Chapter 2 | Cute

3.1K 363 42
                                    





Pagi harinya, setelah menyelesaikan sarapan, Lisa mengantar Jungkook dan Jungsan kedepan mansion. Kedua laki-laki itu akan berangkat bersama-sama dalam satu mobil. Itu kemauan Lisa sebab tidak mau anak dan Ayah itu menjadi jauh.

"Belajar dengan benar, okay?" Jungsan mengangguk, memejam saat Lisa mencium pipinya. Remaja laki-laki itu memeluk singkat Ibunya dan berlalu masuk kedalam mobil yang mesinnya telah dipanaskan lebih dulu oleh Verdick.

Kini Lisa beralih menatap Jungkook yang menatapinya dengan muram. Pria itu merajuk karena Lisa tidak memberikannya ciuman pagi saat mereka terbangun diatas ranjang. Lisa terkekeh, merapikan jas pria itu dan memeluk tubuh besar Jungkook. Karena tidak mendapat respon apapun, Lisa memilih membubuhkan kecupan pada bibir Jungkook.

"Tidak usah marah." Kata Lisa saat melihat ekspresi suaminya masih sedatar pagi tadi.

Lisa merapikan rambut Jungkook yang memanjang, ketika pria itu menunduk, ia memejamkan mata karena tahu pria itu akan melakukan apa.

"Jangan keluar, jangan mandi disiang hari, jangan lupakan makan siangmu." Lisa mengangguk, saat Jungkook akan memberi ciuman lagi, Jungsan memekik dari dalam mobil.

"Cepatlah! Aku sudah terlambat!"

Jungkook mendecak, tapi tidak urung untuk mencium dahi istrinya.

"Hati-hati." Pesan Lisa pada Jungkook.

Lisa melambai, saat gerbang kembali ditutup, ia masuk dan terkejut saat menemukan Caewon dibelakangnya dengan kepala tertunduk.

"M-maaf, Nyonya." Cicit Caewon sambil berkali-kali membungkuk. Ia sempat mendengar dari sang Ibu, jika siapapun yang berani mencari masalah dengan Nyonya-Nya itu, Jungkook tidak akan segan-segan untuk membunuh orang itu.

Lisa tersenyum tipis, ia menjawab bahwa Caewon tidak salah.

"Sudah makan?" Tanya Lisa dan mendapat gelengan lemah dari Caewon. "Makanlah, Caewon-ssi. Jangan pernah sungkan, anggap saja aku ini kakakmu."

Caewon mengangguk segan, ia terjingkrat saat Hena datang dan menepuk bahunya. "Jatah makanmu sudah aku siapkan, Cae. Makanlah." Caewon mengangguk, ia membungkuk pada Lisa dan berlalu kedapur.

"Caewon baik-baik saja?" Lisa bertanya pada Hena sambil menatap kepergian Caewon.

Hena menghela napas, "Mungkin." Lirihnya khawatir.





•••




"Aku sudah menyebarkan brosur dan memajang papan iklan untuk mendapatkan sekretaris baru untukmu." Jimin berujar sambil terus mengikuti langkah Jungkook dibelakang pria itu.

"Bagus." Cetus Jungkook. "Apa agendaku hari ini?" Imbuh Jungkook tanpa menghentikan langkahnya.

Jimin membuka buku agenda yang selalu ia bawa saat bekerja. "Tidak ada. Aku sudah mengecek laporan keuangan kemarin dan semuanya aman."

"Oh ya, minggu depan acara tahunan, kau akan mengadakan acara apa?" Tanya Jimin. Acara tahunan yang Jimin maksud adalah ulang tahun kantor Jungkook yang sudah hampir berjalan selama 80 tahun. Dari kakek Jungkook, Ayah Jungkook, lalu diwariskan pada Jungkook. Biasanya, Jungkook akan mengadakan miniparty yang tidak pernah ia hadiri. Semata-mata hanya untuk menghibur para pekerjanya saja.

"Variety show, mungkin." Jawab Jungkook asal. Jimin membulatkan matanya, tumben-tumben sekali Jungkook ingin mengadakan acara seperti itu.

MPH SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang