Hari ini adalah hari keempat kematian Jihan, yang artinya jenazahnya akan dikuburkan hari ini. Pagi-pagi sekali, Kyungsoo, Soora, Daehan, Shiha, beserta seluruh anggota EXO sudah siap di rumah duka. Keluarga Kyungsoo juga hadir disana, beserta beberapa kerabat jauh dan teman dekat Jihan.
"Kakak sudah siap?" tanya Kyungsoo sambil menoleh kearah putrinya yang berdiri di sebelahnya. Anak itu tengah memeluk sebuah figura berisi foto sang ibu yang sedang tersenyum manis. "Sudah, ayah"
Kyungsoo yang memegang tulisan nama Jihan mulai berjalan, memimpin di depan. Di sampingnya, Soora dan Daehan juga ikut melangkah bersamanya. Di belakang ketiga orang itu, kedelapan anggota EXO membawa peti mati Jihan keluar dari rumah duka. Sisanya semua berjalan di paling belakang, di belakang peti mati.
Kyungsoo berjalan pelan, langkahnya terasa begitu berat. Meski begitu, dia harus terus melangkah. Soora dan Daehan sudah tak menangis lagi, tapi mata mereka masih bengkak dan merah, membuat siapapun merasa iba tiap kali melihat kedua anak itu.
Rombongan itu kini telah tiba di luar rumah sakit. Sebuah limosin hitam telah menanti di depan pintu keluar rumah sakit. Kyungsoo telah membayar mahal agar tak ada wartawan yang bisa datang hari ini. Sesampainya di belakang limosin, Kyungsoo, Soora, dan Daehan segera minggir, memberi jalan bagi kedelapan anggota EXO yang akan memasukkan peti ke dalam limosin itu. Setelah peti itu diletakkan di dalam limosin, kedelapan pria itu mundur teratur, memberi ruang bagi Kyungsoo, Soora, dan Daehan. Mereka bertiga segera mendekat, Kyungsoo dan Soora meletakkan tulisan nama dan foto Jihan diatas peti yang sudah tersimpan dalam limosin itu. Kemudian, mereka bertiga membungkuk dalam ke arah peti itu, diikuti dengan semua yang hadir disana yang juga membungkuk.
Selesai dengan urusan peti dan lainnya, Kyungsoo beserta kedua anaknya langsung masuk ke dalam limosin, sementara staff diluar menutup seluruh pintu limosin dan mempersiapkan keberangkatan mereka. Ketiga manusia yang tengah berduka itu tak mengucapkan sepatah kata pun, mereka hanya terdiam sambil memegang tangan satu sama lain, berusaha saling menguatkan.
Mobil limosin itu melaju dengan kecepatan sedang menuju pemakaman yang berada di desa kelahiran Jihan di daerah Gangwon-do. Memang agak jauh dari Seoul, namun Kyungsoo merasa tempat itu paling cocok untuk menguburkan jenazah Jihan. Selain itu, Kyungsoo juga masih ingat bahwa Jihan begitu menyukai desa kelahirannya, sehingga dipilihlah lokasi itu.
Setelah proses pemakaman selesai, seluruh keluarga serta anggota EXO perlahan meninggalkan area pemakaman, menyisakan Kyungsoo dan kedua anaknya yang masih enggan untuk meninggalkan sosok terkasih mereka di peristirahatan terakhirnya. Lama ketiga orang itu berada disana, berbincang dengan angin seolah ada Jihan di hadapan mereka. Terakhir, usai berpamitan, ketiganya kembali membungkuk selama beberapa menit, memberikan penghormatan yang paling terakhir untuk Jihan, sosok wanita yang begitu berharga bagi mereka.
———
"Annyeong haseyo daepyonim" Kyungsoo membungkuk sopan kala Lee Sooman memasuki ruang rapat.
Sooman membungkuk sedikit lalu duduk di seberang Kyungsoo dan Johan. "Ada hal penting apa yang mau kalian bahas denganku?"
"Ehm, begini daepyonim" Johan berdehem. Ia tampak gugup.
"Maaf aku melanggar kontrak, tapi aku sudah punya tiga orang anak daepyonim" ujar Kyungsoo langsung pada intinya. Johan langsung memelototi Kyungsoo.
Gila, dia benar-benar tak ada basa-basi sedikitpun, benar-benar straightforward! Astaga rasanya aku mau mati karena deg-degan. batin Johan. Sebenarnya Johan sendiri juga baru tahu tadi pagi kalau Kyungsoo telah memiliki tiga orang anak, dan sampai saat ini ia masih tak bisa berhenti mengumpati betapa gilanya Kyungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Father: dks
FanfictionDo Kyungsoo x OC Kisah ini tentang Do Kyungsoo, salah satu vokalis utama boygroup fenomenal sekaligus aktor yang sedang berada di puncak popularitasnya. Kisah ini tentang lelaki yang nampak seperti seseorang yang benar-benar tak pernah berpikir untu...