Dalam menjalani kehidupan berumah tangga itu tidak mudah. Ada banyak hal baru yang harus dipelajari dan dipahami. Bertengkar adalah bukan hal yang baru dalam sebuah hubungan. Itu hal yang wajar. Namun walau demikian, salah satu dari mereka harus bisa mengontrol diri agar tidak membuat perdebatan semakin panjang dan berakhir menjadi masalah yang membawa kata berpisah.
Sulit, memang sulit rasanya mengalah apalagi itu bukan karena kesalahan kita sendiri. Tapi sekali lagi, jika kita hanya mementingkan ego, mempertahankan apa yang menurut kita benar, mungkin masalah tidak akan tuntas. Mengalah bukan berarti kalah, dan lelah bukan berarti menyerah.
Lisa menarik napas dalam, menghembuskannya secara perlahan. Ia menarik selembar tisu diatas nakas, mengusap air matanya yang sudah sulit keluar karena saking lamanya ia menangis. Matanya memerah, terasa perih dan berat. Kepalanya terasa berdenyut sakit, namun rasa sakitnya tak sebanding dengan rasa sakit hatinya pada Jungkook.
Lisa sudah mencoba mengerti, sudah mencoba memahami apa yang Jungkook miliki. Lisa sudah mencoba menerima Jungkook dengan segala sifatnya. Tapi, mengapa Jungkook seolah tidak ingin mengerti apa yang Lisa miliki? Mengapa Jungkook tidak ingin memahami kehidupan Lisa? Seolah-olah, Lisa itu adalah sebuah robot, robot yang dikendalikan oleh Jungkook. Egois. Jungkook sungguh egois, selalu ingin menang sendiri sementara ia tidak mau melihat kearah orang yang mendapat tekanan atas apa yang ia lakukan.
Lisa menatap kedua kakinya yang dirantai oleh Jungkook. Pria itu mengikatnya dengan kuat hingga kakinya terasa kebas dan perih. Semalam, berjam-jam pria itu menyentuhnya. Melakukannya dengan brutal dan tidak berperasaan. Jungkook mengikat sepasang tangannya, menutupi kedua matanya dengan dasi dan mengoyak pakaian wanita itu hingga hancur tak berbentuk.
Lisa memohon, sudah memohon berkali-kali agar pria itu berhenti, namun seakan tuli, Jungkook tetap menggempurnya dengan kasar. Pria itu mengatakan, ini hukuman. Hukuman untuk wanita pembangkang. Mengapa? Mengapa Jungkook tidak pernah mencaritahu kebenarannya? Mengapa Jungkook menganggap Lisa yang salah disini?
Ya, Lisa harus nengetahui sifat baru suaminya, yaitu egois.
Banyak sekali yang harus Lisa terima, banyak sekali yang harus Lisa pahami dan mengerti. Sifat posesif, tempramental, keras kepala, dominan, dan sekarang egois.
Lisa juga ingin menjadi egois, menjadi jahat, menjadi apa pembangkang agar Jungkook juga merasakan apa yang Lisa rasakan. Tapi Lisa tidak mampu, Lisa terlalu lemah. Ia tidak ingin menyakiti perasaan siapapun disini. Ia hanya seorang manusia, yang diciptakan tuhan untuk menjadi apa yang mampu ia lakukan.
Saat pintu terbuka, ia dapat melihat presensi pria itu disana. Mengenakan setelan jas kerja, dengan nampan berisi makanan disalah satu tangannya. Pria itu duduk disebelahnya, seringai mengerikan pria itu ukir dibibir, membuat Lisa memalingkan wajah dengan angkuh.
"You hungry, princess?"
Lisa diam, karena menurutnya itu akan lebih baik.
"Baiklah, aku suapi." Jungkook meletakkan nampan diatas kedua paha, mengambil mangkuk berisi bubur padahal Lisa tidak sakit. Pria itu kemudian mengangkat sendok yang sudah berisi setengah bubur, menghadapkan langsung pada mulut Lisa yang masih terkatup rapat.
"Open your mouth."
Lisa masih tetap bergeming, malah memalingkan wajah. Jungkook menggeram, ia meletakkan nampan diatas nakas dan mencengkram rahang Lisa dengan kuat, memaksa agar Lisa mau membuka mulutnya. Lisa memberontak sampai sesendok bubur itu terjatuh membentur lantai, kedua tangannya memang terbebas dari ikatan rantai.
Jungkook menggerang seperti singa, menghempas seluruh benda yang berada dinakas hingga berserakan dan pecah dilantai. Selepas itu, ia memegang bahu Lisa kencang. Mengguncangnya dan berteriak didepan wajah wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
General Fiction[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."