God, telat banget😖
Lisa sibuk mengusap kepala Jungkook dengan lembut atas permintaan dari pria itu sendiri. Setelah meminum obat pereda demam dan vitamin, Lisa menyuruh Jungkook untuk beristirahat. Setidaknya, sampai pria itu pulih dari demamnya.
"Jangan pergi." Pelukan Jungkook mengerat pada pinggang Lisa, mata pria itu terpejam namun Lisa tahu jika pria itu tidak tidur.
"Aku disini, Oppa. Aku tidak akan kemana-mana."
Sepuluh menit telah berlalu, Lisa sudah dapat mendengar dengkuran halus Jungkook, itu artinya pria itu sudah terlelap.
Wanita itu membenarkan letak kepala Jungkook, ia mencium dahi pria itu dan memutuskan untuk pergi kekamar anak-anak untuk mengecek keadaannya.
Menjadi seorang Ibu sangat beresiko dan harus menggenggam kuat rasa tanggung jawab. Terlepas dari itu, anak'pun seharusnya mengerti bagaimana harus menghormati orang tua dengan benar.
•••
Jarum pendek telah menunjuk angka tujuh. Kini sudah malam, Jungkook baru saja terbangun dari tidurnya yang lelap. Pria itu meregangkan persendiannya. Mengedarkan pandangan dan tersenyun ketika menemukan presensi Lisa tengah duduk dikursi rias sambil menyisir rambut panjangnya. Sepertinya wanita itu baru selesai membersihkan tubuh.
Jungkook menegakkan tubuh, bersandar pada sandaran ranjang dan menatap Lisa dengan lama. Kemudian, saat wanita itu menoleh, tatapan mereka bertemu. Lisa mengulas senyum manis, berdiri dan menghampiri Jungkook.
"Sudah mendingan?" Ujarnya sambil menempelkan punggung tangannya pada leher pria itu.
Jungkook tidak menyahut, malah meraih tangan Lisa yang tadinya berada dileher dan menariknya agar duduk bersama diranjang.
Pria itu memeluk tubuh wangi Lisa, menciumi pundak wanita itu berkali-kali dan mengusak hidungnya pada perpotongan leher jenjang Lisa.
"Aku merindukanmu." Pria itu melirih, semakin mengeratkan pelukan seolah tidak mau terpisah jarak sedikitpun dengan Lisa.
Lisa mengerjap bingung, ia tidak tahu harus membalas dengan tindakan apa sehingga ia hanya bisa diam seperti patung. Ketika tidak mendengar balasan apapun dari Lisa, seketika itu membuat Jungkook panik dan kecewa setengah mati. Pria itu mendongak dengan mata berkaca-kaca, menatap wajah Lisa dengan sedih.
"Kenapa tidak membalas? Kau tidak rindu padaku? Kau sudah tidak cinta lagi padaku?" Tanyanya bertubi-tubi.
Lisa terkekeh dan mengusap rahang tegas pria itu yang sedikit ditumbuhi bulu halus.
"Oppa sudah mengatakannya berkali-kali."
Jungkook memajukan bibir, wajahnya cemberut dan itu terlihat sangat lucu dimata Lisa.
"Kau sudah tidak cinta padaku." Cicitnya pedih.
Lisa menggeleng tidak membenarkan. "Siapa bilang? Aku sangat-sangat-sangat mencintaimu."
"Benarkah?"
Lisa mengangguk. "Tentu saja." Sesederhana itu, senyuman pria itu langsung kembali merekah. Jungkook memeluk Lisa lebih erat, mengecupi pipi wanita itu dengan gemas.
"Aku juga sangat-sangat-sangat mencintaimu, sayang."
•••
Keesokan paginya, Jungkook dibuat panik karena tidak mendapati Lisa didalam pelukannya. Namun, sebuah notes ia temukan diatas nakas bersama nampan berisi sarapan berupa susu dan roti bakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
General Fiction[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."