Lisa tengah bermain bersama Jekyong dan Jeynsa diruang keluarga. Mereka duduk diatas karpet berbulu dengan banyak mainan yang berserakan disekitarnya. Hena ikut menemani walau hanya bisa mengawasi, sebab ia sudah rentan dan punggungnya suka sakit tiba-tiba.
Lisa menarik dua lembar tisu saat melihat air liur Jeynsa keluar dan mengotori pakaian bagaian kerah. Wanita itu dengan telaten membersihkannya dan membuang tisu bekas itu pada kotak kardus yang berada didekatnya. Sengaja menyiapkan benda itu supaya bisa lebih dekat membuang sampah.
Beberapa menit kemudian, Caewon datang dengan kain lap digenggamannya. Gadis berambut sebahu itu menunduk hormat pada sang majikan.
"Nyonya."
Lisa mendongak, ada senyuman yang tersemat pada wajahnya.
"Hey, Caewon." Sapa wanita itu dengan ramah.
"Nyonya.. ehm, boleh hari ini sa-saya ijin keluar rumah?" Dengan sedikit gugup, Caewon berkata demikian.
Hena yang berada disana ikut menoleh, menatap Caewon.
"Oh, tentu saja boleh."
Caewon menghela napas lega dan langsung membungkuk pada Lisa. "Terima kasih, Nyonya. Saya janji akan sebentar."
Lisa tersenyum manis. "Kau bisa menyuruh Vick atau Ferry untuk mengantarkanmu."
Caewon menggeleng, bahkan sampai mengibaskan kedua tangan didepan wajah. "Tidak perlu, Nyonya. Saya hanya ingin berkunjung kerumah."
"Ibumu sudah benar-benar pulih?" Kini, Hena yang melontarkan pertanyaan.
Caewon menatap Hena dan mengangguk, senyumnya yang jarang terlihat, kini muncul. "Iya. Kemungkinan, Ibu akan berkerja lagi disini."
"Wah! Itu kabar baik." Lisa berseru. Ia lantas menambahkan kembali. "Maaf tidak ikut mengunjungi Bu Sukyeong. Aku cukup kerepotan menjaga Jeyn dan Jek."
"Tidak apa-apa, Nyonya. Uang yang anda titipkan untuk pengobatan Ibu sudah lebih dari cukup."
"Titipkan salamku untuk Ibumu, ya?"
"Tentu. Pasti akan saya sampaikan."
•••
Jungsan dan Jinwoo kini tengah berada dikantin sekolah. Sedang menikmati semangkuk ramen dengan kuah pedas kesukaan Jinwoo. Agaknya hanya Jinwoo yang menikmati, sementara Jungsan hanya terdiam sedaritadi.
"Eumm~ kau harus mencoba ini!" Jinwoo berujar ketika mulutnya masih dipenuhi dengan ramen dan kimchi. Ia mengambil kimchi yang berada diatas piring dan menaruhnya kedalam mangkuk ramen milik Jungsan yang belum tersentuh.
"Ayo, makan!" Kini Jinwoo bahkan sampai mencoba menyuapi Jungsan.
Jungsan menghela napas panjang, menerima suapan Jinwoo dan mendapat kekehan dari sahabatnya itu.
"Anak pintar." Gumam Jinwoo dan kembali menikmati makanannya.
"Oh ya, omong-omong.." Jinwoo berhenti bicara, ia menelan makanannya dan kembali melanjutkan kalimatnya. ".. gadis yang berada dirumahmu.. apa dia masih sekolah?"
Jungsan yang awalnya hanya terdiam dengan pikiran berkelana kemana-mana, kini teralihkan sempurna pada presensi Jinwoo saat mendengar ucapan dari pemuda itu.
"Huh?" Gumam Jungsan kebingungan.
Jinwoo mendecak. "Gadis manis itu, yang sempat mengantarkan minuman." Ia mengangkat kedua tangannya sampai sebatas leher. "Yang rambutnya pendek."
"Maksudmu.. Caewon?"
"Mungkin." Jinwoo menyengir kuda. "Sejujurnya, aku tertarik pada gadis itu, hehe~"
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
Fiksi Umum[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."