Nggak cukup?
Yaudah Author kasih lagi.Jungkook memandang jengkel kearah Seokjin yang duduk santai diatas sofanya sambil sesekali menyeruput kopi yang beberapa menit yang lalu disediakan oleh Yongna.
"Kapan kau pergi?" Mendengar pertanyaan yang keluar dari belah bibir Jungkook, membuat Seokjin mendecih sinis. Pria itu meletakkan secangkir kopinya diatas meja, ia menaikkan kaki kirinya keatas kaki kanan.
"Tanyakan pada istriku." Sahutnya cuek.
Jungkook menyugar rambutnya kebelakang. Ia berdiri dari duduknya, akan melangkah namun Seokjin menahan tangannya.
"Tunggu dulu! Jangan membentak istriku, dia sedang berada dalam mood yang buruk."
"Apa aku harus peduli?"
Seokjin menggeram, ia ikut berdiri. "Sialan! Kalau begitu, aku saja yang mencari istriku!" Pria itu kemudian melangkah menuju lift, menekan salah tombolnya dan masuk saat pintu lift terbuka.
Jungkook memutar kedua bola matanya, ia kembali duduk disofa sembari memainkan ponselnya. Sejenak, ia berfikir apa yang dilakukan istrinya dan Jisoo diatas hingga mereka berdua begitu membuang waktu banyak. Selagi Jisoo tidak membicarakan pria lain, atau menghasut pikiran Lisa, Jungkook rasa tidak ada yang perlu dirisaukan. Hanya saja, bisakah Seokjin dan Jisoo pergi dulu? Jungkook ingin memeluk istrinya diatas ranjang seharian tanpa ada gangguan.
Beberapa menit kemudian, Seokjin, Jisoo, dan Lisa turun. Kedua wanita itu tertawa bersama sambil berbicara yang Jungkook tidak tahu apa topik dari pembicaraan itu sampai membuat istrinya tertawa selepas itu. Perut Jisoo tampak membesar dan membulat, dan tentu itu ulah suaminya. Seokjin mengekori dari belakang, sebelah bahunya terdapat tas jinjing bermerk Dior milik Jisoo.
Saat sampai diruang tamu, Jisoo dan Lisa duduk disofa panjang. Masih berbicara seolah mereka tidak menyadari keberadaan Jungkook disana.
"Baiklah, sepertinya kani harus pulang." Jisoo melirik presensi Jungkook dari ujung matanya.
Lisa nampak cemberut. "Kenapa cepat sekali?"
Mendengar ucapan Lisa, membuat Jungkook mengernyitkan dahi. Ia hendak berkomentar, namun urung kala Jisoo lebih dulu bersuara.
"Kami harus kerumah Jennie, lalu Rose dan teman-teman Seokjin Oppa lainnya."
Lisa menarik senyum tipis, ia mengangguk dan memeluk Jisoo sekilas. Keduanya berdiri, Lisa mengantarkan Jisoo dan Seokjin sampai kepintu utama ditemani Jungkook.
"Jangan lupa datang, ya? Ajak juga anak-anak."
Lisa mengangguk menanggapi ucapan Jisoo.
"Kami pulang dulu, Lisa-ssi." Ujar Seokjin.
"Pulang saja." Jungkook menyahut dengan nada dingin. Lisa yang mendengar, langsung menegur dengan mencubit pinggang pria itu.
"Baiklah. Sampai jumpa."
"Hati-hati dijalan."
•••
"Ayolah, Oppa.. lagipula acaranya tidak meriah."
"No." Lisa memejam singkat, ia mendesis dan mendudukkan bokongnya dengan kasar diranjang.
"Mereka akan kecewa jika aku tidak datang."
Jungkook mengalihkan pandangan dari ipad yang ia genggam, menatap lurus-lurus kearah Lisa. Pria itu mendesah panjang, sejujurnya ia tidak ingin menolak kemauan Lisa, hanya saja yang satu ini sedikit membuatnya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
Художественная проза[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."