkan seatbelt setelah memastikan kedua anak itu duduk dengan benar.

"Terima kasih ya ahjussi" kata Soora sesampainya mereka di rumah.

"Sama-sama" jawab Pak Kim. Soora dan Daehan adalah satu-satunya alasan kenapa Pak Kim masih bertahan bekerja pada Shin Jihan meski perangai majikannya itu kurang baik.

Soora adalah anak yang baik dan sopan, begitu pula dengan Daehan. Meski Jihan adalah wanita yang dingin  dan berwajah jutek, namun perangai Soora dan Daehan sama sekali tidak mencerminkan perangai ibu mereka. Mungkin karena mereka berdua dididik dengan baik oleh ayah mereka.

Kedua anak itu sangat mandiri. Bagi Pak Kim, Soora dan Daehan adalah anak-anak paling kuat dan mandiri yang pernah ia kenal. Pak Kim sudah bekerja untuk Kyungsoo ketika Soora masih bayi, jauh sebelum Jihan dan Kyungsoo bercerai. Setelah Jihan dan Kyungsoo bercerai, Pak Kim memilih untuk bekerja untuk Jihan karena pria itu entah kenapa merasa punya tanggung jawab pada anak perempuan Do itu. Pak Kim sudah menjadi saksi bagaimana Soora bertumbuh seorang diri selama bertahun-tahun, tanpa ditemani sosok ibu. Pak Kim jugalah yang menyaksikan bagaimana keadaan membentuk karakter Soora yang agak tsundere, dan membuatnya terpaksa menjadi lebih dewasa dari anak-anak seusianya pada umumnya.

Father: dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang