"OPPA!" Napas Lisa terengah-engah, ia mengerjapkan netranya berkali-kali dan menatap sekeliling dengan mata berair. Ia memejam singkat kala menyadari jika kejadian beberapa menit yang lalu hanya sebuah mimpi buruk.
Wanita itu mengusap dahinya yang basah akibat keringat dingin. Ia melirik jam dinding yang ternyata tidak bergerak. Jam itu mati. Ia yakin ini masih siang, karena cahaya masih dapat ia lihat dari pintu kaca balkon. Lisa mendudukkan tubuhnya, meringis kala merasakan dibawah sana masih terasa sakit.
Sementara disisi lain, Jungkook baru saja sampai dimansioannya. Ia melirik Caewon yang tengah mengelap meja diruang tengah, sementara pelayan lain sibuk menyiapkan makan siang.
Ketika ia melihat Hena, ia mendekat dan bertanya pada wanita paruh baya itu.
"Istriku sudah makan?"
Hena mendongak, ia sedikit mengerutkan hidung sebab menghirup aroma alkohol dari Jungkook.
"Nyonya tidak mau makan." Balasnya sedikit merasa jengkel.
Jungkook mendesis tajam, umpatan masih dapat Hena dengar dan setelahnya pria itu hendak menekan tombol lift, namun suara seseorang telah lebih dulu menghentikan pergerakannya.
"Maaf, Tuan.. Tuan muda datang bersama Kakek dan Neneknya." Ferry menunduk saat Jungkook menoleh menatapnya. Pria itu mendesah kasar, kembali memutar langkah menuju keruang tengah.
Jungkook menatap dingin kearah kedua orangtuanya, sementara Jungsan telah berlalu naik kelantai atas untuk menemui Ibunya, dan anak itu tidak tahu jika pintu kamar orangtuanya telah dikunci oleh Ayahnya.
"Kenapa kalian kesini?" Tanya pria itu tidak sopan.
Jeon Young-Guk mengetatkan rahang, ia berdiri dari duduknya dan menunjuk wajah Jungkook dengan mata menatap tajam kearah Jungkook.
"Bicara yang sopan pada kedua orangtuamu, Jeon Jungkook!!" Teriakan Young-Guk berhasil membuat para pelayan yang tengah bekerja diarea ruang tengah berlari terbirit-birit untuk bersembunyi karena takut. Heira mengusap lengan suaminya, berusaha menyalurkan ketenangan namun ia tahu jika itu tidak akan mempan sebab Young-Guk adalah pria yang keras kepala, sama seperti Jungkook.
Jungkook memutar bola mata malas, memasukkan kedua tangan kedalam saku celana dan menatap Ayahnya dengan tatapan remeh.
"Katakan apa yang ingin kau bicarakan."
Young-Guk mengepalkan kedua telapak tangan. "Apa yang kau lakukan pada Lisa!?"
Jungkook menaikkan sebelah alis. "Apapun itu bukan urusanmu."
"Jungkook." Heira melirih, matanya nampak berkaca-kaca.
"Kau menyakiti istrimu, Jungkook! Kau menyiksa menantu kami!" Young-Guk membentak, ia tidak bisa diam saja ketika Jungkook melampiaskan sifat tempramentalnya pada menantunya.
"Dia istriku! Itu adalah hakku!"
"Lisa mungkin akan meninggalkanmu jika kau terus melakukannya, Jeon!"
Ucapan Young-Guk berhasil membuat Jungkook naik pitam. Pria itu mengepalkan kedua tangannya yang berada didalam saku celana.
"LISA TIDAK AKAN KEMANA-MANA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
General Fiction[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."