Bacanya pelan-pelan aja, biar berasa lama:)
Lisa menatap nanar benda yang berada ditangannya. Ia sudah mengecek berulang kali menggunakan alat yang berbeda, sudah memastikannya berkali-kali namun hasilnya tetap sama. Ia positif hamil.
Air matanya menggenang dipelupuk, ia tidak bisa bereaksi sebab ia pun tak tahu apa yang harus ia rasakan. Haruskah ia merasa senang atas anugrah yang tuhan berikan pada keluarganya? Ataukah ia merasa sedih sebab ini belum waktu yang tepat karena hubungannya dengan Jungkook sedang tidak baik-baik saja.
Lisa bingung, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini selain menangis. Lisa benar-benar merasa bingung. Kemudian, ketika mendengar pintu kamar mandi diketuk dari luar, Lisa segera membukanya dan memeluk Hena yang terkejut disana.
"Hey, ada apa?" Hena langsung mengusap punggung Lisa yang bergetar. "Kau baik-baik saja?"
Lisa menangis dibahu Hena, dengan suara pelan ia lantas menjawab. "A-aku hamil lagi."
Hena melepas pelukan Lisa dan menatap Lisa dengan tatapan berbinar, ia memegang kedua tangan Lisa dengan gembira.
"Benarkah?! Ini kabar baik, Lalisa! Tuan Jungkook pasti senang mendengar kabar ini!" Serunya menggebu-gebu.
Lisa menggeleng, dan tentu itu membuat Hena mengernyit bingung. "Kenapa? Kau tidak mau hamil lagi?" Tanyanya cemas.
"T-tidak, bukan itu maksudku, Hena. A-aku hanya belum siap."
Hena menghela napas pelan, ia mengerti apa yang Lisa rasakan saat ini. Lisa dan Jungkook sedang berjauhan, sulit bagi Lisa jika harus menjaga calon bayinya seorang diri apalagi dengan keadaan keluarganya yang berantakan.
Hena mengusap lembut bahu Lisa. "Bicaralah dengan suamimu, Lalisa. Dia sudah cukup mendapat hukuman."
•••
Jungkook mendadak merasa mual saat menghirup aroma mocachino yang disediakan oleh seorang pelayan restoran yang dipesankan oleh Jimin. Mereka sekarang tengah beristirahat karena kini sudah menginjak waktu makan siang.
"Ada apa denganmu?" Jimin mengernyit heran saat melihat Jungkook menjauhkan cangkir berisi mocachino bahkan sampai menutup hidungnya dengan selembar tisu.
"Baunya tidak enak." Sahut Jungkook.
Jimin semakin bingung saat mendengar jawaban Jungkook. "Kau yang memintaku memesankannya."
"Aku tidak suka baunya."
Jimin menggelengkan kepala, ia berdiri dengan terpaksa dan mengembalikan mocachino itu kepada pelayan.
Jungkook memijat pelipisnya, kepalanya terasa begitu pening dan perutnya terasa mual.
"Jung, kau baik-baik saja?" Jimin yang sadar akan perubahan yang dialami Jungkook langsung bertanya.
Jungkook tidak merespon, hanya menunduk sambil sesekali menekan pangkal hidungnya.
"Kapan rapat terakhir dilangsungkan?"
"Besok pagi."
"Setelah itu?"
"Kita bisa kembali ke Seoul."
Tidak ada balasan lagi dari Jungkook, pria itu hanya menunduk dan menahan supaya tidak kabur dari sini karena terlalu merindukan Lisa.
•••
"Belikan aku jjangmyeon, steak, dan salad buah."
Jimin menaikkan sebelah alis, ia menatap Jungkook yang duduk diatas sofa sambil menonton siaran televisi yang berada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
General Fiction[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."