Jungkook memijat pelan pelipisnya, membaca rentetan kalimat diatas lembar-lembar kertas membuatnya begitu pusing. Ia menekan kacamatanya yang sedaritadi sudah bertengger pada batang hidungnya yang runcing. Matanya melirik singkat arlojinya yang melingkar di lengan kiri. Sudah hampir pukul 11, dan pekerjaannya bahkan masih menumpuk.
Tangannya meraih ponsel, berniat menghubungi sang istri tapi sepertinya Lisa sudah tertidur, mengingat ini sudah hampir tengah malam. Tetapi Jungkook tetap mengetikkan pesan untuk Lisa, hanya untuk sekedar mengabari wanita itu agar tidak khawatir.
Mine!
'Aku akan lembur, sayang.'
'Jangan menungguku.'
'Jangan lupa pakai selimut.'
'Aku mencintaimu.'
'Tidur yang nyenyak.'
Jungkook meletakkan asal ponselnya. Ia sungguh merindukan istrinya. Ingin memeluk wanita itu diatas ranjang yang hangat. Mengingatnya, membuat Jungkook ingin segera pulang. Mandi, kemudian berbaring disisi istrinya yang selalu ia damba.
Ketika malam semakin larut, Jungkook akhirnya selesai mengerjakan pekerjaannya sampai pukul 3 pagi. Mata pria itu memerah, mungkin paginya matanya akan berkantung seperti panda.
Setelah merapikan mejanya yang semula berantakan, Jungkook lantas segera beranjak. Ia menuruni lift, masih ada sekitar lima sampai enam pegawai yang bekerja lembur. Jadi ia tidak sendirian digedung besar ini. Meskipun kantor sepi, Jungkook sama sekali tidak takut, toh kantor ini miliknya, tidak berhantu juga. Jikalau ada hantu, pasti hantunya sudah lebih dulu kabur karena hanya menatap mata tajam pria itu.
Sesampainya diparkiran mobil, ia menemukan seorang gadis disana. Memakai pakaian yang amat sexy, dan jalannya agak sempoyongan. Gadis itu meracau tak jelas, mengacak rambutnya kemudian berteriak memaki. Jungkook tidak ingin peduli, tidak ingin ambil pusing namun gadis itu bersandar dikap mobilnya. Jungkook mendengkus, ia menghampiri gadis itu.
"Menjauh dari mobilku." Ujarnya dingin.
Gadis itu mendongak, wajahnya memerah, rambutnya acak-acakan serta ada bekas air mata yang mengering pada pipinya. Gadis itu memberenggut, menatap Jungkook dengan sendu. Sudah dapat Jungkook tebak, jika gadis itu tengah mabuk.
Gadis itu melempar tasnya, berjalan mendekati Jungkook dengan pincang karena ia hanya memakai satu high heel, entah kemana lagi yang satunya, mungkin sudah hilang ditelannya.
"Oppa.." bibir merah wanita itu bergetar, matanya kembali berkaca-kaca. Penampilannya begitu memprihatinkan. "Kau kembali?" Imbuh gadis itu.
Jungkook mengernyit, memilih untuk masuk saja kedalam mobil. Namun, langkahnya terhenti kala gadis itu dengan lancang memeluknya dari belakang. Gadis itu terisak, menempelkan wajahnya pada punggung Jungkook.
"Sial!" Jungkook mendesis, jika saja yang sekarang memeluknya kini adalah seorang pria, mungkin sudah ia banting hingga lumpuh sekalian. Namun karena ini wanita, Jungkook masih bisa meredam emosinya walau tangannya sudah gatal ingin mencekik.
Pria itu menepis tangan-tangan kecil itu, segera berbalik, dan menatap tajam gadis itu yang meringis sambil mengusapi tangannya yang ditampik oleh Jungkook dengan keras.
"Don't touch me!" Peringatnya garang. Gadis itu mencebik, ia mendekat lagi namun Jungkook segera menjauh.
"Oppa, maafkan aku. Aku sungguh tidak berselingkuh, hiks." Gadis itu salah paham, ia kira Jungkook itu mantan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPH SEASON 2
Ficción General[M] "Just need to obey, then your life will be free from punishment."